Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Wanita Berbahaya (3)



Wanita Berbahaya (3)

Seraya Fan Jin mendiskusikan beberapa hal dengan Jun Wu Xie, murid yang memancing Fan Jin dan kelompoknya ke dalam jebakan segera melesat kabur dengan luka-luka di tubuhnya.     

Di bagian lain di dalam hutan yang lebat, sekelompok murid Akademi Angin Semilir baru saja berhasil membunuh sebuah Binatang Roh kelas menengah. Tubuh tak bernyawa Binatang Roh berukuran besar itu tergeletak di tanah dan seorang pemuda tinggi berdiri di atas kepala binatang buas itu, menggali batu roh yang ada di dalam tempurung kepalanya yang pecah.     

Seorang gadis muda yang cantik di pinggir kelompok, menatap pemandangan berdarah di depannya dengan wajah berkerut dan menutupi hidungnya dengan lengan bajunya.     

"Senior Ning, kau mau air?" Yin Yan berdiri di sisinya, menawarkan air minum di tangannya pada Ning Xin, sementara kekaguman dan pemujaan terlukis di matanya.     

Ning Xin memandang Yin Yan dan menggelengkan kepalanya, dan mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.     

Tiba-tiba, ia melihat sesosok manusia datang mendekat. Ia memberi isyarat pada Yin Yan dengan sebuah tatapan tajam dan Yin Yan langsung mengerti. Yin Yan berbalik dan diam-diam pergi, untuk menemui pemuda yang berjalan mendekat.     

Ning Xin diam-diam bergeser ke sebuah sudut supaya dapat melihat interaksi Yin Yan dengan pemuda itu tanpa gerakan mencolok. Ia mengamati dengan diam, wajahnya sepenuhnya tenang. Tetapi kilat kecemasan di matanya mengkhianati perasaan di dalam hatinya.     

Segera setelahnya, Yin Yan lari kembali menghampirinya.     

"Bagaimana?" Ning Xin berusaha tetap tenang, mencoba terlihat tidak peduli ketika ia bertanya.     

"Fan Jin berhasil dipancing, seharusnya tidak ada masalah. Kita tidak melihat adanya sinyal dari cerawat, aku pikir mereka pasti sudah dibereskan." Yin Yan berbicara dengan menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan senyum lebar yang membelah wajahnya.     

Target mereka hanya Fan Jin dan mereka tak memberikan instruksi khusus mengenai kawan Fan Jin. Tetapi mereka sudah mengisyaratkan bahwa jika yang lain melakukan perlawanan, mereka akan dibunuh dan tubuh mereka akan dibuat seolah-olah mereka diserang binatang buas. Dan jika ada rekan Fan Jin yang secara ajaib masih hidup, mereka akan menyalakan cerawat sebagai tanda.     

"Orang-orang itu tidak ingin identitas mereka diketahui dan mereka tentu saja tidak akan membiarkan Jun Xie dan yang lain hidup." Ning Xin berkata dengan melemparkan sebuah senyuman. Ia hanya memberikan instruksi untuk membunuh Fan Jin, tetapi orang-orang itu tidak akan cukup bodoh untuk meninggalkan seorang saksi hidup setelah melakukan perbuatan mereka.     

Jika mereka membiarkan satu orang pun hidup dari kelompok Fan Jin, orang itu dapat bersaksi melawan mereka dalam tindak kejahatan. Dan untuk melindungi diri mereka sendiri, akan lebih baik jika mereka melenyapkan semua saksi.     

"Kau benar, Senior Ning, seseorang harus melenyapkan akar permasalahan atau itu mungkin akan bercokol kuat dan tumbuh menjadi sebuah masalah lagi. Hanya dengan menutup semua mulut saksi selamanya dan seutuhnya maka masalah ini bisa tetap menjadi rahasia untuk selamanya, dan hanya dengan cara seperti ini, tak akan ada yang pernah mengetahui mengapa Fan Jin meninggal. Semua orang yang berpartisipasi dalam pembunuhan ini tak akan berani membeberkan satu kata pun pada orang lain." Yin Yan berkata sambil tertawa. Walaupun ia tak dapat melihat mayat Fan Jin, tetapi mendengar berita kematian Fan Jin sudah membuatnya senang.     

Ning Xin melambaikan tangannya acuh tak acuh. "Hal-hal yang sudah tidak berguna akan dibuang secara alami. Di dunia ini, hanya ketika mereka mati, orang dapat menjaga sebuah rahasia."     

Yin Yan merasakan tiba-tiba tubuhnya dingin dan ia mengangkat kepalanya menatap Ning Xin.     

"Senior Ning, kau tidak bermaksud …."     

Mata Ning Xin memandang ke suatu arah dan itu tidak terlalu jauh. Matanya memandang ke area di mana murid itu bersembunyi, mengobati luka-lukanya sendiri, dan ia berkata dengan senyuman menggoda, "Setiap kali ada Perburuan Roh, selalu ada murid-murid Akademi Angin Semilir yang meninggal, dan beberapa di antaranya menghilang tanpa jejak. Aku rasa angka kematian kali ini akan sedikit meningkat, berlipat kali." Ketika Ning Xin mengucapkan perkataan itu, matanya sebenarnya menyala gembira dan ia kemudian berpaling menatap Yin Yan. Itu ketika Yin Yan merasakan sensasi dingin merayapi tulang belakangnya dan ia menggigil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.