Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Seorang Oportunis (1)



Seorang Oportunis (1)

"Xin Kecil, kau berpikir mengenai sesuatu?" Lu Wei Jie bertanya.     

Ning Xin tersenyum manis dan menjawab, "Bukankah Senior Lu mengincar posisi teratas dalam Perburuan Roh? Jika kita berhasil mengalahkan beberapa Binatang Roh kelas atas dan mengambil batu roh dari mereka, kau tak akan hanya menempati posisi terbaik dalam Perburuan Roh tahun ini saja, tetapi akan mengukir sejarah menjadi orang pertama yang berhasil membunuh Binatang Roh kelas atas dalam Perburuan Roh tahunan Akademi Angin Semilir."     

Mata Lu Wei Jie berkilat memikirkan hal itu. Tak ada pria waras yang akan menolak kesempatan menggoda seperti itu. Tetapi ….     

"Aku masih belum mampu mengalahkan Binatang Roh kelas atas." Lu Wei Jie harus mengakui, ia bukan apa-apa di hadapan sebuah Binatang Roh kelas atas.     

Ning Xin tersenyum menggoda, "Kita tidak ingin Senior Lu mengotori tangannya sendiri. Bukankah beberapa orang mendatangi kita untuk menawarkan bantuan mereka?"     

Lu Wei Jie bingung.     

"Maksudmu …."     

Ning Xin berpaling menatap pemuda yang membawa berita itu pada mereka dan tersenyum manis padanya, "Pergi katakan pada para pria itu bahwa kita memiliki peta yang mencakup wilayah Hutan Pertempuran Roh yang luas dan jika mereka mau membunuh beberapa Binatang Roh untuk kita, kita dapat menunjukkan jalan pada mereka ke bagian hutan mana pun yang mereka kehendaki."     

Pemuda itu tiba-tiba terkejut seraya ia berdiri terpaku di tempatnya. Ia menatap Ning Xin dan kemudian memalingkan matanya menatap Lu Wei Jie penuh kekhawatiran.     

Lu Wei Jie sedikit dilema, tim mereka berani berpetualang ke bagian tengah Hutan Pertempuran Roh karena Ning Xin memiliki salinan peta Hutan Pertempuran Roh yang kasar dan tidak jelas. Namun peta itu mencakup wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan apa yang diberikan Akademi Angin Semilir pada para murid dan sebagian besar wilayah Hutan Pertempuran Roh tidak ditandai. Kelihatannya Ning Xin berniat menggunakan peta itu untuk mendapatkan pertolongan para pria itu sebagai bayaran supaya mereka bisa mendapatkan batu Binatang Roh kelas atas tanpa usaha.     

"Ayo cepat. Apa yang kau tunggu?" Ning Xin merayu lembut.     

Pemuda itu kemudian berbalik dan lari tergesa-gesa, untuk berdiskusi mengenai bisnis dengan para pria itu.     

Setelah pemuda itu pergi, Lu Wei Jie memutuskan bahwa saran Ning Xin benar-benar ulung dan memujinya bertubi-tubi, membuat Ning Xin tertawa malu-malu.     

Sementara Yin Yan di sisi lain, ditinggalkan mengepalkan tangannya diam-diam, seraya menatap geram punggung Lu Wei Jie.     

Setelah beberapa saat, pemuda itu datang kembali dan mengikuti di belakangnya, sepuluh pria lain.     

Kesepuluh pria ini semua mengenakan jubah dan ketika kau melihat mereka dari kejauhan, kau tak akan bisa mengenali wajah mereka. Tetapi hanya dengan melihat garis wajah mereka, ketujuh pria ini terlihat besar dan kuat, dan dibandingkan dengan murid-murid dari Akademi Angin Semilir, pria ini terlihat begitu menjulang bagaikan pegunungan di hadapan mereka.     

"Senior Lu, Senior Ning, ini adalah teman-teman yang perlu menggunakan peta kita." Pemuda itu cepat-cepat memperkenalkan mereka.     

Pemimpin pria itu membuka jubahnya. Sosoknya yang besar dan tinggi menjulang di hadapan mereka dan membuat mereka sesak. Matahari menyinari wajah yang tegar dan tampan, tidak tampak seperti profil remaja yang ringkih dan manis, wajah itu penuh dengan aura maskulin, ketampanan dipadukan dengan kedewasaan yang memikat. Apa yang membuat orang tertarik padanya, adalah mata di wajah itu. Tajam bagaikan ujung mata pisau, yang membuat orang sangat sadar ketika berada di bawah tatapan itu.     

Pria itu hanya berdiri di sana tak bergerak, tetapi ia memberikan aura yang sangat menekan.     

Lu Wei Jie, yang berdiri dengan raut wajah sombong di dekatnya, tiba-tiba merasa egonya surut dan pundaknya terkulai di hadapan kehadiran pria itu.     

"Aku hanya pengawal iring-iringan dalam misi ekspedisi ini. Kau bisa memanggilku Pengawal Long." Pria tampan itu berkata tanpa ekspresi di wajahnya seraya menatap bocah di hadapannya.     

Mata Lu Wei Jie terpaku pada pria itu cukup lama ketika ia tiba-tiba kembali sadar. Ia segera menutupi kekagumannya terhadap Penjaga Long dan berusaha terlihat tidak terpengaruh dan berkata, "Lu Wei Jie dari Akademi Angin Semilir cabang roh senjata, dan ini Ning Xin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.