Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Setelah Kemenangan (2)



Setelah Kemenangan (2)

Gu Li Sheng juga membawa kembali murid Fakultas Penyembuh Roh. Setelah mengalami begitu banyak peristiwa yang mendatangkan huru hara, semua murid Akademi Angin Semilir sekarang lebih patuh. Tak ada yang berani mengungkit kejadian hari itu dan mereka semua menjalani hari-hari mereka dengan patuh dan itu sangat membantu Hua Yao dalam melaksanakan tugasnya.     

Jun Wu Xie membawa Tuan Mbek Mbek ke Hutan bambu untuk meneruskan perawatannya dan ia menghabiskan hari-harinya merawat Fan Jin dan Tuan Mbek Mbek. Jun Wu Yao tidak pergi ke mana-mana kali ini dan hanya duduk di satu sisi setiap hari, mengamati Jun Wu Xie yang sibuk mondar-mandir, dengan senyum di wajahnya.     

Tetapi itu adalah saat-saat yang sulit bagi Ye Sha dan Ye Mei. Selain Fan Jin telah kehilangan kesadarannya, mereka tidak berani membiarkan orang lain dengan jenis kelamin pria menginjakkan kaki di Hutan bambu. Maka, semua urusan dari bersih-bersih hingga memasak, jatuh ke pundak mereka. Ketika mereka melihat kembali rekor mereka yang melejit dengan pencapaian mereka di masa lalu, dan melihat sekarang berhadapan dengan panci dan penggorengan, dengan tumpukan piring kotor dan pecah belah di hadapan mata mereka, Ye Sha dan Ye Mei hanya dapat menelan air mata mereka diam-diam, dan menggosok panci itu dengan penuh semangat!     

Ah Jing dibawa kembali ke Akademi Angin Semilir oleh Fan Zhuo. Luka di tubuhnya kebanyakan sudah sembuh, tetapi mungkin karena pengalaman traumatis yang dilaluinya, sekarang Ah Jing berubah menjadi orang yang sangat serius dan pendiam.     

Fei Yan telah meninggalkan Akademi Angin Semilir untuk sesaat, mengumpulkan semua informasi mengenai Negeri Yan. Mereka semua membuat persiapan untuk segera pergi ke Negeri Yan, sehingga begitu Fan Jin sadar kembali, mereka bisa menemukan semua peta, dan melengkapi koleksi mereka sesegera mungkin.     

Waktu berlalu, hari demi hari. Tubuh Fan Jin perlahan pulih di bawah perawatan Jun Wu Xie yang sangat teliti. Tetapi pikirannya masih tetap keruh, sesekali menunjukkan kesadaran untuk sesaat, tetapi segera kembali ke kekosongan, kondisinya masih sangat tidak stabil.     

Fan Zhuo selalu menemani Fan Jin setiap hari. Ia tidak berbicara sama sekali, tetapi hanya duduk bersama Fan Jin diam, menyuapinya, memandikannya, seperti merawat seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa.     

Di saat-saat menyesakkan ketika Fan Jin sedikit sadar, ia bisa mengenali Fan Zhuo. Tetapi setelah hanya mengucapkan beberapa kata, ia akan segera kembali ke keadaan tak bersemangat dan tidak reaktif.     

Dan setiap kali itu terjadi, rasanya seperti sebuah pedang mengiris hatinya perlahan.     

Ia tetap diam menjalani itu semua, menyembunyikan rasa sakit yang menyiksa di dalam hatinya.     

Ia memikirkan hal yang sama setiap hari, kapan Fan Jin akan memperoleh kembali kesadarannya. Tetapi di saat yang sama, ia khawatir jika Fan Jin sadar suatu hari nanti.     

[Ketika Fan Jin pulih, apakah ia mampu menghadapi semua yang telah terjadi?]     

Fan Zhuo tidak yakin.     

Ketika itu akhir tahun hampir tiba dan seleksi untuk promosi di divisi cabang telah didaftarkan ke akademi. Jumlahnya tidak banyak, hanya sepuluh dari mereka semua. Mereka tidak terlalu tahu apa yang terjadi di divisi utama dan datang ke akademi dalam keadaan bingung, bertanya-tanya mengapa Kepala Sekolah yang sekarang berusia sebaya dengan mereka.     

Tak ada yang menceritakan pada mereka pengalaman pahit yang baru saja dilalui Akademi Angin Semilir. Kenangan itu bagaikan mimpi buruk yang mengerikan, tak ada yang ingin mengingatnya.     

Tidak lama setelah para murid baru masuk, murid Akademi Angin Semilir sudah siap untuk pulang dan mereka hanya akan kembali ke sini satu bulan kemudian.     

Setelah sebagian besar murid Akademi Angin Semilir pergi, para guru juga mengajukan cuti untuk pulang ke rumah masing-masing. Akademi Angin Semilir yang luas sudah bersih, kosong dan sunyi, keributan yang biasa terdengar tiba-tiba hilang.     

Hua Yao tidak perlu menyamar sebagai Fan Jin lagi dan ia bisa tampil sebagai dirinya sendiri. Ia duduk bersama Qiao Chu dan yang lain di kebun di Hutan bambu dan mengamati Fan Zhuo yang membawa Fan Jin berjalan-jalan berjemur.     

"Tahun depan, aku berpikir akan cukup banyak jumlah murid yang tidak kembali ke sini lagi." Fan Jin yang perlahan pulih mengangkat kepalanya untuk menatap daun-daun yang berjatuhan melayang di udara, senyuman getir tampak di bibirnya.     

Ia telah mendapatkan kembali kesadarannya tiga hari yang lalu, dan ia terpaksa menjalani hidupnya dengan mimpi buruk yang menantangnya ketika ia mengetahui semua yang telah terjadi. Dari mulai terkejut setengah mati dan kemarahan yang membuncah, hingga menerima dengan tenang sekarang, mereka semua melihat pemuda yang dahulu riang telah berubah sepenuhnya, kehilangan spontanitasnya dan menjadi sedikit lebih matang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.