Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Buntut Kecil yang Bergoyang di Kegelapan (3)



Buntut Kecil yang Bergoyang di Kegelapan (3)

Alis Jun Wu Xie sedikit naik. Domba kecil itu tiba-tiba menundukkan kepalanya dan membuka mulut kecilnya lalu mulai mengunyah rumput hijau di sekeliling kaki Jun Wu Xie, terlihat sangat menikmatinya.     

"Binatang Roh ini tidak takut dengan manusia? Apakah ini karena kelasnya yang sangat rendah?" Qiao Chu berkata sambil tertawa terpingkal-pingkal. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu Binatang Roh yang bingung dan bodoh. Ketika Binatang Roh kelas rendah lain merasakan ada manusia di dekat mereka, mereka akan lari dan langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak. Tetapi domba kecil ini, bahkan setelah berulang kali diusik, kawan kecil ini tetap tidak takut dan masih terus melekat dengan mereka.     

Dan bahkan ia menikmati situasi ini!     

Tidak takut orang-orang ini akan membunuhnya?     

"Melihat ukurannya, kelihatannya domba ini masih sangat kecil dan dilahirkan belum lama sehingga masih tidak menyadari situasi di sekelilingnya, jelas tidak menyadari adanya bahaya." Rong Ruo berkata, merasa domba kecil ini sangat menggemaskan.     

"Apakah kau pernah melihat seekor domba yang baru saja lahir sudah memiliki bulu wol yang tebal seperti ini?" Qiao Chu menantang dengan alis naik, dan Rong Ruo tak dapat menjawab.     

Domba kecil itu kelihatannya tidak mendengar perkataan Qiao Chu dan terus saja mengunyah …. Bahkan kepalanya tidak diangkat sedikit pun.     

Jun Wu Xie menggeser kakinya ke samping dan memberikan ruang yang lebih lega bagi domba kecil itu untuk melanjutkan santapannya, tetapi ia tak menyangka bahwa setelah ia bergeser hampir dua langkah, domba kecil itu mengikutinya dari belakang, kaki kecilnya menapak di tanah.     

Jun Wu Xie menghentikan langkahnya dan domba kecil itu juga melambat, dan menundukkan kepalanya untuk lanjut mengunyah rumput.     

" …. Apakah itu berarti kawan kecil ini menyukai Xie Kecil? Aku tahu biasanya burung melewati tahap penyesuaian diri di sarangnya, tetapi domba … juga melakukan hal itu?" Qiao Chu bertanya, menggaruk kepalanya.     

"Mereka tidak melakukannya." Hua Yao menjawab dengan percaya diri.     

Cahaya mulai redup perlahan dan suhu di sekitar Danau Bulan Roh mulai turun. Jun Wu Xie dan kelompoknya sudah melewati hari yang panjang dan mereka perlu beristirahat. Mereka terus mengulang trik lama itu dan memanjat naik ke atas pepohonan!     

Domba kecil yang sedang makan rumput di sekitar kaki Jun Wu Xie melihat bahwa Jun Wu Xie tiba-tiba bergerak dan ia berhenti makan lalu berlari mengejarnya.     

Sayang ….     

Domba kecil itu melihat ke pohon yang setinggi langit dari tempatnya berdiri dan menatap Jun Wu Xie dari belakang seraya ia melesat naik ke ranting berdaun, dan keputusasaan memenuhi mata sang domba kecil yang berkaca-kaca.     

"Mbeekk~ Mbeekk~"     

"Mau membawanya naik?" Qiao Chu menatap ke bawah ke sebuah titik putih yang hampir tak terlihat dari pohon yang tinggi, berpikir bahwa domba kecil ini sangat kukuh.     

"Tidak perlu." Jun Wu Xie berkata dingin. Seraya ia menarik bajunya dan berbaring tidur, ia menjatuhkan sebuah botol porselen putih kecil yang dapat menjauhkan Binatang Roh dari tangannya ke samping pohon di bawah. Domba kecil itu terkejut dan melompat ke samping. Ketika domba itu tak melihat reaksi lain, ia berjalan mendekati botol itu dan menundukkan kepala kecilnya untuk mengendus dengan berhati-hati sebelum menyundul-nyundul botol itu dengan hidungnya.     

"Kau takut domba itu akan dimakan oleh Binatang Roh lain?" Qiao Chu melihat tindakan Jun Wu Xie dan ia bertanya dengan senyum lebar di wajahnya.     

Ia menyuruhnya untuk tidak memikirkan kawan kecil itu, tetapi Jun Xie telah berhati lembut dan menjatuhkan botol itu. Namun ada satu hal ….     

Qiao Chu curiga bahwa, dengan intelektual domba kecil yang rendah, apakah ia akan tahu bahwa botol itu bisa menjadi penyelamat jiwanya ketika keadaan berubah menjadi buruk?     

"Tidur." Jun Wu Xie membalikkan tubuhnya dan menutup matanya untuk beristirahat. Qiao Chu dan yang lain menyimpan pikiran di dalam benaknya dan pergi tidur, dengan kegembiraan menghiasi wajah mereka.     

Di bawah pohon, domba kecil yang keras kepala itu masih mengembik pelan. Setelah beberapa saat, malam datang dan kegelapan menyelimuti mereka Domba kecil di bawah pohon kelihatannya sudah lelah dan berhenti mengembik. Ia berputar-putar dengan kakinya dan berbaring di akar pohon untuk beristirahat. Setelah ia berbaring, domba itu tak lupa mengunyah rumput yang ada di tanah. Hanya saja kali ini, ia tak menelannya dan wajahnya mengernyit mual, dan ia segera memuntahkan rumput yang baru saja dimasukkan ke dalam mulutnya.     

"Mbeekk …."     

[Tidak enak, tidak enak sama sekali.]     

Domba kecil yang sedih merenung, seraya menutup matanya, tertidur pulas ketika merasa sedih, air mata kristal bergantung di ujung matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.