Rindu Kampung Halaman (3)
Rindu Kampung Halaman (3)
"Tidak untuk sekarang." Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya.
Long Qi membuka mulutnya seakan hendak mengucapkan sesuatu tetapi akhirnya memutuskan untuk tetap diam.
Qiao Chu, Hua Yao dan yang lain menatap Jun Wu Xie diam-diam, mereka bersimpati pada Jun Wu Xie di dalam hati.
Long Qi dan pasukannya tidak tahu mengapa Jun Wu Xie menolak untuk pulang ke rumah.
Tetapi rekan-rekan Jun Wu Xie tahu betul. Itu karena Teratai Salju yang ada di dalam dirinya. Ia dapat ditemukan oleh orang-orang dari Dua Belas Istana kapan saja dan kalau itu terjadi, mimpi buruk akan dimulai.
Kelangkaan roh cincin tipe tanaman adalah alasan yang cukup untuk membangunkan makhluk-makhluk mengerikan dari Dua Belas Istana. Dan begitu mereka turun ke Dua Belas Istana untuk menangkapnya, Jun Wu Xie tak akan memiliki kesempatan untuk selamat, bahkan dengan perlindungan dari Prajurit Rui Lin. Dua Belas Istana akan melenyapkan Jun Wu Xie, anggota keluarganya, dan seluruh pasukan Prajurit Rui Lin.
Setelah mengalami sendiri kekejaman tanpa ampun dari Dua Belas Istana, Qiao Chu dan yang lain tak percaya sedikit pun bahwa Dua Belas Istana akan menunjukkan belas kasih.
Pilihan Jun Wu Xie, dibuat dengan sebuah niat untuk melindungi Istana Lin dan Prajurit Rui Lin dari bahaya yang mengancam.
"Baik, kita harus mulai bergerak. Bukankah kita harus mencari Rumput Roh Air? Ayo cepat sebelum Binatang Roh terhuyung-huyung memutuskan untuk kembali ke sini." Qiao Chu tak sanggup melihat mata Jun Wu Xie yang menyiratkan kesedihan lebih lama lagi dan ia mengalihkan perhatian mencoba untuk menghilangkan atmosfir suram dengan tertawa.
"Ayo." Long Qi menyadari bahwa kata-kata yang telah diucapkannya mungkin membuat Jun Wu Xie sedikit tidak nyaman dan ia segera menyetujui saran Qiao Chu.
Semua orang dalam rombongan itu sepertinya memiliki kesepakatan yang tak terucap dan tak ada yang membahas hal itu lagi dan mereka pun berjalan ke arah Danau Bulan Roh. Prajurit-prajurit yang terluka sudah merasa lebih baik setelah mendapatkan perawatan, kecuali prajurit yang tangannya disambung kembali, yang memerlukan pertolongan rekannya untuk bergerak.
Dengan sikap Qiao Chu yang antik dan lucu sehingga mencairkan suasana, perjalanan itu dipenuhi dengan senyuman dan suara tawa. Fei Yan bergabung dan berduet dengan Qiao Chu untuk menghangatkan hati semua orang di situ.
Jun Wu Xie menggendong Kucing hitam kecil yang sudah menciut ke wujud asalnya dan berjalan di tengah kelompok. Kerinduan masih terpaku di hatinya, sebuah perasaan yang masih asing baginya, dan membuatnya Jun Wu Xie merasakan dengan jelas, seperti apa rasa rindu itu.
Apakah Kakek dan Pamannya akan marah karena ia tak mengucapkan selamat tinggal?
"Kami pasti akan menemukan makam Kaisar Kegelapan." Hua Yao tiba-tiba muncul di sebelah Jun Wu Xie begitu saja dan berbisik-bisik sehingga hanya mereka berdua yang dapat mendengarnya.
Jun Wu Xie mengangkat kepalanya, matanya yang tenang menunjukkan sedikit raut muka terkejut.
Wajah tampan Hua Yao menyunggingkan senyuman tulus yang melunakkan hati. Ia menatap Jun Wu Xie dan mengusap kepala Jun Wu Xie pelan sebelum berkata, "Setelah kita semua menjadi kuat, apakah sebaiknya kami kembali bersamamu?"
Jun Wu Xie tampak terkejut. Rasa pilu di hatinya perlahan digantikan dengan sebuah kehangatan yang menyebar. Rasa pedih itu perlahan menghilang dan digantikan perasaan hambar dan juga masam.
"Apa? Apakah kami tidak diinginkan?" Hua Yao bercanda meskipun itu jarang terjadi, membelai Jun Wu Xie dengan lembut, air mata membentuk sebuah titik di ujung matanya membuat wajahnya semakin menggoda ketika ia tersenyum.
"Bukan itu." Jun Wu Xie menggelengkan kepalanya, ekspresi dingin di wajahnya sedikit mencair dan senyuman tipis melengkung di bibirnya. "Kakek dan Paman akan menyukai kalian semua."
"Aku akan menganggap itu sebuah kesepakatan." Hua Yao mengembuskan napas lega. Jun Wu Xie selalu begitu mandiri dan bertekad kuat tetapi mereka telah melihat hari ini bahwa hati yang sedingin batu juga memiliki sisi yang lunak. Ia masih seorang manusia dan kenyataan itu membuat kelompok ini mulai ingin menunjukkan kelembutan dan perhatian mereka untuk kawan iblis kecil mereka.