Tamparan Berurutan - Bentuk Keempat (2)
Tamparan Berurutan - Bentuk Keempat (2)
Lu Wei Jie selalu dipuja dan dipandang tinggi karena kekuatan spiritualnya yang luar biasa di antara para murid Akademi Angin Semilir. Tetapi sekarang ia melihat dirinya tergeletak di tanah dalam keadaan malang, tak berani protes sedikit pun.
Beberapa Prajurit Rui Lin mengelilingi dua puluh murid Akademi Angin Semilir dan melucuti pedang tajam dari pinggul mereka.
Cahaya berkilat dari besi dingin itu dan tiba-tiba, para murid mulai meratap dengan memelas.
"Tidak! Jangan! Jangan bunuh kami! Kami tidak bermaksud seperti itu! Kami telah menyadari kesalahan kami!"
Mereka telah menunggu dengan gelisah untuk menjarah dari mayat para Prajurit Rui Lin beberapa saat sebelum ini dan mereka kini mendadak menyadari tubuh mereka teronggok di atas tanah dingin yang keras. Ketika mereka menatap pedang tajam dan dingin yang dihujamkan ke arah mereka, para pemuda yang manja dan selalu dilindungi tiba-tiba berlutut dan memohon ampun bagi nyawa mereka. Beberapa pemuda yang lebih penakut sudah buang air kecil di celana, noda gelap yang memalukan membasahi tanah tempat mereka duduk.
Mata Fan Jin melotot geram, dan ia segera bergegas untuk berdiri membela mereka!
"Jenderal Long! Tahan pedangmu!"
Pedang Long Qi yang dihunuskan sedikit ragu saat itu.
"Aku tahu bahwa para berandal ini telah melakukan kejahatan yang tak dapat dimaafkan, tetapi mereka adalah murid Akademi Angin Semilir. Tolong ampuni mereka demi Akademi Angin Semilir dan akademi berjanji akan memberikan jawaban yang memuaskan sebagai balasannya!" Fan Jin bergegas menyela sebelum hal yang tak sanggup dibayangkan terjadi. Mereka adalah pria anggota pasukan penyerang paling garang, dan mengambil nyawa murid-murid itu akan lebih mudah daripada melahap hidangan di meja bagi para pria itu. Fan Jin tahu betul jika ia ragu-ragu lebih lama lagi, kedua puluh nyawa murid-murid ini akan lenyap saat ini juga!
Long Qi murung, kemarahannya masih menyala di matanya dan ia berkata, "Mencoba membunuh orang lain, mereka tentu saja harus membayar hal itu dengan nyawa mereka sendiri."
Fan Jin berkeringat deras, merasa sangat tertekan dengan aura yang dikeluarkan Long Qi. Walaupun ia tahu banyak mengenai Prajurit Rui Lin, tetapi ia tak pernah berhadapan dengan aura membunuh yang bersimbah darah yang terpancar dari seorang prajurit tangguh dari sangat dekat, dan tekanan yang sangat besar cukup untuk membuatnya kehilangan akal sehatnya.
"Aku tahu, aku tahu, tetapi …. Tetapi kalian semua setidaknya masih hidup sekarang kan? Aku tahu mereka melakukan kesalahan fatal, tetapi …. Kita berbicara mengenai dua puluh lebih nyawa di sini. Terlebih lagi …. Mereka bukan dalang di balik semua ini, atau mereka tidak akan sebodoh ini untuk tetap berada di sini menunggu. Niat mereka mungkin jahat, tetapi mereka tidak pantas mati hanya karena hal itu. Mereka masih sangat muda dan aku memohon dengan sangat pada Jenderal Long untuk menunjukkan sedikit belas kasih dan mengampuni mereka sekali ini saja. Aku sendiri yang akan menjamin, bahwa Akademi Angin Semilir pasti akan memberikan hukuman setimpal pada mereka!" Fan Jin benar-benar ingin menangis saat ini. Jika ia bukan putra kepala sekolah, ia hanya dapat diam dan menyaksikan murid idiot ini mati. Tetapi karena ayahnya adalah Kepala Sekolah Akademi Angin Semilir, dan jika ia mengizinkan dua puluh murid aneh ini mati terbunuh hari ini di sini, maka reputasi Akademi Angin Semilir akan rusak parah ke depan.
Walaupun di setiap Perburuan Roh, dianggap normal jika ada beberapa murid yang meninggal, tetapi jika satu kelompok berprestasi ini dibantai, tentu saja akan menimbulkan banyak pertanyaan. Bagi para murid ini untuk bisa masuk ke Akademi Angin Semilir, semuanya berasal dari keluarga yang terkenal kaya atau dari suku terkuat dalam salah satu kelompok-kelompok kekuasaan besar di seluruh penjuru dataran.
Jika lebih dari dua puluh orang di antara mereka kehilangan nyawanya di saat yang sama di sini, dan semua keluarga mereka mengetuk pintu Akademi Angin Semilir meminta jawaban, Akademi Angin Semilir tak akan dapat menjawab mereka.
Keringat Fan Jin tak dapat berhenti mengalir, dan jantungnya berdetak memukul tulang dadanya. Ia sangat takut jika Long Qi akan mengabaikan permohonannya, dan melakukan pembantaian seperti niatnya.
Long Qi hanya terdiam, wajahnya mengerut dalam. Jika ini orang lain, ia pasti sudah menendang wajah orang itu dan melakukan niatnya. Untuk seorang pria yang sepanjang hidupnya dikenal sebagai tentara yang tak kenal ampun dan tak memiliki simpati, keinginannya tak akan berubah dengan begitu mudah.
Tetapi, Fan Jin bagaimana pun adalah seorang kawan yang dibawa Jun Wu Xie ke sini dan ia tak dapat mengabaikan Jun Wu Xie dalam hal ini dan ia menoleh ke arah Jun Wu Xie untuk meminta opininya.
Jun Wu Xie menatap dingin pada Lu Wei Jie yang terlihat gemetar dan kawan-kawannya. Tidak ada wajah yang dikenalnya di dalam pikirannya. Seperti yang dikatakan Fan Jin, bahwa dalang rencana jahat ini bukan mereka, melainkan Ning Xin dan Yin Yan yang sudah kabur, meninggalkan sekelompok idiot ini.