Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kelinci Darah (3)



Kelinci Darah (3)

Kelinci Darah melekatkan diri pada Jun Wu Xie. Setelah merasa krisis perlahan sudah menghilang, warna merah tua segera memudar dari bulunya, kembali ke wujudnya sebagai Kelinci bertelinga besar yang lembut dan menggemaskan. Ia kelihatannya menyadari bahwa Jun Wu Xie lebih ramah padanya ketika ia berada dalam wujud Kelinci bertelinga besar yang lemah dan rapuh, menatap Jun Wu Xie memelas sambil meraung, suaranya begitu halus hingga hampir menyayat jika didengar.     

Jun Wu Xie tidak ingin memikirkan hal itu, tetapi melihat kelinci kecil yang lemah dengan seluruh tubuh dipenuhi darah, hatinya melunak dan ia berjalan untuk menggendongnya. Ia dengan perlahan memeriksa semua lukanya dan ketika ia yakin bahwa kelinci itu baik-baik saja, ia akhirnya mengembuskan napas lega.     

"Puu." Seolah dapat merasakan hati Jun Wu Xie yang melunak, Kelinci Darah dengan kembut membenamkan kepalanya lebih dalam ke tangan Jun Wu Xie, sikapnya bermanja-manja dan genit.     

"Mbeek!"     

[Kelinci licik!]     

Kebencian Tuan Mbek Mbek begitu kuat hingga ia menggertakkan giginya.     

Ia ingin memprotes Jun Wu Xie tetapi diberikan tatapan dingin, maka ia pun dengan murung berjalan ke pinggir, merasa sangat sedih seraya menyundul-nyundulkan tanduknya berulang kali ke kaki sebuah kursi.     

[Majikan menemukan kesayangan baru! Majikan tidak sayang Tuan Mbek Mbek lagi! Tuan Mbek Mbek sangat sedih!]     

Jun Wu Xie menatap Tuan Mbek Mbek yang sedang tantrum dengan tatapan tak berdaya. Ia mendesah panjang dan berjalan menghampirinya kemudian menggendongnya. Kelinci manja dan genit di tangan kirinya, dan Tuan Mbek Mbek yang sedang tantrum di tangan kanannya. Saat itu, Jun Wu Xie yang justru merasa bingung.     

Dibandingkan dengan kesedihan Tuan Mbek Mbek, Kucing hitam kecil lebih tenang.     

Sudah tahu selama ini bahwa Nonanya tidak bisa menahan diri dengan makhluk berbulu yang menggemaskan, ia sudah menebak hal ini akan terjadi begitu melihat Kelinci Darah adalah Binatang Roh Kelas Pelindung.     

Jika ini adalah kelinci bertelinga besar biasa, Jun Wu Xie mungkin khawatir merasa patah hati karena usia mereka lebih pendek dan memutuskan untuk tidak akan memeliharanya. Tetapi ketika itu adalah Binatang Roh Kelas Pelindung yang kuat yang bisa menjaga diri …. Dan terutama seekor kelinci manja dan genit yang juga cerdik, maka Jun Wu Xie tidak bisa menahan diri.     

Kucing hitam kecil dengan tenang mengibaskan ekornya di udara, tiba-tiba berpikir beban kerjanya sebagai penerjemah baru saja naik drastis.     

Tidak lama lagi di masa depan, ia akan menjadi ahli penerjemah bahasa binatang!     

Walaupun kelinci cerdik itu tetap tinggal, ia tetap seekor Binatang Roh muda yang masih belum dewasa sepenuhnya, dan terlebih lagi, ia baru saja hampir mati, hingga dirinya sangat lemah. Setelah beberapa saat di dalam dekapan tangan Jun Wu Xie, ia tertidur pulas. Ia tidur begitu nyaman, seperti percaya sepenuhnya pada sang pemilik, melepaskan sikap waspadanya.     

Jun Wu Xie tidak memiliki pilihan lain selain membawa dua Binatang Roh dan Kucing hitam kecil, untuk berbaring di ranjangnya seraya ia perlahan tertidur, menunggu giliran bertanding menantang pemegang peringkat pertama di Arena Binatang Roh esok hari.     

….     

Di dalam Balai Klan Es, Shangguan Miao mendorong seekor kambing masuk ke dalam sebuah kandang yang terbuat dari besi. Ayahnya adalah Kepala Balai Klan Es. Ia masih muda dan belum dianggap sebagai anggota Balai Klan Es secara resmi.     

Tiba-tiba, pelayan di kediamannya membawa berita.     

Setelah Shangguan Miao menerima kabar itu, alis di wajahnya naik.     

"Seseorang benar-benar berani menantang Kera Hitam Berlengan Enamku?" Shangguan Miao sedikit terkejut. Walaupun Binatang Rohnya hanya seekor Binatang Roh kelas bawah, tetapi kekuatannya cukup besar jika dibandingkan dengan Binatang Roh kelas menengah. Setelah memenangkan sepuluh pertandingan berturut-turut, ia langsung menantang orang pemegang peringkat pertama di Arena Binatang Roh dan sejak saat itu mengambil alih takhta. Walaupun ada banyak orang yang menantangnya, tetapi semua Binatang Roh yang melangkah ke atas panggung telah menjadi santapan Kera Hitam Berlengan Enamnya. Dan di beberapa hari terakhir, tidak ada yang berani menantangnya lagi.     

"Jadi kelelawar buta yang mana lagi kali ini?" Lin Feng keluar dari dalam rumah. Ia kebetulan sedang mencari Shangguan Miao untuk mengobrol dan ia mendengar kabar bahwa sebuah tantangan telah diajukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.