Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Tamparan Berurutan - Bentuk Keempat (7)



Tamparan Berurutan - Bentuk Keempat (7)

Fan Jin mengikuti Long Qi dan yang lain dalam perjalanan mereka mencari tumbuhan herba itu dan ketika mereka kembali, ia melihat bahwa para guru dari Akademi Angin Semilir terlibat di dalam sebuah pertempuran dengan para Prajurit Rui Lin! Syaraf tegangnya yang baru saja mengendur sejenak langsung kembali kaku saat itu.     

"Kakek Xu! Hentikan mereka! Kau tidak boleh berkelahi dengan mereka! Mereka harus berhenti!" Fan Jin hampir menangis seraya memohon pada Nangong Xu.     

Apa yang sebenarnya terjadi di sini!     

"Berhenti!" Nangong Xu tiba-tiba berbicara. Para guru dari Akademi Angin Semilir menghentikan serangan mereka, dan langsung mundur.     

Rong Heng dan dua murid Puncak Menapak Awan lainnya langsung bergegas merawat luka-luka para Prajurit Rui Lin yang mengalami cedera.     

"Apa yang terjadi di sini? Fan Jin, dari mana orang-orang di belakangmu ini berasal? Mengapa mereka menyandera murid Akademi Angin Semilir!? Apakah mereka pikir dapat mempermainkan Akademi Angin Semilir kita seenaknya? Jika aku tidak segera mendapatkan penjelasan di sini, bahkan dengan kau di sini, aku tak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja." Wajah Nangong Xu merengut geram. Ia selalu bertanggung jawab atas keamanan ketika Perburuan Roh berlangsung, dan hari ini, ia tiba-tiba menemukan murid Akademi Angin Semilir benar-benar ditangkap dan disandera oleh pihak luar. Ia menganggap ini adalah penghinaan terang-terangan terhadap nama baik Akademi Angin Semilir.     

Fan Jin segera mencoba menjelaskan, "Ini tidak seperti yang terlihat, Kakek Xu. Kau salah paham …."     

"Salah paham? Fakta ini ada di depan mataku. Kau pikir aku buta?" Nangong Xu berkata datar.     

Wajah tegas Long Qi mendidih dengan kemarahan tak bersuara di dalam dirinya. Ia diam-diam melirik Jun Wu Xie dan ketika ia melihat Jun Wu Xie mengangguk pelan padanya, ia membiarkan kemarahannya keluar dan tak menahannya lagi.     

"Aku akan berasumsi kau buta. Kau hanya memilih untuk melihat murid Akademi Angin Semilir di sini, tetapi apakah kau pernah berpikir mengapa mereka disandera?" Long Qi menjawab dengan tawa dingin, kesannya tentang Akademi Angin Semilir berubah dari tidak baik menjadi buruk.     

"Mengapa?" Nangong Xu bertanya.     

"Biar mereka katakan sendiri padamu!" Long Qi membalas.     

Nangong Xu berbalik untuk menatap para murid itu. Lu Wei Jie yang pertama kali berbicara untuk menghentikan serangan para guru kini menjadi gemetar seraya tatapan Nangong Xu tertuju pada mereka. Mereka semua tahu bahwa walaupun Nangong Xu sangat protektif terhadap Akademi Angin Semilir, tetapi ia memiliki kepribadian yang lurus. Ia adalah seorang pria yang selalu memegang kata-katanya, selalu jujur dan tidak memihak. Jika ada murid yang melakukan kesalahan, ia akan memberikan hukuman yang sama bahkan jika itu adalah Fan Jin atau Ning Xin.     

"Lu Wei Jie, bicara. Apa yang sesungguhnya terjadi?" Suara Nangong Xu begitu dingin. "Katakan saja apa yang ada di benakmu. Jika ada orang yang berani mempermainkan murid Akademi Angin Semilir, aku akan bertarung mati-matian untuk mendapatkan keadilan bagimu bahkan jika harus dibayar dengan tulang tua ini."     

Berpikir bahwa Lu Wei Jie mungkin menahan diri karena takut dengan Long Qi, Nangong Xu menyemangati pemuda itu.     

Setelah mendengar kata-kata Nangong Xu, Lu Wei Jie bahkan semakin gemetar.     

"Itu … bukan seperti yang kau lihat … Guru Nangong …. Sebenarnya …. Sebenarnya kami ….. Kami berusaha untuk menyerang … Jenderal Long dan orang-orangnya, dan mereka … menangkap kami …." Lu Wei Jie akhirnya berhasil berbicara walaupun gagap dengan suara gemetar.     

Dengan pengakuan bersalah seperti itu, Nangong Xu tiba-tiba merasa dirinya tak dapat berkata-kata untuk sejenak. Auranya yang angkuh menguap ke udara, menghilang ditelan angin.     

"Apa …. Apa yang kau katakan?"     

"Menyerang mereka? Mudah sekali mengatakannya!" Ia masih merawat luka para tentara Prajurit Rui Lin ketika Rong Heng tiba-tiba tak dapat menahan dirinya dan memuntahkan kata-kata ini, "Mengapa tidak kau katakan pada gurumu bahwa kau berniat memancing dan memandu seekor Binatang Roh Kelas pelindung ke arah kami untuk membunuh kami semua! Jika kami tidak berhasil menyelamatkan diri, kami sudah menjadi roh tanpa tubuh di dalam hutan gelap ini sekarang! Tanpa kesempatan untuk meluruskan ketidakadilan ini!"     

"APA!?" Nangong Xu marah besar! Kata-kata Rong Heng bagaikan batu dingin, semuanya menyambar jantungnya ketika kata-kata itu masuk ke telinganya. Ia memutar kepalanya dengan cemas untuk melihat Lu Wei Jie. Ketika ia melihat Lu Wei Jie menundukkan kepalanya merasa bersalah, wajahnya tiba-tiba langsung diselimuti rasa panik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.