Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Bertemu Lagi (1)



Bertemu Lagi (1)

Hanya dalam waktu dua minggu yang singkat, rumah di hutan bambu sudah dipenuhi debu. Kebun kecil yang tadinya tenang dan damai sudah menunjukkan tanda-tanda awal pembiaran.     

Jun Wu Xie mendorong pintu yang menuju ke kebun kecil, berjalan perlahan ke dalam tempat yang dahulu familiar bagi dirinya.     

Tiba-tiba, Jun Wu Xie memperlambat langkahnya di tengah kebun, seraya matanya memandang ke arah pintu dapur yang terkunci rapat.     

Mata Jun Wu Xie menyipit dan tubuhnya kabur berbayang sebelum pintu yang terkunci itu terbuka dengan tendangan keras beberapa saat setelahnya. Sosok yang tangkas dan cepat bergerak seperti badai kecil di dalam dan tangan Jun Wu Xie mencengkeram sosok lain yang bersembunyi di antara tumpukan jerami di sudut dan mengangkat tubuhnya!     

"Ah! Ah! Ah!" Sosok yang kotor dan lusuh ditarik keluar dengan kasar oleh Jun Wu Xie.     

Tangan orang itu memberontak keras-keras di udara dan ratapan membabi buta terdengar dari mulutnya.     

"Ah Jing?" Jun Wu Xie menatap wajah orang itu dan akhirnya mengenali siapa itu. Ia perlahan melepaskan genggamannya dan menatap Ah Jing yang lusuh hingga hampir tak dikenali.     

Wajah Ah Jing yang tadinya putih sekarang dipenuhi dengan debu dan tanah, helai-helai jerami tersangkut di rambutnya yang kusut, dan pakaiannya sangat berantakan, terlihat sangat berbeda dari keadaannya yang sebelumnya rapi dan bersih.     

Sejak Ah Jing diusir dari hutan bambu oleh Fan Zhuo, Jun Wu Xie tidak pernah melihat Ah Jing lagi. Ia hanya tahu bahwa Ah Jing kembali ke Akademi Angin Semilir dan belajar di sana.     

Jadi, bagaimana dia bisa muncul di sini?     

Setelah kembali bebas bergerak, Ah Jing bersembunyi seperti binatang yang ketakutan, gemetar. Sambil merangkak kabur, ia kembali menyembunyikan dirinya di balik tumpukan jerami kotor untuk menutupi dirinya sendiri, hanya menunjukkan sepasang mata yang dipenuhi dengan ketakutan, ketika mereka melihat Jun Wu Xie.     

Mata Jun Wu Xie menyipit seraya merenung. Reaksi Ah Jing agak aneh. Mata yang dipenuhi ketakutan itu kelihatannya tidak mengenal Jun Wu Xie sedikit pun, tetapi hanya dipenuhi ketakutan dan berharap bisa kabur. Jun Wu Xie berusaha untuk mendekati pemuda itu sedikit dan itu hanya membuat Ah Jing menangis keras.     

"Ah! Ah!" Mulutnya terbuka lebar dan tampak lidahnya yang hanya tersisa setengah dan dalam ketakutan, ia mengambil segumpal jerami di sekitarnya dan melemparkannya pada Jun Wu Xie.     

Seseorang telah memotong lidah Ah Jing!     

Jun Wu Xie menatap Ah Jing yang menjadi gila dan tidak waras dan wajahnya mengernyit. Matanya mengamati Ah Jing dan ia menemukan bukan hanya lidahnya, tetapi kelingking di tangan kirinya telah dipatahkan, mungkin sudah beberapa waktu yang lalu, karena bekas potongannya sudah menjadi koreng, tetapi lingkungan yang kotor telah menyebabkan luka itu bengkak, di mana nanah dan debu bercampur, di seluruh tangannya. Ada luka-luka lain, kecil dan besar, di sekitar area lehernya, juga penuh dengan kotoran dan debu, yang tidak tampak jika hanya dilihat sekilas.     

[Apa yang telah dialami Ah Jing?]     

[Sikapnya kini, menunjukkan ia telah kehilangan akal sepenuhnya!]     

Mata Jun Wu Xie terus terpaku pada Ah Jing. Supaya tidak membuat Ah Jing gelisah dan terus menangis, Jun Wu Xie mundur sedikit.     

Walaupun ia tidak suka dengan kebodohan dan keluguan Ah Jing, ia tidak mengingkari kesetiaan tak tergoyahkan yang dimiliki Ah Jing untuk Fan Zhuo.     

"Kau Jun Xie?" Sebuah suara yang dipenuhi kegembiraan tiba-tiba terdengar di belakang Jun Wu Xie!     

Jun Wu Xie langsung berputar. Pemuda yang berpenampilan sangat tampan tiba-tiba muncul sekitar tujuh langkah di belakangnya!     

Dan itu adalah sebuah wajah yang pernah dilihat Jun Wu Xie sebelumnya!     

"Jadi kau adalah Jun Xie? Kebetulan." Begitu pemuda itu melihat Jun Wu Xie, ia mulai tersenyum tak terkendali. Wajahnya yang sudah begitu tampan bahkan semakin bersinar karena senyumannya.     

Namun, Jun Wu Xie sedang tidak ingin mengagumi wajah tampan seseorang.     

Karena, berdiri di hadapannya, adalah pemuda yang sama yang ditemuinya di Rumah Lelang Chan Lin hari itu, yang telah menyebabkan badai ketika ia menumpas orang-orang itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.