Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kota Chan Lin (4)



Kota Chan Lin (4)

Bukan hanya pemuda berseragam Akademi Angin Semilir yang takut dan kabur, tetapi bahkan tamu lain di penginapan itu memandang dengan mata membelalak ketakutan dan tak percaya melihat cahaya kuning yang perlahan terpancar dari tangan Jun Wu Xie.     

Roh kuning di usia empat belas tahun ….     

Begitu berita ini tersebar, itu pasti akan membuat banyak orang terkejut!     

Jika mereka tak melihatnya sendiri, mereka tak akan pernah memercayainya walaupun begitu banyak orang mengatakan hal itu pada mereka.     

Setelah menyingkirkan lalat sial itu, Jun Wu Xie kembali ke penginapan dan melemparkan uang logam perak pada pengurus penginapan itu.     

Pengurus penginapan yang kebingungan segera melangkah maju untuk menangkap kepingan perak itu, kepalanya dipenuhi butiran keringat.     

"Sewa." Jun Wu Xie berkata dengan singkat.     

Pengurus penginapan itu mengangguk bersemangat dan tidak mengatakan apa-apa lagi.     

Pada seorang pemuda yang sangat berbakat, seorang pengurus penginapan tak akan pernah berani mengucapkan satu kata pun untuk melawannya. Terlebih lagi, pemuda itu sangat dermawan dan kompensasi yang diberikan cukup baginya untuk membeli lima pilar pualam itu.     

"Xie Kecil, metodemu sedikit terlalu keji." Qiao Chu berjalan lunglai ke samping Jun Wu Xie. Kelompok pemuda lain yang bertengkar dengan murid-murid Akademi Angin Semilir adalah dirinya, Hua Yao, dan kawan-kawan.     

"Mengapa aku harus membuang-buang napasku?" Jun Wu Xie bertanya, alisnya naik sebelah.     

Qiao Chu menyeringai seperti orang tolol.     

"Xie Kecil, ini adalah kawan-kawanmu?" Sosok kurus melangkah maju dari tengah kerumunan, menggendong Kucing hitam kecil dan Tuan Mbek Mbek di tangannya, senyum lebar menghiasi wajahnya. Tatapannya yang lembut dan ramah menyapu kelompok pemuda yang ada di samping Jun Xie.     

Jun Wu Xie mengangguk.     

"Dan ini adalah?" Hua Yao bertanya, tatapan bertanya-tanya terlihat di wajahnya.     

Fan Zhuo berkata sambil tertawa, "Namaku Fan Zhuo, dan aku datang ke sini dengan Xie Kecil."     

Hua Yao terkejut dan Qiao Chu serta yang lain memiliki ekspresi aneh di wajah mereka. Mereka telah mendengar Fan Jin menyebutkan mengenai adiknya sebelum ini dan kini ketika Qiao Chu melihat orang itu dalam bentuk nyata, wajah Qiao Chu tak dapat menunjukkan yang lain tetapi wajah penuh simpati.     

Fan Zhuo terlihat sedikit bingung, tak tahu mengapa Qiao Chu dan yang lain melihatnya dengan tatapan aneh.     

Itu membuatnya merasa bahwa Qiao Chu mengasihani dirinya.     

"Jadi kau adalah Fan Zhuo, kau kasihan sekali saudaraku." Qiao Chu berseru sambil mendengus dan menepuk bahu Fan Zhuo, tak ada yang disembunyikan sama sekali.     

Jadi, ini pria malang yang bertunangan dengan wanita penyihir itu. Sungguh malang!     

Fan Zhuo tidak tahu bagaimana harus bereaksi dengan sapaan Qiao Chu yang melankolis, berpikir bahwa Qiao Chu mengasihani dirinya karena tubuhnya yang lemah dan hanya dapat tersenyum lemah sementara berkata, "Aku merasa jauh lebih baik sekarang, semua ini karena Xie Kecil."     

Tetapi pandangan kasihan di wajah Qiao Chu tidak berkurang sedikit pun.     

Fan Zhuo bahkan bertambah bingung.     

Fan Jin memesan sebuah kamar untuk setiap orang dan setelah mereka berenam bertemu, mereka berpisah dan masing-masing pergi untuk melihat kamar mereka sebelum kembali berkumpul di kamar Jun Wu Xie.     

Untung saja, kamar itu cukup besar atau mereka akan kesulitan memasukkan begitu banyak orang ke dalamnya.     

"Ayo ayo ayo, serahkan batu rohmu." Qiao Chu duduk di meja dan melemparkan semua batu roh yang ia miliki, berserakan di atas meja. Tumpukan batu roh itu semakin tinggi, berbagai macam warna, sementara Fan Zhuo menatap batu-batu itu dengan mulut menganga.     

Di antara tumpukan batu roh itu, ada beberapa yang berasal dari Binatang Roh kelas atas dan itu sangat berharga hingga tak ada harga yang dapat membeli batu-batu itu.     

Tetapi Qiao Chu melemparkan batu itu dengan acuh tak acuh ke atas meja dan itu membuat Fan Zhuo sedikit terkejut.     

Tetapi Fan Zhuo agak terkejut karena mengikuti jejak Qiao Chu, Hua Yao, Fei Yan, dan Rong Ruo juga ikut mengeluarkan batu roh mereka. Bahkan Jun Xie mengeluarkan segenggam, dan semua batu itu tertumpuk di atas meja.     

Seraya ia mengamati tumpukan itu bertambah tinggi, mata Fan Zhuo semakin lebar.     

"Ini … semua berasal dari perburuan roh di Hutan Pertempuran Roh?" Fan Zhuo bertanya kagum, menatap Qiao Chu dan kawan-kawannya.     

"Hanya sebagaian kecil. Kebanyakan diberikan oleh Tuan Mbek Mbek." Qiao Chu menjawab santai sambil tertawa, tak lupa menyanjung Tuan Mbek Mbek yang berbaring dengan merentangkan tapak kakinya di bawah kaki Jun Wu Xie, melemparkan pandangan kambing yang tersanjung.     

Tuan Mbek Mbek langsung mengangkat dagunya dengan congkak, ekor wol kecilnya bergoyang-goyang setuju.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.