Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Perburuan Roh Selesai (1)



Perburuan Roh Selesai (1)

Dengan domba dungu berjalan bersama mereka, Jun Wu Xie dan timnya memutuskan untuk berhenti berburu Binatang Roh. Mereka semua siap untuk kembali keesokan pagi dan itu akan menandai berakhirnya Perburuan Roh.     

Perburuan Roh memiliki arti yang berbeda-beda bagi setiap murid. Bagi sejumlah murid, itu mungkin sama saja dengan perburuan roh sebelumnya, dan bagi yang lain, itu mungkin sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Tetapi untuk kelompok murid yang lain, hidup mereka berakhir di situ, di dalam kegelapan Hutan Pertempuran Roh.     

Kelompok-kelompok murid itu mulai berdatangan kembali, gelombang demi gelombang. Beberapa kembali dengan gembira dan yang lain kembali dengan murung dan sedih. Banyak dari mereka yang menderita luka-luka di sekujur tubuh mereka yang sangat letih, dan dipapah oleh anggota kelompok mereka.     

Pemuda-pemuda yang sangat lelah yang telah bersusah payah di sepanjang Perburuan Roh sangat bersemangat karena akhirnya dapat meninggalkan Hutan Pertempuran Roh. Mereka yang kuat telah mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka dengan membunuh berbagai Binatang Roh, sementara mereka yang lemah selalu menjadi sasaran dan diburu oleh Binatang Roh yang tak mengenal ampun dan murid lain, harus berjuang hari demi hari dengan berlari dan bersembunyi, membuat itu menjadi pengalaman yang mengerikan bagi mereka.     

Para guru menghitung dan menjumlahkan murid yang kembali satu per satu dan mencatat jumlah batu roh yang mereka miliki. Beberapa memperlihatkan hasil yang mengagumkan dan yang lain kembali dengan tangan kosong, dan segala macam emosi terlihat di situ.     

Jun Wu Xie dan timnya kembali tepat waktu, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Ketika mereka berjalan menuju ke perkemahan, tempat itu sudah dipenuhi oleh murid lain yang kembali sebelum mereka. Bagi kebanyakan dari mereka, syaraf mereka selalu tegang selama tujuh hari terakhir dan mereka akhirnya bisa bersantai. Para murid berpelukan, berbagi pengalaman menegangkan yang mereka alami, menggunakan apa yang mereka lihat di Hutan Pertempuran Roh sebagai umpan, ditambah dengan sedikit efek dramatisasi. Tetapi tak ada yang menyanggah atau menggali lebih dalam tentang cerita mereka dan kebenarannya di saat itu, karena mereka semua hanya memerlukan hiburan, seraya mengistirahatkan tubuh dan hati mereka yang kelelahan.     

Ketika Jun Wu Xie dan kelompoknya kembali, para guru yang menghitung nilai mereka adalah seseorang yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Mereka yang berjumlah sedikit menyerahkan beberapa batu roh kelas rendah untuk mengesampingkan isunya, dan sepenuhnya mengabaikan alis para guru di hadapan mereka yang melengkung naik. Fan Jin awalnya berniat untuk menyerahkan semua batu roh yang dimilikinya.     

Tetapi ketika ia melihat bahwa Jun Wu Xie dan yang lainnya telah melakukannya, ia menyimpan sebagian besar batu rohnya dan hanya memberikan beberapa butir.     

"Fan Jin, ketika kau berpartisipasi dalam Perburuan Roh di masa yang akan datang, jangan berpasangan dengan murid-murid tak berguna lagi." Para guru yang bertanggung jawab untuk menghitung nilai mereka, setelah melihat hasil yang didapat Fan Jin, menjadi murung. Fan Jin selalu memiliki reputasi meroket di Akademi Angin Semilir dan karakternya yang jujur dan adil telah membuatnya terkenal di mata para guru. Walaupun ia adalah murid paling kuat dan paling hebat, mereka masih berharap banyak padanya.     

Ketika Fan Jin berpartisipasi dalam Perburuan Roh sebelumnya, ia mungkin bukan murid yang mengumpulkan batu roh paling banyak, tetapi hasilnya masih jauh melebihi kebanyakan murid lain. Namun kali ini, jumlah yang diserahkan Fan Jin, jauh lebih sedikit daripada apa yang didapatnya sebelumnya, dan semuanya hanya batu roh kelas rendah, tanpa satu pun batu roh kelas menengah.     

Guru itu tentu saja menyalahkan hasil Fan Jin yang buruk pada sekelompok begundal Jun Wu Xie dan murid-murid dari divisi cabang.     

Fan Jin memberikan guru itu senyuman kecil dan tak mengatakan apa pun.     

Selama Perburuan Roh tujuh hari terakhir ini, ia bahkan tak banyak bekerja keras. Dengan Qiao Chu dan teman-temannya di kelompoknya, tidak banyak kesempatan untuk membuat dirinya berguna.     

Setelah mencocokkan hasil mereka, Qiao Chu dan tiga temannya pergi ke perkemahan yang didirikan bagi murid-murid dari Divisi cabang. Jun Wu Xie mengucapkan selamat tinggal dan mereka baru saja hendak pergi ketika Fan Jin berlari menghampiri mereka.     

"Qiao Chu! Kawan-kawan! Tunggu sebentar!"     

Qiao Chu memutar kepalanya, bingung ketika melihat Fan Jin berlari menghampiri mereka, terengah-engah, tetapi dengan senyuman lebar di wajahnya.     

"Kakak Fan, ada apa?" Qiao Chu memiliki kesan baik terhadap Fan Jin.     

"Batu roh ini, semuanya untukmu." Fan Jin mengeluarkan batu roh yang tadi disembunyikannya dan memberikannya ke tangan Qiao Chu.     

"Mengapa kau tak menyerahkannya?" Qiao Chu terkejut, berat batu roh di tangannya mirip dengan apa yang mereka berikan pada Fan Jin ketika pembagian.     

Fan Jin menjawab, sedikit malu, "Untuk perburuan roh ini, aku tidak banyak membantu. Semua ini seharusnya menjadi milik kalian semua karena aku tak dapat mengambil kredit atas semua jerih payah kalian. Aku masih memiliki masalah yang perlu kupikirkan di sana, jadi aku akan jalan. Kita bicara lagi kapan-kapan." Dengan itu, Fan Jin pergi tanpa menunggu jawaban Qiao Chu.     

Qiao Chu menggaruk-garuk kepala belakangnya, dan Rong Ruo tertawa.     

Fan Jin mungkin sering kali sedikit kaku tetapi ia memiliki sifat yang benar-benar jujur dan lurus.     

Ia memang seorang pria yang baik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.