Dokter Jenius: Si Nona Perut Hitam

Kekejian Sebuah Pertandingan (3)



Kekejian Sebuah Pertandingan (3)

Mata Jun Wu Xie dipenuhi sorot dingin yang menusuk. Ia melihat bahwa kelinci bertelinga besar diabaikan di panggung tanpa perasaan, ia tampak mendamba setelah pemuda itu berjalan pergi, binatang kecil itu jelas menganggap pemuda itu sebagai pemiliknya. Ia tidak bisa mengerti mengapa pemiliknya tiba-tiba meletakkan dirinya di hadapan seekor Binatang Roh yang sangat garang dan menakutkan seperti itu.     

Kelinci itu ketakutan, dan merasa bingung serta tak berdaya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya, maka ia memeluk erat telinganya yang panjang dan berusaha untuk menyembunyikan diri dari monster di hadapannya.     

Namun di panggung pertempuran yang landai dan terbuka itu, wujudnya yang mungil telah terpapar di hadapan mata sang macan garang dan macan itu kelihatannya tahu apa misinya. Sebelum pertandingan bahkan dimulai, ia sudah membuka rahangnya sambil menggeram, dan ia pun mengaum panjang di depan kelinci bertelinga besar itu.     

"Qing Yu." Jun Wu Xie tiba-tiba memanggil.     

"Ada apa?" Qing Yu menjawab.     

"Apakah Arena Binatang Roh memperbolehkan sebuah pertandingan berhenti separuh jalan?" Jun Wu Xie bertanya pada Qing Yu, sambil menatapnya.     

Qing Yu terkejut tetapi ia memahami apa yang dimaksud Jun Xie. Ia menatap kelinci bertelinga besar di panggung pertunjukan dan ia menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Kecuali salah satu peserta tidak mampu lagi bertarung, atau pemilik mereka mengundurkan diri secara sukarela, selain itu, pertandingan tidak boleh disela."     

Ia juga merasa kasihan pada kelinci telinga besar, tetapi peraturan Arena Binatang Roh sangat tegas.     

Mata Jun Wu Xie memicing dan ia tiba-tiba memicing, "Kau bisa membantuku untuk mendaftar. Aku ingin berpartisipasi dalam pertandingan berikutnya."     

Ia tidak bisa lagi melihat pertunjukan tidak manusiawi yang brutal ini terus berlanjut.     

Mata Qing Yu membelalak sambil menatap tak percaya pada Jun Xie. "Tuan Muda Jun, apa yang kau katakan? Kau ingin berpartisipasi di pertempuran?" Seraya bicara, mata Qing Yu tanpa sadar mendarat pada Tuan Mbek Mbek yang tiduran di lengan Jun Xie. Dari apa yang bisa dilihatnya, domba ini yang terlihat seperti Binatang Roh yang tidak jauh berbeda dengan kelinci bertelinga besar yang saat ini ada di panggung. Mereka berdua tidak memiliki kemampuan untuk menyerang sama sekali, dan tidak berguna dalam sebuah pertarungan. Meletakkan domba itu di arena pertandingan hanya akan menghasilkan kematian.     

"Ya." Jun Wu Xie menjawab dengan jujur.     

Qing Yu kemudian berkata terburu-buru, "Tuan Muda Jun, jangan tergesa-gesa! Semua bisa terjadi di arena pertandingan dan hampir mustahil untuk memprediksi hasilnya. Ketika Binatang Roh saling bertarung, luka-luka dan kematian tak bisa dihindari. Aku bisa lihat bahwa kau sangat menghargai dan mencintai Binatang Rohmu. Dalam kompetisi seperti ini, lebih baik kau tidak berpartisipasi."     

Qing Yu tidak pernah menyangka bahwa Jun Xie akan datang dengan ide seperti itu hanya setelah menyaksikan setengah pertandingan antar dua Binatang Roh.     

Jika itu Binatang Roh lain, ia mungkin akan menurutinya. Namun bagaimana pun ia melihat, ia tak dapat melihat bagaimana Tuan Mbek Mbek yang sekarang meringkuk begitu menggemaskan di dalam lengan Jun Xie bisa menyerang. Jika Binatang Roh seperti itu diletakkan di arena pertandingan, hasil seperti apa yang akan keluar?     

"Aku ingin berpartisipasi." Jun Wu Xie berkata, matanya yang dingin dan jernih menatap Qing Yu langsung.     

Kata-kata yang bertujuan untuk menghalangi Jun Xie tersangkut di tenggorokan Qing Yu dan kembali ditelan. Tatapan Jun Xie mengatakan padanya ia tidak sedang bercanda.     

"Maka … baiklah kalau begitu. Aku akan bicara dengan penanggung jawab Arena Binatang Roh." Qing Yu berkata tak berdaya. Jun Xie datang ke Kota Seribu Monster bukan untuk sebuah alasan sederhana dan ia berulang kali telah diingatkan oleh Xiong Ba untuk menjaga Jun Xie dengan baik. Namun …. Ia baru saja mengawal pemuda itu kurang dari setengah hari dan ia sudah merasa ia akan mengecewakan Xiong Ba.     

Ia tiba-tiba menyadari bahwa Jun Xie, mungkin di hari pertamanya di Kota Seribu Monster, telah berhasil mengirimkan Binatang Rohnya sendiri pada kematian.     

Namun tak sanggup melawan Jun Xie yang bersikeras, Qing Yu berdiri menyerah, dan pergi untuk mendaftarkan Jun Xie.     

Jun Wu Xie kemudian memalingkan tatapannya, dan menatap kelinci bertelinga besar di arena pertandingan.     

Bel tanda pertandingan dimulai berbunyi, dan macan garang itu langsung melompat ke arah kelinci telinga besar yang gemetaran!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.