Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kelinci Bertelinga Besar (3)



Kelinci Bertelinga Besar (3)

Luka Kelinci bertelinga besar perlahan dijahit oleh Jun Wu Xie sedikit demi sedikit dengan benang transparan yang tipis. Setelah selesai menjahit lukanya, Jun Wu Xie menyimpan jarum peraknya dengan hati-hati dan mengeluarkan beberapa botol obat lagi. Beberapa, ia tuangkan di atas luka yang telah dijahit, obat lainnya ia masukkan ke dalam mulut yang sedikit terbuka, serentetan tindakan dilakukan dengan sistematis, tanpa keraguan sedikit pun.     

Qing Yu mengamati dari pinggir dengan ketakjuban. Walaupun ia tak mengerti obat-obatan, ia tahu bahwa perawatan yang dilakukan Jun Xie terhadap kelinci bertelinga besar itu telah dilakukan dengan rapi, dan ia menatap Jun Xie dengan rasa hormat.     

Seorang pemuda yang sangat cerdas dan pintar, memiliki kekuatan spiritual yang lebih hebat dari orang-orang yang sebaya dengannya, dan begitu ahli di bidang kedokteran. Apakah ia manusia? Apakah ia sebenarnya adalah reinkarnasi iblis?     

Jun Wu Xie menatap kelinci bertelinga besar yang tertidur pulas di lengannya. Walaupun kelinci itu masih sangat lemah, Jun Wu Xie tahu ia berhasil menyelamatkannya.     

Tuan Mbek Mbek yang berdiri di pinggir berlari kecil ke sebelah kelinci bertelinga besar dan mengendusnya dengan hidungnya sebelum ia melangkah mundur.     

"Mbek!!" Tuan Mbek Mbek mengangkat satu tapak kaki depannya dan menunjuk kelinci bertelinga besar, sebelum ia mengembik dengan tatapan aneh pada Jun Wu Xie.     

Jun Wu Xie menepuk kepala bulat Tuan Mbek Mbek tetapi ia tidak mengerti apa yang berusaha dikatakan Tuan Mbek Mbek.     

Namun Kucing hitam kecil, wajahnya agak terkejut, mengambil alih tugas penerjemah.     

"Miauw …."     

[Domba dungu ini berkata kau seharusnya membuang kelinci ini karena kelinci ini akan bersaing dengannya memperebutkan makanan.]     

Jun Wu Xie mengangkat alisnya dan menatap Tuan Mbek Mbek yang memprotes, tidak menyangka Tuan Mbek Mbek akan "mengatakan" hal seperti itu.     

[Sebagai Binatang Roh Kelas Pelindung, ia khawatir bahwa seekor kelinci bertelinga besar yang penakut akan mencuri makanannya? Itu agak aneh.]     

Namun Jun Wu Xie tak bisa membuang waktu untuk mengurusi hal itu. Setelah memastikan bahwa luka kelinci bertelinga besar sudah distabilkan, ia kemudian mengangkat pandangannya dan menatap Qing Yu.     

"Pendaftaran sudah dilakukan?"     

Qing Yu menjawab, "Uhuk, aku sudah mendaftar, tetapi bukan untuk pertandingan berikutnya. Kita harus menunggu dua pertandingan lagi karena semua Binatang Roh yang lain sudah mengantri untuk beberapa pertandingan berikut dan kita harus menunggu hingga mereka selesai." Qing Yu berpikir bahwa setelah Jun Xie melihat keadaan kelinci bertelinga besar yang menyedihkan, ia akan melupakan ide mengirim Tuan Mbek Mbek ke arena pertandingan untuk dibunuh. Ia benar-benar tidak menyangka pemuda ini begitu bersikeras.     

"Baik." Jun Wu Xie mengangguk, pandangannya kembali ke atas panggung.     

Macan garang itu telah mengoyak kelinci bertelinga besar hingga terluka parah dan terus menggunakan tubuhnya yang besar dan keganasannya untuk mengalahkan lawannya di panggung, dengan cepat memenangkan pertandingan tanpa bersusah payah.     

Tetapi untung saja, Binatang Roh itu tidak selemah kelinci bertelinga besar dan walaupun ia terluka, lukanya tidak benar-benar serius.     

Saat itu, pemilik macan garang terlihat sangat bangga dengan dada terbusung di antara kerumunan penonton. Binatang Roh yang ia miliki telah mengalahkan begitu banyak lawan dan ia bersenang-senang dengan kejayaan yang dipinjam dari aksi binatang rohnya yang mengesankan, wajahnya menyeringai, sikapnya sangat congkak.     

Di dua pertandingan selanjutnya, macan garang itu masih belum bertemu dengan lawan yang sepadan dan sang macan menghabisi mereka semua dengan mudah.     

"Ini giliran kita." Jun Wu Xie menyelimuti kelinci bertelinga besar yang masih koma dengan mantelnya dan menyerahkannya ke tangan Qing Yu sambil berkata, "Jaga dia baik-baik."     

Ada kesan hangat di suara Jun Wu Xie yang dingin dan acuh tak acuh. Qing Yu tidak benar-benar diberikan pilihan, dan ia bahkan tidak tahu apakah kelinci itu akan selamat melalui keadaan kritisnya dan tahu-tahu Jun Xie sudah berjalan ke arah panggung arena dengan Tuan Mbek Mbek di tangannya.     

Setelah memenangkan pertandingan berturut-turut, macan garang berdiri gagah di panggung pertandingan begitu tegap. Beberapa pertandingan terakhir tidak memberikan luka serius dan ia masih berdiri kuat dan gagah seperti sebelumnya. Pemiliknya berseri-seri berdiri di panggung pertandingan sembari mengeluarkan sepotong daging mentah yang masih berdarah dan memberikannya pada sang macan.     

Semua orang tahu, untuk memunculkan insting buas Binatang Roh, beberapa orang menggunakan aroma dan rasa darah untuk menstimulasi indera binatang itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.