Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kemarahan Tuan Mbek Mbek (3)



Kemarahan Tuan Mbek Mbek (3)

Langkah berat macan garang mengarungi panggung arena, dentuman yang berasal dari tapak kakinya terdengar jelas. Tatapan bengisnya memandang tegas mangsa lezat di depan matanya seraya ia mendekati Tuan Mbek Mbek satu langkah demi satu langkah.     

Qing Yu duduk di ujung kursinya sementara macan garang terus mendekat, jantungnya tersangkut di tenggorokannya. Ia benar-benar khawatir macan garang itu akan menelan Tuan Mbek Mbek bulat-bulat dan ia tak akan bisa menjawab Jun Xie. Walaupun ini diminta oleh Jun Xie sendiri, tetapi ia telah ditunjuk untuk menjadi pengawal Jun Xie dan Qing Yu tidak berani membayangkan bagaimana ia akan menjelaskan pada Xiong Ba ketika dirinya kembali mengenai bagaimana ia mengizinkan binatang roh Jun Xie "dibantai" di hari pertama pemuda itu berada di Kota Seribu Monster. Akankah Xiong Ba mematahkan tangan dan kakinya di tempat ketika mendengar tentang hal ini?     

Walaupun ia tidak langsung bertanggung jawab atas hal ini … tetapi Qing Yu masih yakin bahwa nasibnya juga tidak akan menjadi lebih baik hanya karena itu.     

Saat itu, Qing Yu benar-benar serius mempertimbangkan apakah ia harus bergegas menyelamatkan Tuan Mbek Mbek di tengah pertandingan. Walaupun itu akan melanggar peraturan Arena Binatang Roh secara terang-terangan, namun dibandingkan dengan Xiong Ba yang murka, ia lebih baik menderita di bawah teguran Kepala Daerah Kota.     

Seraya Qing Yu terus mengalami dilema di dalam benaknya, macan garang sudah berdiri di hadapan Tuan Mbek Mbek.     

Menatap Tuan Mbek Mbek yang berukuran sama dengan kepalanya sendiri, macan garang menjilat bibirnya karena rasa lapar dan bekas bau darah yang tipis membuatnya gelisah, sensasi haus darah mendorongnya untuk segera melahap mangsa di depan matanya!     

"Aumm!" Rahangnya terbuka lebar dan auman buas pecah di udara!     

Auman itu begitu keras hingga para penonton yang duduk di dekat panggung merasa gendang telinga mereka sakit.     

Pemilik macan itu berdiri di tepi dan senyuman lebar terlihat di wajahnya.     

Tuan Mbek Mbek berdiri menatap kosong dan tidak bergerak dari tempatnya sama sekali. Ia terus menatap "kucing" yang meneteskan air liur di semua tempat di depannya. Ia berpikir bahwa napas "kucing" itu agak berbau, benar-benar berbeda dengan napas segar kucing hitam kecil.     

Tuan Mbek Mbek sedang berpikir bagaimana ia akan menghajar "kucing" kecil itu hingga mati ketika tiba-tiba ia mengingat apa yang dijanjikan Jun Wu Xie.     

Majikannya telah mengatakan jika ia menang ia bisa memakan daun teratai. Namun apa yang harus dilakukannya supaya dianggap menang?     

Di dalam benak Tuan Mbek Mbek, hanya ada satu cara untuk menghadapi Binatang Roh. Dan itu adalah untuk menelan mereka. Jadi, ketika ia disuruh "menang", ia tidak benar-benar paham apa yang harus dilakukannya.     

Tuan Mbek Mbek berdiri di sana memutar otak dengan kepala dimiringkan seraya menatap macan garang.     

[Menelan mereka tidak sama dengan menang, bukan?]     

[Tuan Mbek Mbek tidak tahu apa yang harus dilakukan!]     

Kerumunan penonton setelah mendengar auman macan garang yang begitu keras, berpikir bahwa gulungan bulu domba itu pasti terlalu ketakutan untuk bergerak dan membeku di tempat. Mereka berpikir pertandingan itu akan berakhir dengan kolam darah.     

Akhirnya, Tuan Mbek Mbek mempunyai sebuah ide. Ia mungkin tidak mengerti apa artinya menang, tetapi apa yang dilakukan "kucing" kecil ini sekarang pasti cara yang benar untuk melakukannya, bukan?     

Maka, Tuan Mbek Mbek meniru persis apa yang dilakukan macan garang dan ia membuka mulutnya dan menggunakan segenap kekuatannya untuk ….     

"Mbeek!"     

Suara itu bahkan tidak terdengar sampai ke bangku penonton dan ketika semua orang tertawa terbahak-bahak, situasi yang aneh terjadi di depan mata mereka!     

Segera setelah suara Tuan Mbek Mbek yang lembut dan menggemaskan terdengar, macan garang tiba-tiba bereaksi seakan telah disambar petir, seluruh tubuhnya kaku tak bisa bergerak. Mata dengan tatapan keji tiba-tiba membelalak dan ketika semua orang mengira ia akan meninju tubuh mungil Tuan Mbek Mbek, macan garang tiba-tiba mengangkat ekornya, mencakar-cakar dan susah payah kembali ke tempat awal ia datang … untuk lari tunggang langgang ….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.