Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kemarahan Tuan Mbek Mbek (1)



Kemarahan Tuan Mbek Mbek (1)

Aroma darah yang kuat menyebar ke seluruh arena Binatang Roh. Aroma yang memuakkan itu bukan hanya membangkitkan sifat buas Binatang Roh, itu juga membuat darah penonton di arena mendidih.     

Di bawah atmosfer yang berisik dan ramai, Jun Wu Xie membawa Tuan Mbek Mbek dan berjalan perlahan ke arah panggung arena. Dan ketika mereka melihat macan garang sebagai lawan berikutnya, keheningan yang mencekam tiba-tiba memenuhi seluruh arena.     

Semua orang menatap terkejut bocah muda yang membawa Binatang Roh berupa domba kecil yang berbulu. Mereka sudah kaget tadi dengan kehadiran kelinci bertelinga besar di tempat ini dan mereka tidak menyangka setelah beberapa pertandingan, mereka akan melihat begundal kecil membawa Binatang Roh yang tak berdaya ke panggung pertarungan.     

Setelah keheningan sesaat, ledakan tawa yang sangat keras hampir membelah Arena Binatang Roh yang setengah tertutup atap itu.     

"Sobat kecil yang tak berdaya? Tak bisakah Arena Binatang Roh mengeluarkan lawan yang lebih baik daripada ini?"     

"Apakah pemuda itu datang untuk memberikan santapan gratis bagi Binatang Roh lawan? Aku rasa pemilik macan garang itu tidak perlu memberi makan Binatang Rohnya lagi. Macan itu bisa langsung menelan domba itu sebagai santapannya."     

"Remaja-remaja jaman sekarang semakin lama semakin keras kepala, mereka benar-benar membawa sembarang jenis Binatang Roh yang mereka miliki ke sini."     

Kerumunan itu tidak terlalu senang melihat Tuan Mbek Mbek muncul untuk babak selanjutnya. Mereka baru saja melihat Kelinci bertelinga besar dihancurkan hanya dalam hitungan detik dan mereka merasa itu adalah pertandingan yang sangat membosankan. Mereka benar-benar tidak berharap untuk menonton pertandingan membosankan dua kali dalam satu hari.     

Walaupun Tuan Mbek Mbek sedikit lebih besar daripada Kelinci bertelinga besar, domba itu masih seukuran kepala sang macan garang, dan itu dianggap tidak sebanding.     

Dengan sangat cepat, seseorang dari tengah kerumunan mengenali Jun Xie sebagai pemuda yang sama yang telah membawa "bangkai" kelinci bertelinga besar pergi. Mereka semua berpikir pemuda itu berhati lembut dan maka, mereka tidak berharap melihatnya naik ke arena untuk mengirimkan Binatang Rohnya yang kecil dan lemah untuk mati dalam pertarungan.     

Pemilik macan buas juga melihat Jun Xie dan ketika ia memperhatikan Tuan Mbek Mbek dibawa di tangan Jun Xie, ia langsung tertawa keras.     

"Aku harus mengatakan adik kecil, apakah kau bercanda denganku sekarang? Dengan Binatang Roh sekecil itu, kau benar-benar mau mengadunya dengan macan buasku di panggung arena?" Pria itu menatap domba dungu bertubuh bulat dengan rasa jijik. Binatang Rohnya menjadi bersemangat setelah memenangkan pertandingan berturut-turut dan itu adalah waktu terbaik untuk mengumpulkan sebanyak mungkin kemenangan. Tetapi pertandingan berturut-turut dengan Binatang Roh tak berguna benar-benar membuat binatang rohnya tidak dapat menunjukkan keganasannya dan itu hanya membuang-buang waktu.     

"Adik kecil, aku menyarankan padamu untuk membawa Binatang Roh kecilmu pulang sekarang. Macan garangku baru saja memenangkan beberapa pertandingan berturut-turut dan sekarang ia sedang sangat gahar, tetapi daging yang aku berikan padanya tidak akan cukup mengisi perutnya. Jika sobat kecil di tanganmu itu bertemu dengan macanku sekarang, macanku mungkin akan menelannya bulat-bulat, dan kau bahkan tak bisa menemukan sisa tulang belulangnya setelah itu."     

Kata-kata pria itu membangkitkan gelak tawa para penonton yang menggema di seluruh arena. Mereka semua berpikir bahwa kemunculan Jun Wu Xie hanya sebuah lelucon karena siapa di dunia ini yang bersikeras mengirimkan Binatang Rohnya pada kematian walaupun ia sudah tahu binatang rohnya tidak mungkin menang?     

Jun Wu Xie menatap dingin pria yang mengoceh tanpa henti di hadapannya dan ia meletakkan Tuan Mbek Mbek di atas panggung pertempuran.     

Tuan Mbek Mbek berpaling menatap Jun Wu Xie, wajahnya terlihat bingung.     

"Mbeekkk?"     

[Apa yang harus dilakukan Tuan Mbek Mbek di sini? Tuan Mbek Mbek tidak ingin berada di sini, Tuan Mbek Mbek ingin pelukan!]     

Tuan Mbek Mbek tidak senang. Ia baru saja "mendapatkan" kembali posisinya di dalam tangan Jun Wu Xie setelah lepas dari kelinci bertelinga besar dan sekarang ia dijauhkan lagi. Tuan Mbek Mbek kemudian menyentakkan tapak kakinya sebagai tanda protes.     

Melihat kelakuan Tuan Mbek Mbek, pemilik macan garang itu tertawa keras lagi sambil berkata sinis, "Adik kecil. Binatang Roh kecilmu kelihatannya sangat ketakutan. Apakah kau benar-benar tidak akan membawanya pulang? Gumpalan bulu bulat ini mungkin tidak memiliki kekuatan bertarung, tetapi ia seharusnya bagus untuk binatang peliharaan yang menggemaskan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.