Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Sang Penantang (4)



Sang Penantang (4)

Ketika Kera Hitam Berlengan Enam dilepaskan dari kandangnya, ia langsung menyeruduk keluar dari kandang. Ketika tubuhnya yang menjulang tinggi berdiri di atas panggung, ia terlihat lebih megah lagi dan begitu mengesankan. Keenam lengannya berukuran sebesar paha seorang pria dan ia menggebuk dadanya sendiri, melampiaskan kegeraman di dalam tubuhnya!     

"ROAR!!!!" "ROAR!!!!"     

Seraya Kera Hitam Berlengan Enam memukul-mukul dadanya, suara dentuman yang keras terdengar dengan jelas. Dengan mulut terbuka yang memperlihatkan taringnya yang tajam, ia berlari mengelilingi panggung pertandingan sambil mengaum keras, mempertontonkan dominasinya yang menakjubkan.     

Seluruh Arena Binatang Roh menjadi sunyi, tercengang dengan geraman Kera Hitam Berlengan Enam yang menggelegar, suaranya membuat orang-orang semakin bergairah.     

Tuan Mbek Mbek berdiri tak bergerak dari tempatnya, terlihat sangat jijik dengan Kera Hitam Berlengan Enam dungu yang sudah mengaum bahkan sebelum pertandingan dimulai.     

Tuan Mbek Mbek berpikir ia tak akan bertindak bodoh seperti kera itu. Mengaum seperti ini bahkan sebelum pertandingan dimulai tidak akan memenangkan makanan apa pun, tindakan bodoh.     

Sama sekali tidak terpengaruh dengan auman Kera Hitam Berlengan Enam yang mengancam, Tuan Mbek Mbek berdiri tenang di tempatnya tak bergerak sedikit pun. Kerumunan penonton di sekeliling arena semakin riuh rendah dengan auman Kera Hitam Berlengan Enam tetapi tidak ada yang memedulikan Tuan Mbek Mbek sedikit pun.     

Shangguan Miao menatap kondisi Kera Hitam Berlengan Enam dengan penuh rasa puas. Ketika tak ada yang berani menantangnya selama beberapa hari belakangan ini, Kera Hitam Berlengan Enam tidak memiliki kesempatan untuk tampil, hingga membuat Shangguan Miao kehilangan kesempatan untuk memamerkan kejayaan Binatang Rohnya. Sekarang seseorang datang mengetuk pintu mencari mati, mengapa ia harus menahan diri?     

Shangguan Miao memutar pandangannya dan menatap Jun Xie dengan kilatan licik di matanya. Ia sepertinya tidak bisa melihat dari segi mana bocah itu lebih baik daripada Lin Feng.     

Lin Feng adalah putra Kepala Balai Klan Es dan posisi serta statusnya di Kota Seribu Monster adalah sesuatu yang tak bisa dibandingkan orang di Kota Seribu Monster. Jun Xie bahkan bukan berasal dari Kota Seribu Monster dan menilai dari caranya berpakaian, ia bahkan kelihatannya bukan berasal dari keluarga terpandang juga. Bocah kecil yang terlihat biasa bahkan bisa bermimpi untuk bersaing dengan Lin Feng untuk mendapatkan Qu Ling Yue terlalu lucu.     

Waktu berlalu detik demi detik, lonceng tanda pertandingan dimulai akhirnya dibunyikan!     

Enam tangan kekar Kera Hitam Berlengan Enam diletakkan dengan tegap di atas lantai, tubuhnya sedikit condong ke depan, menatap bengis domba tak berdaya yang siap dibantai.     

Seluruh arena meledak dengan sorakan para penonton. Mereka bersemangat karena kesempatan yang mereka miliki untuk menyaksikan pembantaian berdarah yang brutal yang akan dihadirkan di hadapan mereka!     

Namun, Tuan Mbek Mbek tetap berdiri tegap di tempatnya, persis seperti sepuluh pertandingan terakhirnya, tapak kakinya tidak bergeser sedikit pun.     

Tiba-tiba, Kera Hitam Berlengan Enam menyerang Tuan Mbek Mbek! Keenam tangannya meninggalkan bekas telapak tangan di lantai panggung arena dan ia menyerang dengan kekuatan penuh, terlihat seperti seekor binatang buas yang lepas dari kandang!     

Semua orang berpikir bahwa legenda Tuan Mbek Mbek akan berakhir di tempat itu tanpa keraguan sedikit pun di dalam benak mereka.     

Tuan Mbek Mbek kemudian membuka mulutnya dan mengarahkannya ke Kera Hitam Berlengan Enam yang sadis dan tak mengenal ampun ….     

"Mbek."     

Menyerang dengan dibakar kemarahan di dalam dirinya, Kera Hitam Berlengan Enam hanya dengan satu rintihan tak berbahaya yang dikeluarkan Tuan Mbek Mbek, tiba-tiba seperti diserang oleh petir yang menggelegar, tubuhnya yang menyerbu ke depan mengalami kejang di beberapa tempat karena usaha mendadak untuk mengubah arah tubuhnya, keenam tangannya berpijak kuat di lantai seperti di awal pertandingan!     

'krak krak krak!'     

Rentetan suara retak terdengar ketika jari-jari Kera Hitam Berlengan Enam menggali ke dalam lantai panggung arena pertandingan seraya ia tergopoh-gopoh berusaha untuk menghentikan kekuatan menyerangnya!     

Akibat menghentikan tubuhnya dengan mendadak ketika sedang melaju pesat ke depan untuk menyerang, telapak tangan Kera Hitam itu terluka dan dagingnya terkoyak akibat bergesekan dengan lantai!     

Tubuh raksasanya yang terhuyung-huyung akhirnya berhenti, di jarak kira-kira setengah meter dari Tuan Mbek Mbek!     

"Uhhh! Uhh!!" Rentetan rintihan yang memelas tiba-tiba terdengar dari mulut Kera Hitam Berlengan Enam!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.