Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kelinci Bertelinga Besar (2)



Kelinci Bertelinga Besar (2)

Qing Yu bergegas menghampiri Jun Xie saat itu. Ia tidak melihat Jun Xie di tempat ia meninggalkan bocah itu tadi dan sekarang ia melihat Jun Xie berjalan ke arahnya sambil menggendong kelinci bertelinga besar yang sekarat hingga menyebabkan matanya membelalak lebar karena terkejut.     

"Ini kelinci yang tadi?" Melihat kelinci bertelinga besar dengan seluruh tubuhnya berlumuran darah, Qing Yu bertanya pada Jun Xie terkejut.     

Jun Wu Xie mengangguk.     

"Dengan luka separah itu, apakah menurutmu ia masih bisa diselamatkan?" Qing Yu bertanya skeptis dengan kerutan di wajahnya ketika ia melihat keadaan sang kelinci yang memilukan.     

Seekor Binatang Roh yang tidak memiliki kekuatan untuk menyerang seperti ini, pada dasarnya tidak pernah tampil di Arena Binatang Roh sama sekali.     

Jun Wu Xie tidak mengatakan apa-apa tetapi hanya menggendong kelinci bertelinga besar dan kembali ke kursinya untuk duduk. Ketika orang-orang di sekitarnya melihat tindakan Jun Xie, mereka semua menatap pemuda itu penasaran, tidak ada satu pun di antara mereka yang dapat memahami mengapa Jun Xie melakukan hal ini.     

Jun Wu Xie meletakkan kelinci bertelinga besar di pangkuannya. Mata sang kelinci terpejam rapat dan tidak ada lagi kekuatan di dalamnya. Ditinggalkan oleh pemiliknya dan lukanya yang parah telah sepenuhnya menguras semangat hidupnya dan kelinci itu hanya berbaring diam, menunggu kematian menjemputnya.     

Jun Wu Xie menarik sebuah jarum perak dari pinggangnya tanpa berbicara, dan kemudian mengeluarkan satu gulungan benang jaring laba-laba dari Tas Alam Semesta. Ia memasukkan benang itu ke jarum tetapi tidak langsung menggunakannya, ia kemudian mengambil satu botol obat dan mulai menuangkan sebuah cairan berwarna hijau giok yang jernih ke luka Kelinci bertelinga besar.     

Begitu cairan hijau itu dituangkan, aroma ringan segera semerbak di udara, aromanya begitu menyegarkan. Semua orang yang duduk di sekeliling Jun Xie sangat tertarik dengan aroma yang menggoda itu dan mereka semua tanpa sadar memalingkan kepala untuk melihatnya, menatap tindakan Jun Xie bertanya-tanya. Walaupun mereka tidak tahu apa cairan hijau itu, tetapi dari aromanya, mereka bisa menebak itu pasti sejenis salep obat.     

Tetapi ….     

Menggunakan salep obat untuk binatang roh kelas bawah seperti itu hanya membuang-buang obat.     

Tidak ada yang setuju dengan tindakan Jun Wu Xie. Semua orang merasa bahwa pemuda ini pasti gila.     

Cairan obat penyejuk mengalir ke dalam luka kelinci bertelinga besar, memberikan rasa nyaman pada lukanya yang sedikit mengangkat penderitaan kelinci bertelinga besar.     

Kelinci bertelinga besar yang telah menunggu kematian datang menjemputnya tiba-tiba merasakan rasa sakit di tubuhnya sirna. Ia membuka matanya perlahan dan wajah Jun Xie dengan ekspresi serius terlihat samar di matanya. Entah kenapa, orang ini membuatnya merasa aman, memberikan perasaan yang tidak pernah diberikan pemiliknya dahulu. Kelinci bertelinga besar kelihatannya bisa merasakan bahwa Jun Wu Xie ingin menyelamatkannya. Ia berjuang keras sebelum akhirnya menjulurkan lidah mungilnya yang berlumuran darah untuk menjilat punggung tangan Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie menatap kelinci bertelinga besar yang memandangnya lemah dan berkata, "Jangan takut, aku pasti akan menyembuhkanmu."     

Tidak tahu apakah kelinci bertelinga besar mengerti perkataan Jun Wu Xie atau ia sudah terlalu lemah, karena mata itu terpejam lagi.     

Cairan obat yang digunakan Jun Wu Xie tadi, adalah sejenis penghilang rasa sakit. Obat itu akan membuat kelinci bertelinga besar tidak perlu lagi menderita karena rasa sakit, di saat yang sama, khasiatnya juga akan menghentikan pendarahan.     

Setelah ia yakin bahwa syaraf kelinci bertelinga besar sudah mati rasa, Jun Wu Xie membersihkan jarum perak dengan alkohol dan ia mulai menjahit luka kelinci bertelinga besar.     

Ia bekerja tanpa suara, seolah sorakan dan teriakan keras di Arena Binatang Roh tidak mengganggunya. Ia menutup diri dari dunia di sekitarnya, tenggelam dalam dunianya sendiri.     

Qing Yu ingin membujuk Jun Xie untuk menyerah, karena luka kelinci bertelinga besar sangat parah hingga tak seorang pun bisa menyembuhkannya. Namun ketika ia melihat ekspresi yang sangat serius terlihat di wajah Jun Xie yang selalu dingin dan datar, Qing Yu memutuskan untuk tetap diam pada akhirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.