Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kota Chan Lin (3)



Kota Chan Lin (3)

"Mengenai hal itu aku ingin bertanya, kamar itu sudah dipesan, apakah masuk akal seseorang membayar lebih dan langsung mengklaim dan berasumsi mendapatkan prioritas?" Pemuda yang menghalangi tangga mencemooh.     

"Bukan kau yang harus menentukan apakah itu masuk akal. Tetapi siapa di dunia ini yang akan menolak uang lebih banyak? Jika bisa mendapatkan uang lebih banyak, bodoh jika petugas penginapan tidak menerimanya." Pemuda dari Akademi Angin Semilir berkata.     

Melihat kedua kelompok pemuda ini akan berkelahi, Jun Wu Xie tiba-tiba berjalan menghampiri mereka.     

"Pemesanan, bisa diubah?" Jun Wu Xie bertanya pada petugas penginapan yang tertegun.     

Petugas penginapan itu memandang dirinya dengan tatapan kosong sesaat dan ia menggelengkan kepalanya.     

"Penginapan sederhana kami tak pernah memiliki peraturan seperti itu. Tetapi beberapa hari ini banyak murid Akademi Angin Semilir yang datang ke kota untuk beristirahat, menyebabkan semua kamar penuh, sehingga …." Petugas penginapan itu tak dapat berkata-kata. Penginapannya termasuk salah satu penginapan paling terkenal di Kota Chan Lin dan walaupun harganya mahal, murid dari Akademi Angin Semilir tak akan pernah kekurangan uang untuk dihabiskan dan maka, penginapan ini menjadi penginapan paling terkenal di antara murid Akademi Angin Semilir.     

Tetapi penginapan itu memiliki jumlah kamar yang terbatas dan hanya beberapa hari yang lalu, seseorang datang dan membuat pemesanan untuk beberapa kamar. Petugas penginapan sudah menerima uang pembayaran kamar-kamar tersebut dan tak menyangka situasi sulit seperti ini terjadi.     

Beberapa murid dari Akademi Angin Semilir tiba-tiba masuk dan melihat bahwa ada beberapa kamar yang masih kosong di lantai atas dan bersikeras menyewa kamar itu dengan membayar lebih banyak. Di saat yang sama, para tamu yang sudah memesan kamar datang dan ketika kedua belah pihak bertemu, situasinya berubah menjadi seperti ini.     

Petugas penginapan merasa pening dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia tidak ingin menyinggung murid-murid dari Akademi Angin Semilir dan ia juga tak ingin melanggar peraturan yang ditetapkan di penginapan.     

Jun Wu Xie mendengarkan penjelasan petugas penginapan itu tanpa mengatakan apa-apa dan kemudian berputar dan berjalan ke arah pemuda yang angkuh dari Akademi Angin Semilir.     

Sosok kecil itu tiba-tiba menyala menjadi lintasan sinar kuning dan sebelum para pemuda itu bahkan menyadari apa yang terjadi, mereka tiba-tiba tersapu dengan sebuah kekuatan hebat dan dengan teriakan angin puyuh, pemuda itu terlempar keluar dari pintu penginapan yang terbuka lebar!     

Penginapan itu menjadi sunyi senyap. Semua mata terpaku pada sosok mungil yang tiba-tiba memberikan serangan berkekuatan penuh.     

Pemuda di luar terlempar beterbangan dan mereka melihat bintang-bintang di bawah langit tengah hari. Belum terlalu lama ketika mereka berteriak balik, "Siapa kau!? Berani-beraninya kau menantang kami! Kau pasti sudah bosan hidup!"     

Mereka mengguncang kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing. Mata mereka terpaku pada sosok mungil yang berdiri di pintu penginapan. Mata di wajah berprofil halus itu menatap tajam, satu per satu di antara mereka.     

"Bukankah kalian semua mendengar apa yang dikatakan petugas penginapan itu?" Jun Wu Xie berkata, tatapan dinginnya mulai membeku.     

"Jun …. Jun Xie …." Salah satu pemuda di antara mereka bicara tergagap, mengenali karakter yang tidak disenangi di antara murid Akademi Angin Semilir. Ia merasa dirinya tiba-tiba membeku, ketika matanya melihat sosok mungil di hadapan matanya.     

Sementara kelompok lain yang terlibat dalam konfrontasi berhenti, ketika melihat sosok mungil itu, dan menyunggingkan senyum tak lama sesudahnya.     

"Xie Kecil! Kau akhirnya di sini!" Qiao Chu menurunkan kakinya kembali dan berjalan dengan wajah berseri-seri.     

Jun Wu Xie meliriknya sesaat dan kembali menatap murid-murid berseragam Akademi Angin Semilir. Ia mengangkat tangan kecil itu dan meletakkannya di pilar pualam di dekat pintu utama penginapan.     

Suara "krak" terdengar di udara dan batu dingin yang keras di bawah tangannya hancur menjadi debu di bawah kekuatan spiritualnya yang terkumpul di telapak tangannya.     

Para pemuda di luar penginapan gemetar melihat pemandangan itu.     

"Enyah." Jun Wu Xie berkata pelan.     

Para pemuda itu berlarian segera kabur menjauh dari situ. Jun Xie memiliki reputasi yang terkenal jahat di Akademi Angin Semilir, dan rumor mengenai kekuatan spiritualnya yang hebat terus berdengung. Semua murid tahu bahwa ia telah menembus level jingga di usia empat belas, tetapi mereka tak akan pernah bermimpi untuk melihat dengan mata kepala sendiri bahwa sinar yang berkilau di sekeliling tubuh Jun Xie berwarna kuning menyala!     

Itu adalah kilauan roh level kuning!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.