Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Batu Hitam Misterius (7)



Batu Hitam Misterius (7)

Sementara kenangan membawanya kembali ke saat tepat sebelum mereka berangkat, setiap adegan yang muncul di benaknya terpatri dalam di hati Mu Qian Fan. Saudara-saudaranya yang dahulu sangat dekat, semua telah meninggalkannya, untuk selamanya.     

Mu Qian Fan dan saudara seperjuangannya selalu bergantung pada komisi yang diberikan orang pada mereka untuk hidup dan mereka akan berburu roh untuk mengumpulkan batu roh. Persaudaraan ini juga menerima penugasan sebagai pengawal bersenjata untuk rombongan pedagang dan itu bagaimana Mu Qian Fan bertemu dengan He Chang Le, ketika ia mengawal barang dagangan Rumah Lelang Chan Lin.     

Hingga suatu hari, seorang pria datang pada mereka, meminta mereka untuk pergi ke Tebing Kaki Surga untuk mengamati dasar tebing itu. Ia telah berjanji ketika itu, bahwa jika mereka bisa menyeberangi seluruh area di bawah Tebing Kaki Surga dan menggambar peta lengkap, para pria itu akan diberikan hadiah yang menarik.     

Imbalan yang dijanjikan lebih dari cukup untuk menghidupi seluruh keluarga mereka tanpa kekhawatiran.     

Walaupun Tebing Kaki Surga terkenal sebagai tempat yang sangat berbahaya sejak lama, dan hanya sedikit orang yang sebenarnya pernah pergi ke sana. Banyak orang yang bahkan tidak tahu di mana Tebing Kaki Surga, tetapi semua orang mendengar banyak versi mengenai bahaya serius yang mengancam di sana. Tetapi untuk memenangkan kesempatan mendapatkan uang sebanyak itu, dan memberikan kehidupan yang terjamin bagi keluarga mereka, Mu Qian Fan dan saudara-saudaranya akhirnya memutuskan untuk menerima komisi yang ditawarkan pada mereka.     

Pria itu sangat dermawan. Ia memberikan pada mereka dua ratus ribu tael sebagai uang muka di awal. Setelah menerima uang itu, Mu Qian Fan dan kelompoknya sangat termotivasi dan mereka mempersiapkan diri untuk pergi ke Tebing Kaki Surga. Pria itu memberikan peta pada mereka, yang menunjukkan lokasi tepat Tebing Kaki Surga.     

Berdasarkan arah yang ditunjukkan di peta, kelompok itu menempuh perjalanan selama setengah bulan untuk mencapai Tebing Kaki Surga.     

Ujung Tebing Surga berlokasi di dalam sebuah area yang berbentuk lingkaran di puncak-puncak pegunungan dan tebing itu bermula di salah satu puncak. Untuk menjangkau tebing itu, mereka harus melewati berlapis-lapis hutan lebat. Di dalam hutan itu, banyak Binatang Roh yang berkeliaran, dan Mu Qian Fan dan saudara-saudaranya sudah berpengalaman menembus hutan-hutan berbahaya. Dan ketika akhirnya mereka tiba di tebing, mereka mulai mengerti mengapa tebing itu disebut Tebing Kaki Surga.     

Bagian muka Tebing Kaki Surga tampak seperti dipotong rapi dengan pedang yang sangat tajam. Di balik tebing itu kabut putih yang tebal dan gumpalan awan terbentang sejauh mata memandang. Ketika melihat semua itu dari ketinggian di atas tebing, pemandangan agung itu membuat seseorang merasa berada di kaki surga, berhenti tepat di tebing tempat mereka berdiri.     

Ketika pertama kali tatapan mata mereka bertemu dengan pemandangan yang luar biasa ini, Mu Qian Fan dan saudara seperjuangannya tiba-tiba takjub tetapi mereka segera kembali ke kenyataan ketika mereka ingat misi yang harus diselesaikan. Mereka telah menyiapkan ratusan meter kabel logam dan memanggul rantai di punggung mereka untuk memperpanjang kabel itu, menunjukkan bagaimana telitinya persiapan mereka untuk misi itu.     

Menuruni permukaan tebing curam itu saja telah menghabiskan waktu beberapa hari dan mereka beristirahat serta makan ketika bergantung di kabel.     

Ketika mereka sampai di bagian bawah tebing, setiap orang sangat kelelahan dan mereka semua terkapar di tanah cukup lama, tak dapat menggerakkan otot mereka.     

"Seperti apa Tebing Kaki Surga?" Qiao Chu menjadi semakin bersemangat karena mendengar cerita ini dan ia tak sadar bertanya dengan penuh kecemasan.     

Pandangan Mu Qian Fan tertunduk, seraya dirinya menatap kedua tangannya yang diletakkan di atas meja di hadapannya. Darah merah segar sedikit demi sedikit menembus perbannya, dan melihat perban putih itu perlahan berubah menjadi merah membuat pemandangan itu begitu membingungkan.     

"Aku tidak tahu …."     

"Apa?" Qiao Chu duduk tegak, begitu terkejut.     

Suara Mu Qian Fan dipenuhi rasa takut dan putus asa, "Tanah di dasar tebing sepenuhnya ditutupi oleh kabut tebal dan kami tak dapat melihat apa pun dalam jarak dua meter karena kabut tebal. Dengan situasi seperti itu, kami tidak dapat membuat peta daerah itu. Dan ketika kami berjalan maju, kami menemukan bahwa tanah di bawah kaki kami adalah rawa tak berdasar …."     

Lubang-lubang lumpur di dalam kabut yang sangat tebal di permukaan tanah rawa yang luas sangat mudah untuk terlewat dan luput. Sering kali, orang baru menyadari mereka berada di dalam bahaya ketika kaki mereka menginjak lubang itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.