Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Mendadak Ramah (2)



Mendadak Ramah (2)

Ketika Fan Zhuo membuka pintu utama halaman depan, ia terkejut sesaat ketika melihat gadis cantik yang berdiri di luar. Matanya berkilat dengan perasaan yang tak dapat dikatakan tetapi ekspresi itu segera menghilang.     

"Xin Kecil?" Fan Zhuo terlihat heran, matanya terpaku pada Ning Xin, seseorang yang sudah lama tak dilihatnya.     

Walaupun mereka berdua bertunangan, kesehatan Fan Zhuo yang menurun setiap hari menghentikan siapa pun untuk berbicara mengenai pernikahan mereka. Dalam upaya untuk memfasilitasi kesembuhannya, Fan Zhuo pindah ke hutan bambu kecil itu dan Ning Xin jarang terlihat di tempat itu.     

Ia mengingat terakhir kali Ning Xin datang kemari yaitu sekitar satu tahun yang lalu.     

"Kakak Zhuo." Wajah Ning Xin berseri-seri dengan senyum manis yang lugu, terlihat seperti gadis tetangga yang polos dan lugu, yang membuat hati orang yang melihatnya menjadi hangat.     

"Kakak Zhuo, Xin Kecil sudah lama tidak mengunjungimu, apakah kau marah dengan Xin Kecil?"     

Fan Zhuo tersenyum lembut dan berkata, "Tidak sama sekali."     

Ning Xin menatap Fan Zhuo kasihan, matanya menunduk, wajahnya dipenuhi dengan derita.     

"Aku sebenarnya sangat merindukan Kakak Zhuo tetapi ayah mengingatkanku berulang kali bahwa Kakak Zhuo perlu istirahat dan tak mengizinkanmu mengganggu istirahatmu. Maka, Xin Kecil menahan diri begitu lama dan tak mengunjungi Kakak Zhuo. Kakak Zhuo, maukah kau memaafkan Xin Kecil?"     

Fan Zhuo tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya dengan lembut.     

Senyum gembira langsung kembali ke wajah Ning Xin dan ia menatap Fan Zhuo, ia berkata pelan, "Xin Kecil membuat kue ketan untuk Kakak Zhuo. Aku ingat Kakak Zhuo menyukai itu ketika kita masih kecil dulu." Sementara ia mengatakan hal itu, Ning Xin mengangkat kepalanya dan mengguncang kotak makan yang dipegangnya di tangannya.     

Pandangan Fan Zhuo sedikit tertunduk untuk sekejap dan ia mengangkat kepalanya kembali untuk menatap Ning Xin dan berkata lembut, "Xin Kecil perhatian sekali. Matahari di luar sana terlalu panas, masuk dan minum teh serta beristirahat di sini sebentar."     

Ning Xin menganggukkan kepalanya sambil tersenyum dan mengikuti Fan Zhuo ke sebuah gubuk kecil di dalam hutan bambu. Penampilan sebagai gadis kecil yang lugu dan malu-malu telah hilang sepenuhnya ketika Fan Zhuo membalikkan badannya dan Ning Xin menatap punggung Fan Zhuo yang kurus kerempeng, matanya memicing penuh ancaman.     

Fan Zhuo sebenarnya berpenampilan menarik dan sifatnya sangat luar biasa, kekurangannya adalah penyakitnya yang tak memberikan dirinya kesempatan untuk meraih sesuatu yang besar.     

Jika Fan Zhuo memiliki kesehatan yang baik, Ning Xin akan sangat bahagia untuk bersatu dengan pemuda seperti itu. Tetapi tubuh lemah Fan Zhuo telah menyeret kehidupannya turun dan ia kelihatannya selalu dalam keadaan sangat lemah dan siapa yang tahu kapan ia akan mengembuskan napas terakhirnya. Dan jika Fan Zhuo meninggal, kepemimpinan Akademi Angin Semilir kemungkinan besar akan jatuh ke tangan Fan Jin, dan ketika itu terjadi, ayahnya tak akan memiliki kesempatan lagi.     

Tetapi ….     

Ning Xin melengkungkan ujung mulutnya. Fan Zhuo juga ada gunanya, hatinya yang bersih yang tidak memikirkan hal-hal duniawi membuatnya mudah dimanipulasi.     

Di dalam hatinya, ia pasti melihat Ning Xin sebagai gadis kecil yang polos dan lugu sejak mereka kecil.     

Ning Xin mengatur diri dan menenangkan perasaannya, seraya ia merenungkan situasi di dalam Hutan bambu kecil. Setelah Ah Jing diusir, hanya ada Fan Zhuo dan Jun Xie di dalam hutan bambu kecil, dan Fan Jin sering muncul di waktu makan.     

Fan Zhuo di sini di hadapannya, di mana Jun Xie?     

Ning Xin menyipitkan matanya untuk mengamati keadaan sekitar, mencoba mencari targetnya.     

Ketika ia terhanyut di dalam pikirannya sendiri, Fan Zhuo tiba-tiba berhenti berjalan.     

Ning Xin tidak menyadarinya dan hampir menabrak Fan Zhuo. Ia bergumam meminta maaf dan mengangkat kepalanya. Tiba-tiba, ia melihat sosok kecil yang berdiri tepat di depan gubuk bambu itu, menatap langsung ke arahnya dengan mata tajam yang dingin!     

Jantung Ning Xin melompat. Sejak hari ia menyaksikan pertarungan sengit di mana Jun Xie memerangi Binatang Roh Kelas Pelindung, ia menjadi khawatir dan takut terhadap sosok mungil yang lebih muda dari dirinya itu.     

Mata pemuda itu, membuatnya gemetar tak terkendali ketika ia melihatnya sekarang!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.