Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Batu Hitam Misterius (6)



Batu Hitam Misterius (6)

Setelah beberapa saat, He Chang Le kembali. Pria yang bersamanya membuat Qiao Chu dan yang lain menatap, mata mereka membelalak.     

Pria itu tinggi dan berotot, dan seluruh tubuhnya dipenuhi perban. Walaupun pakaiannya menutupi perban-perban itu, tetapi tampak jelas bahwa tubuhnya penuh dengan balutan perban. Sebelum ia bahkan dekat dengan sekelompok pemuda ini, aroma darah dapat tercium di udara. Hanya mata, hidung, telinga dan mulutnya yang tampak sementara sisanya tertutup balutan perban. Dan perban yang semula berwarna putih telah dibasahi dengan darah dan sedikit bernoda merah.     

Ia berjalan perlahan seraya menghampiri mereka, tubuhnya yang besar sedikit memancarkan aura menekan. Ketika ia berdiri di samping Jun Wu Xie, ia tiba-tiba menggenggam satu telapak tangannya yang mengepal dan membungkuk dengan penuh rasa hormat.     

"Namaku Mu Qian Fan! Aku ingin berterima kasih pada Tuan Muda yang dermawan ini untuk bantuan Anda." Suara Mu Qian Fan yang berat dan dalam hampir membuat mereka lupa dengan luka-luka yang memenuhi seluruh tubuhnya.     

Terhadap semua yang terjadi hari ini, Mu Qian Fan tak dapat menggambarkan apa yang ia rasakan lewat kata-kata. Jika bukan karena mendapatkan tiga ratus ribu tael, ia tak akan dapat menghadapi saudara perjuangannya yang telah meninggal dunia dan pelelangan hari ini sempat berkali-kali membuatnya berputus asa.     

Tetapi Jun Wu Xie di titik terendahnya, mengangkatnya dari lubang dalam keputusasaan.     

Tiga ratus ribu tael baginya, sangat berarti!     

"Tidak perlu." Jun Wu Xie berkata singkat. Aroma darah yang menyebar dari pria di hadapannya membuatnya sedikit berkerut. Ia diam beberapa saat sebelum bertanya, "Kau pernah ke Tebing Kaki Surga?"     

Mu Qian Fan berpikir bahwa Jun Wu Xie meragukan batu hitam yang benar-benar diambil dari atas Tebing Kaki Surga dan ia segera menjawab, "Ya. Aku pernah ke sana. Batu hitam itu ditemukan di dasar tebing oleh saudara-saudaraku dan aku."     

"Ceritakan padaku mengenai Tebing Kaki Surga dan aku akan menerima ucapan terima kasihmu." Jun Wu Xie menjawab.     

Mu Qian Fan sedikit terkejut. Ketika ia melihat kelompok Jun Wu Xie adalah remaja muda, ia berpikir bahwa kelakuan sembrono mereka telah dipancing oleh rasa penasaran mengenai rumor gelap yang mengelilingi Tebing Kaki Surga dan ia setuju begitu saja.     

He Chang Le menanyakan lokasi penginapan mereka dan menyuruh orang-orangnya mengirimkan batu itu ke sana. Ia kemudian menjamu Jun Wu Xie dan yang lain di sebuah ruangan khusus supaya mereka bisa berbicara dengan lebih nyaman. Para pelayan rumah lelang ini diminta untuk membawakan makanan ringan dan teh ke dalam ruangan.     

Ketika mereka semua duduk di dalam ruangan, Mu Qian Fan terlihat sedikit lega. Ia adalah pria berusia 30-an dan ia telah terbiasa minum dan makan malam dengan saudara seperjuangan yang seusia dengannya. Tiba-tiba sebuah situasi di mana dirinya duduk dengan sekelompok pemuda separuh usianya dan mengobrol, membuatnya merasa salah tempat.     

Walaupun Jun Wu Xie dan kawannya mengenakan pakaian polos, bahan yang digunakan berkualitas tinggi. Mereka semua berpenampilan seperti raja dan memiliki aura yang mengesankan, terlihat datang dari latar belakang yang berbeda-beda, yang hanya semakin membuatnya tidak nyaman.     

"Kakak Mu? Silakan minum teh dan makan makanan ringan sebelum kau bercerita pada kami lebih rinci." Fei Yan dapat melihat ketidaknyamanan Mu Qian Fan dan menawarkan secangkir teh pada Mu Qian Fan dengan senyum menawan.     

Mu Qian Fan menengadah dan melihat "nona kecil" yang memikat dan menyenangkan tersenyum manis padanya, dan tangan yang memegang cangkir teh itu bahkan gemetar semakin kencang.     

Ia segera bergegas menerima tawaran teh itu dan menelan ludah. Teh itu membantunya menenangkan diri sedikit lalu ia menatap Jun Wu Xie dan kawan-kawan, kemudian berkata, "Sekitar setengah bulan yang lalu aku pergi ke Tebing Kaki Surga. Sekelompok saudaraku pergi bersamaku. Sejujurnya, saudara-saudaraku dan aku memenuhi kebutuhan hidup kami melakukan perburuan roh untuk orang lain dan mendapatkan komisi. Tebing Kaki Surga yang menantang adalah sebuah tempat yang sangat terpencil. Walaupun banyak rumor beredar mengenai Tebing Kaki Surga, tetapi lokasi tepat tempat itu hanya diketahui beberapa orang. Selama ini, kami tak pernah banyak memikirkan Tebing Kaki Surga tetapi kami ditawari komisi untuk menempuh perjalanan ke sana dan itu mengapa kami pergi ke Tebing Kaki Surga."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.