Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Meletakkan Burung Merpati di Sarang Murai (3)



Meletakkan Burung Merpati di Sarang Murai (3)

Tangan Fan Zhuo yang menggenggam sendok membeku, dan tubuh ringkihnya ditegakkan. Ia tak mengangkat kepalanya, tetapi tetap terdiam beberapa saat sebelum ia akhirnya berkata, suaranya terdengar sedikit tercekat, "Apa yang dapat kulakukan bahkan jika aku memberi tahu mereka? Tanpa bukti, ayah dan kakakku tak akan pernah mempercayainya. Dan jika berita itu sampai ke telinga orang itu, itu akan menyebabkan mereka semakin ingin menyingkirkanku. Bukankah lebih baik jika aku bertahan hidup lebih lama dan menunggu mukjizat datang?"     

Nada suara Fan Zhuo tidak sebebas biasanya. Suara yang tertahan dan tercekat membuat orang yang mendengarnya merasa begitu sedih.     

"Fan Qi sangat mempercayai orang itu?" Jun Wu Xie bertanya, satu alisnya terangkat.     

"Orang itu menyelamatkan nyawa ayahku sekali, dan ayahku selalu meletakkan kepentingan orang itu di atas kepentingannya sendiri sejak itu. Aku tahu sejak lama bahwa seseorang berusaha menyingkirkanku, tetapi aku tidak tahu dari mana asalnya. Tidak ada pertanda, tidak ada bukti. Ayah tidak akan percaya dengan kata-kataku saja." Fan Zhuo akhirnya mengangkat kepalanya. Wajahnya yang tampan tidak menunjukkan senyum lembutnya seperti biasa. Sebagai gantinya, wajah dingin, matanya dingin dan menusuk, dengan kilatan seperti pedang dingin yang tajam.     

Jika ia tak yakin dapat mengalahkan musuhnya dalam satu kali serangan, ia tak akan bergerak, supaya musuhnya tidak berwaspada maka ia tetap diam.     

"Kalau begitu, mengapa kau bergerak sekarang?" Jun Wu Xie bertanya.     

Fan Zhuo menatap Jun Xie, sementara wajah kelamnya tiba-tiba bersinar dan meledak mengeluarkan senyuman lembut dan bersinar.     

"Karena aku punya Xie Kecil di sini."     

Jun Wu Xie berkedip.     

"Sejak Xie Kecil berkawan dengan kakakku, kau telah dijadikan pion untuk merusak reputasi kakakku. Dengan karaktermu, kau tak akan pernah membiarkan penjahatnya kabur begitu saja. Aku tahu kau akan membalas suatu hari, dan di hari kau melakukan hal itu, aku juga akan dibebaskan." Senyum Fan Zhuo bersinar cerah. Kemunculan Jun Wu Xie membuatnya melihat secercah harapan, harapan bahwa suatu hari nanti, ia tak akan lagi perlu hidup bersembunyi.     

"Kau lebih pintar daripada kakakmu." Jun Wu Xie menatap Fan Zhuo. Ia tak percaya bahwa Fan Zhuo hanya menunggu kematiannya selama ini. Ia pasti memiliki suatu trik di balik lengan bajunya. Tetapi rencananya pasti memerlukan waktu yang lama untuk disempurnakan dan kemunculannya membuat semua siap.     

"Kakakku terlalu baik dan sedikit lugu. Ia selalu mencoba melihat kebaikan di dalam diri seseorang. Jika ia tak menyaksikannya sendiri, ia tak akan pernah percaya, dan hanya menganggap hal itu sebagai kesalahpahaman." Fan Zhuo mengangkat bahunya. Karakter kakaknya, ia sangat mengenalnya.     

"Jika Ning Xin tahu bahwa kau memiliki kesempatan untuk sembuh total, mungkin ia tak lagi menginginkan kematianmu." Jun Wu Xie berkata tenang.     

Apa yang dicari ayah dan anak Keluarga Ning, mereka bisa mendapatkannya melalui Fan Zhuo.     

Senyum Fan Zhuo tidak berubah sedikit pun.     

"Dan bagaimana jika, aku bukan ahli waris sebenarnya?"     

Jun Wu Xie terkejut.     

Fan Zhuo berdiri, menyingkirkan makanan obat yang sudah dingin itu.     

"Jika identitas asliku adalah sebuah kasus meletakkan burung merpati di sarang murai, dan Fan Jin sebenarnya adalah keturunan sah Keluarga Fan, apakah mereka masih akan berpikiran sama?"     

Alis Jun Wu Xie naik tinggi. Ia sedang mendengar berita yang menarik.     

Mata Fan Zhuo masih terpaku pada Jun Wu Xie, dan senyuman di matanya semakin mendalam.     

"Ayah dan Kakak adalah orang baik. Tanpa mereka, aku tak akan bertahan di dunia ini. Meletakkan merpati di sarang murai hanyalah untuk membalas kebaikan yang ia terima. Setelah masalah dengan Keluarga Ning selesai sepenuhnya, identitas istimewa sebagai anak sah kepala sekolah harus dikembalikan."     

Maka, fakta bahwa ia harus diam saja, dilakukan karena mempertimbangkan perasaan ayah dan anak itu, untuk membalas kebaikan mereka yang tanpa pamrih.     

Jun Wu Xie memiringkan kepalanya dan menatap Fan Zhuo. Tampaknya sebelum Fan Zhuo bertemu dirinya, ia sudah menyerahkan semua harapan untuk bertahan melalui semua ini. Ia pasti tahu tubuhnya tidak dapat bertahan lebih lama lagi dan berusaha sebaik mungkin untuk mencari cara agar ayah dan anak Fan dapat mendeteksi niat buruk Ayah dan putri Ning.     

Menggunakan nyawanya sendiri untuk berusaha mengungkap semuanya.     

Pemuda ini, sungguh menarik.     

*Catatan penerjemah - "Merpati di sarang Murai adalah terjemahan langsung dari judul Cina dari bab ini. Penerjemah melakukan penelitian bahwa ungkapan ini berasal dari puisi Cina kuno di mana merpati kecil yang pemalu tidak tahu bagaimana cara membuat sarang sementara burung murai memiliki sarang terbaik. Arti ungkapan ini kurang lebih - mengambil alih kediaman seseorang secara paksa." kata-kata "meletakkan" ditambahkan agar lebih sesuai dengan cerita keseluruhan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.