Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Batu Roh Wivern Licik (1)



Batu Roh Wivern Licik (1)

Jun Wu Xie membawa Tuan Mbek Mbek dengan tangannya, seraya meninggalkan Arena Binatang Roh di bawah tatapan bengong semua orang yang menonton di sana.     

Orang-orang di Arena Binatang Roh masih belum pulih dari rasa terkejutnya bahkan setelah Jun Wu Xie meninggalkan tempat itu. Semua yang mereka lihat hari ini, sepenuhnya menghancurkan cara pandang mereka di dunia ini dan dengan penampilan Binatang Roh Kelas Pelindung itu, semua yang mereka yakini sepenuhnya berubah, di dunia yang mereka sangka mereka kenal ini!     

Di bawah langit yang sama, seseorang seperti itu benar-benar ada, orang yang bisa menjinakkan Binatang Roh selain orang-orang di Kota Seribu Monster?     

Tanpa memerlukan bantuan alat luar, dan orang itu bahkan bisa membuat Binatang Roh mematuhi perintahnya. Gila sekali hal itu?     

Lin Feng duduk di tanah, terlihat sangat gelisah, karena ketakutan dan teror mencengkeram hatinya.     

Jun Wu Xie baru berjalan beberapa saat dari Arena Binatang Roh ketika ia melihat Qing Yu berlari tergesa-gesa menghampirinya.     

Ketika Qing Yu melihat Jun Xie, ia langsung menghampiri bocah itu.     

"Bukankah kita sudah sepakat? Bahwa kau tidak akan datang hari ini? Apakah … kau baik-baik saja?" Qing Yu mengamati Jun Xie dari kepala hingga ujung kaki. Ketika ia melihat tidak ada tanda cedera di tubuh Jun Xie dan Tuan Mbek Mbek yang digendong di tangannya hanya memiliki sedikit noda darah di kaki belakangnya namun selebihnya ia baik-baik saja, Qing Yu akhirnya bisa bernapas lega.     

"Selama kau baik-baik saja, selama kau tidak terluka. Tuan Mbek Mbek kelihatannya juga baik-baik saja, dan sedikit luka di kakinya akan sembuh dengan cepat dalam beberapa hari." Qing Yu berpikir darah di kaki Tuan Mbek Mbek adalah darah domba itu, tak tahu bahwa darah itu berasal dari penonton yang tidak sengaja diinjak olehnya hingga mati ketika kaki itu mendarat.     

Jun Wu Xie tidak menjelaskan situasinya dan hanya mengeluarkan sebuah sapu tangan untuk menyeka noda darah di kaki Tuan Mbek Mbek dengan sabar.     

Setelah menelan Wivern Licik, Tuan Mbek Mbek merasa sangat kenyang hingga ia bahkan tidak mengganggu Jun Wu Xie meminta daun teratai. Ia hanya meringkuk gembira di dalam tangan Jun Wu Xie seraya matanya terpejam bagaikan dua bulan sabit, menikmati pelukan hangat Nonanya.     

"Ayo kita kembali dulu." Qing Yu melihat Jun Xie sedang tidak ingin berbicara banyak dan khawatir pemuda itu masih sedih.     

"Jangan terlalu dipikirkan. Wivern Licik bukan Binatang Roh biasa dan normal jika kau kalah." Qing Yu berkata, berusaha sekuat tenaga menghibur Jun Xie.     

Jun Wu Xie malah berkata padanya, "Aku akan kembali ke sana besok."     

"Hah?" Qing Yu tertegun. Mengapa bocah ini begitu keras kepala?     

Qing Yu yang terheran-heran membawa Jun Xie kembali ke Balai Klan Amukan Api dan Jun Xie langsung membawa Tuan Mbek Mbek ke kamarnya, mengambil air untuk membantu Tuan Mbek Mbek membersihkan darah dari tapak kakinya.     

Namun ia baru saja meletakkan Tuan Mbek Mbek di atas kasur seraya menuangkan air panas ketika Kelinci Darah yang ditinggalkan di kamar dan diawasi oleh Kucing hitam kecil dengan cepat melompat ke atas kasur. Ia menatap gembira dan sangat senang melihat Tuan Mbek Mbek berbaring di kasur dengan nyaman dan kelinci licik itu langsung mengeluh.     

Ia menoleh menatap Jun Wu Xie dan melihat Jun Wu Xie sedang menuang air. Matanya yang besar segera melihat ke sekeliling dan tiba-tiba melompat tinggi di udara, mendarat tepat di perut bundar Tuan Mbek Mbek yang tinggi!     

"Mbeekk !!!"     

Pekikan dan ratapan yang memekakkan telinga terdengar.     

Kening Jun Wu Xie langsung berkerut ketika ia mendengar suara itu. Ia memutar kepalanya dan melihat Tuan Mbek Mbek dan Kelinci Darah sedang bergumul. Dan ketika mereka menyadari Jun Wu Xie melihat mereka mereka langsung berhenti dan segera berpencar. Tuan Mbek Mbek kemudian menjulurkan salah satu kakinya dan berusaha diam-diam untuk menendang benda asing di atas ranjangnya, kemudian terdengar suara benda terjatuh di lantai.     

"Kelinci licik membuat domba memuntahkan itu." Setelah menyaksikan semuanya dari pinggir, Kucing hitam kecil mengadukan keduanya tanpa merasa bersalah sedikit pun.     

Ketika Tuan Mbek Mbek mendengar itu, ia langsung berbalik badan dan menenggelamkan kepalanya di bawah selimut, dengan ujung tubuhnya masih sedikit menyembul, ekor kecil itu gemetar ketakutan.     

" …. " Jun Wu Xie tak bisa berkata-kata saat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.