Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Sang Penantang (2)



Sang Penantang (2)

Keesokan pagi dini hari, Jun Wu Xie membawa Tuan Mbek Mbek bersamanya, untuk pergi ke Arena Binatang Roh.     

Kelinci Darah ingin ikut serta tetapi tubuhnya belum pulih total. Bahkan ketika ia merengek dan berusaha untuk bersikap lucu sebisanya, Jun Wu Xie tetap tegas tak tersentuh. Jadi, ia tak memiliki pilihan namun hanya berdiri di dekat jendela sambil menatap punggung Jun Wu Xie, melambaikan tapak kakinya dengan sedih.     

Qing Yu telah menunggu di luar gerbang Balai Amukan Api agak lama dan ketika ia melihat Jun Xie muncul, ia mendesah panjang pada dirinya sendiri.     

"Apakah kau benar-benar akan pergi ke sana hari ini?"     

Jun Wu Xie mengangguk.     

Tak memiliki pilihan lain, Qing Yu mendesah tak berdaya sekali lagi dan memandu Jun Xie ke Arena Binatang Roh pasrah.     

Tuan Mbek Mbek baru saja tampil mengagumkan di Arena Binatang Roh kemarin dan itu telah menarik perhatian banyak orang. Ketika semua orang mendengar Binatang Roh mungil kelas bawah itu benar-benar memiliki nyali untuk menantang Sang Kera Hitam Berlengan Enam sebagai pemegang peringkat pertama di Arena Binatang Roh, banyak di antara mereka yang berbondong-bondong datang ke Arena Binatang Roh untuk menonton pertandingan yang telah ditunggu-tunggu.     

Kera Hitam Berlengan Enam belum pernah dikalahkan di beberapa pertandingan terakhirnya dan tidak satu pun Binatang Roh mampu mencelakainya. Dapat dikatakan, di antara Binatang Roh kelas bawah, Kera Hitam Berlengan Enam dapat dianggap sebagai binatang buas yang sangat garang. Mereka semua yang telah menyaksikan keganasan Kera Hitam Berlengan Enam sebelumnya, ingin melihat kebrutalan Kera Hitam Berlengan Enam sekali lagi.     

Walaupun ketika itu masih pagi, Arena Binatang Roh sudah dipenuhi orang-orang yang hendak menonton. Selain ingin menyaksikan Kera Hitam Berlengan Enam, para penonton juga merasa sangat penasaran dengan Tuan Mbek Mbek milik Jun Xie.     

Semua orang yang melihat pertandingan Tuan Mbek Mbek kemarin, hingga saat ini masih belum bisa mengerti, seberapa kuatnya domba yang terlihat lembut dan rapuh itu, hingga ia bisa menakuti begitu banyak Binatang Roh, hanya dengan mengembik.     

Shangguan Miao telah sampai di Arena Binatang Roh lebih awal. Ia berdiri di bawah panggung arena dengan sekelompok kawan-kawan yang berkerumun di sekelilingnya. Karena Kera Hitam Berlengan Enam terlalu besar, ia tak diperbolehkan dibawa ke dalam arena sebelum giliran bertandingnya tiba.     

"Dia di sini! Itu dia! Itu Jun Xie!" Seorang pemuda di samping Shangguan Miao melihat Jun Xie, yang baru saja berjalan bersama Qing Yu, dan ia langsung berseru, memberitahu Shangguan Miao mengenai kedatangannya.     

Mata Shangguan Miao memicing, seraya melihat pemuda yang menantangnya. Dengan sekali tatapan itu, cemoohan langsung terbentuk di ujung bibirnya.     

Ia hanya melihat seorang pemuda yang terlihat tampan dan lemah, membawa seekor Binatang Roh domba berbulu yang kelihatannya tidak memiliki kemampuan untuk menyerang. Dan seraya mereka memasuki Arena Binatang Roh, tatapan Shangguan Miao terang-terangan mengukur lawannya tanpa menyembunyikannya sedikit pun, mengamati Jun Xie dari kepala hingga kaki, rasa jijiknya terhadap lawannya sangat jelas.     

"Binatang Rohnya, yang ada di tangannya?" Shangguan Miao bertanya mencibir, seraya menatap Tuan Mbek Mbek di dalam tangan Jun Xie.     

"Itu dia."     

"Ha! Binatang Roh itu bisa memenangkan sepuluh pertandingan berturut-turut!? Bukankah itu berarti hanya ada beberapa kucing dan anjing di Arena Binatang Roh kemarin?" Shangguan Miao merasa itu sangat lucu, bahwa seekor Binatang Roh seperti itu bisa memenangkan sepuluh pertandingan berturut-turut. Jika berita ini tersebar, bukankah itu akan dianggap sebagai lelucon?     

"Binatang Roh itu agak aneh. Aku dengar dari orang yang berpartisipasi kemarin, Binatang Roh itu tidak melakukan apa-apa di panggung arena, tetapi hanya mengembik sekali pada lawannya, dan Binatang Roh itu terus jatuh satu per satu kejang ketakutan, sepenuhnya kehilangan kemampuan mereka untuk bertarung."     

"Oh? Apa maksudnya? Sebuah suara dan itu menakuti Binatang Roh lain? Aku tidak tahu Binatang Roh jenis itu ada di bumi ini." Shangguan Miao merasa rumor itu tak perlu dipercaya. Jika kemenangan dapat diraih semudah itu, maka Arena Binatang Roh seharusnya ditutup saja! Siapa yang peduli apa yang terjadi di sini kemarin, Shangguan Miao menolak untuk memercayai apa yang dikatakan semua orang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.