My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Kisah Daniel



Kisah Daniel

Waktu itu Daniel masih bimbang. Ada banyak pertimbangannya jika dia menerima Catherine kecil masuk kedalam kehidupannya. Pertama, identitasnya sebagai anggota rahasia tim Zero akan ketahuan. Kedua, keluarga mereka, khususnya Elaine serta West lainnya bisa dalam bahaya kapanpun. Dan terakhir... Daniel TIDAK SUKA dengan anak kecil. Jika memang harus merawat anak, lebih baik dia merawat anaknya sendiri.     

"Daniel.. dia juga merupakan keluargamu. Di dalam dirinya mengalir darah yang sama denganmu!"     

Daniel merasa syok tidak tahu bagaimana cara istrinya membaca pikirannya. Pada akhirnya dia mendekati keduanya dengan langkah berat.     

"Rambut anak ini terlalu mencolok. Kita harus mengubahnya. Bagaimana kalau kita mengecatnya dengan warna lain?"     

"Kau bercanda?! Dia bahkan belum genap tiga tahun."     

"Ini juga demi kebaikannya. Cepat atau lambat mereka akan menyadari keberadaan anak ini."     

"Kita bisa menutupnya dengan topi." dan berikutnya Elaine mengambil sebuah topi bundar dan memakaikannya pada kepala mungil Cathy.     

"Nah, dengan begini rambutnya tidak akan terlihat. Astaga... cantik sekali. Aku tidak pernah melihat anak secantik ini." Elaine menciumi wajah Cathy dengan penuh kasih sayang.     

Daniel tidak sanggup membantah lagi melihat istrinya begitu tulus menyayangi keponakannya. Bahkan sepertinya Elaine telah menganggapnya seperti anaknya sendiri.     

Daniel menuruti keinginan istrinya dan mencoba menggendong Cathy kedalam pelukannya. Warna mata coklat terang memandangnya dengan tatapan penuh penasaran. Sinar matanya tampak dipenuhi dengan keajaiban dan suaranya sangat menyentuh hatinya.     

"Papa?"     

Saat itu juga hati Daniel seperti ditembak sebuah panah kasih. Dia tidak bisa tidak jatuh hati pada anak mungil dalam gendongannya. Semenjak itu dia sudah tidak peduli lagi apakah mara bahaya akan mendatangi keluarganya atau tidak. Jika bahaya datang, dia akan melindungi keluarganya.     

Mulai detik itu juga, Catherine adalah putrinya. Dan Daniel akan melakukan apapun untuk menyenangkan, memanjakan dan melindungi putrinya.     

Semula mereka menjalani kehidupan sebagai keluarga dengan bahagia. Sayangnya, kebahagiaan mereka tidak belangsung lama.     

Daniel mendapat kabar, Chloeny, kakak tersayangnya telah meninggal dunia. Dia juga merasakan ada seseorang yang mengawasi mereka, tapi dia tidak bisa menemukan orangnya.     

Penjagaan Cathy semakin diperketat. Dia mulai jarang mengajak Cathy keluar rumah. Hingga disuatu titik.. Daniel kalah.     

Setelah melahirkan anak kembar, seseorang menyuntikan sebuah racun digoxin melalui infus drip IV istrinya. Elaine meninggal dunia enam jam kemudian.     

Detik itu juga kehidupan Daniel terasa mati. Dia tidak bisa menangis ataupun bergerak. Dia bahkan sempat melupakan kenyataan bahwa dia memiliki empat anak perempuan untuk dilindungi.     

Selama berkabung, Daniel mabuk-mabukan dan tidak memiliki motivasi untuk hidup. Zero, mentornya juga tidak menghubunginya semenjak Chloe meninggal. Selama beberapa bulan Daniel hidup seperti zombie berjalan dan tidak memperdulikan sekitarnya.     

Lalu suatu hari, Dorcas menemuinya.. menasihatinya untuk kembali bangkit demi keempat anaknya. Waktu itu Dorcas tidak tahu Daniel adalah salah satu anggota Zero, Daniel juga belum tahu Dorcas adalah anggota Alpha.     

Karena itu Daniel tidak mengubris nasihat Dorcas dan hanya menganggapnya angin lalu.     

Hingga suatu hari.. secara kebetulan Daniel tidak terlalu mabuk dan tanpa sengaja mendengar suara Dorcas.     

Di halaman belakang dengan tembok sebagai pembatas antara jalan dengan tanah rumahnya, Dorcas sedang berbicara melalui ponselnya.     

"Maafkan aku.. aku masih belum menemukan Zero. Aku tidak tahu dia ada dimana. Sepertinya.. dia telah ditangkap dan ditahan."     

Daniel menatap dinding tersebut dengan tatapan kosong sambil terus menguping percakapan Dorcas dengan seseorang diseberang.     

"Aku sudah tidak tahu lagi. Tampaknya Daniel telah kehilangan akal sehatnya... Aku tahu keselamatan nona kedua penting, tapi ketiga anak Daniel juga penting... Tidak bisa. Aku dengar Zero sudah memilih penerusnya.. Tentu saja aku tidak tahu."     

Barulah Daniel sadar.. Zero telah menghilang. Itu berarti dia.. Daniel harus pergi untuk menggantikan posisi Zero. Tapi... apakah dia bisa melakukannya? Dia masih belum menerima kenyataan istrinya meninggalkannya sendirian. Dia masih menyalahkan dirinya sendiri karena telah gagal melindungi istrinya.     

Daniel berjalan menjauh tidak memperdulikan Dorcas yang masih berbicara dengan suara yang cukup keras. Dia mampir ke sebuah market untuk membeli minuman lagi. Kemudian dia berjalan kembali menuju rumahnya.     

Pikirannya kosong dan dia tidak mau berpikir. Tiap beberapa langkah Daniel meneguk minumannya dan kepalanya mulai terasa ringan.     

Mungkin karena kadar alkohol agak kurang atau sudah terlalu sering minum berakohol, Daniel tidak langsung mabuk. Ketika tiba di pagar rumahnya sendiri, indera pendengarannya langsung waspada. Instingnya mengatakan ada seseorang yang menyusup ke dalam rumahnya.     

Daniel terdiam dan pikirannya langsung berjalan bagai kereta yang sedang melaju ke tempat tujuan. Detik berikutnya dia bersikap layaknya orang mabuk berat dan berjalan masuk dengan menimbulkan suara yang keras.     

Seperti yang diduganya, ada seorang penyusup di dalam rumahnya. Kini penyusup tersebut sembunyi di belakang lemari dapur. Daniel berpura-pura tidak mengetahuinya dan terus bersandiwara. Dia sengaja menabrakkan dirinya ke perabotan rumah agar aktingnya terlihat lebih nyata.     

Dengan linglung, Daniel berjalan menuju ke kamar dimana bayi kembarnya sedang menangis. Dia ingin memastikan penyusup belum memasuki kamar anaknya.     

Chloeny telah meninggal tiga tahun lalu, kemudian Zero menghilang. Istrinya juga meninggalkannya beberapa bulan yang lalu yang berarti... Martin telah menemukan keberadaan Cathy.     

Apakah mereka akan menculik Cathy? Tapi bagaimana mereka bisa tahu Cathy adalah anak Chloe sementara kelahiran Cathy saja dirahasiakan.     

Apakah mungkin penyusup ingin menculik anaknya untuk mengancamnya? Apakah mungkin, mereka sedang mengincar Daniel sendiri? Terakhir kali dia bertemu dengan Zero, Daniel telah diperingatkan mengenai hal ini. Akan ada banyak yang ingin mencari keberadaannya karena diduga dia memegang kunci pengaktifan Stealth.     

Jika memang begitu... hanya ada satu cara untuk membuat mereka mengurungkan niat memanfaatkan keempat putrinya untuk mengancamnya.     

Sayangnya.. Cathy bergerak menghalanginya untuk melangkah lebih lanjut. Melalui ujung matanya Daniel melihat pantulan penyusup yang sedang keluar dari persembunyiannya mengawasinya.     

Kemudian, Daniel memberi pukulan ringan pada Cathy. Daniel mengernyit tidak menyangka pukulannya akan menyebabkan tubuh Cathy melayang dan terjatuh.     

Menyadari ada keraguan di mata penyusup, Daniel melanjutkan aktingnya. Kali ini dia bersikap seperti orang gila yang benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya.     

Dia memecahkan botol dengan asal nyaris mengenai Cathy, tapi tidak benar-benar melukai putrinya. Kemudian dia beranjak keluar dari rumah berharap si penyusup mengikutinya.     

Begitu tiba di luar, Daniel berdoa agar Cathy mencari bantuan pada Dorcas yang tinggal di sebelah rumah mereka.     

Semenjak itu, Daniel berusaha bersikap tidak peduli pada anak-anaknya dan memasang wajah seperti orang gila.     

Singkat cerita, Dorcas melaporkannya ke pihak pengadilan dan mereka memutuskan memasukkan Daniel ke rumah sakit jiwa. Di tengah-tengah itu semua, dia meninggalkan petunjuk pada salah satu petugas yang dia tahu adalah tangan kanan Alpha II.     

Daniel memutuskan menyerahkan perlindungan keempat putrinya pada adik yang belum pernah ditemuinya.. Benjamin Paxton.     

Selama masa perawatannya di rumah sakit, Daniel menyelidiki di balik kematian Chloe dan istrinya secara tersembunyi. Ada salah satu anggota Zero bekerja sebagai pimpinan rumah sakitnya. Mereka bekerja sama untuk menyelidiki dan 'menipu' semuanya. Keduanya berhasil meyakinkan ke semua orang bahwa Daniel memang sakit jiwa dan membutuhkan waktu yang lama untuk pulih.     

Daniel sengaja bersikap ofensif tiap kali Cathy datang menjenguknya. Dengan begitu dokter yang menanganinya yang merupakan timnya, akan menggunakan alasan untuk membuat Cathy jarang mengunjunginya.     

Daniel tahu dia sedang diawasi. Musuhnya masih penasaran apakah dia benar sakit jiwa atau tidak. Jika dia membiarkan Cathy berkunjung secara rutin, lama-kelamaan sandiwaranya akan terbongkar. Karena itu, Daniel menggunakan cara yang agak kejam seperti ini.     

Di tengah-tengah penyelidikannya, dia bertemu dengan Alpha III. Hanya Alpha dan Zero yang saling mengetahui identitas masing-masing. Keduanya saling berbagi informasi untuk menghubungkan misteri atas pembunuhan Chloe serta Elaine. Belum lagi kejadian yang hampir merenggut nyawa Vincent dan Benjamin.     

Penyelidikan mereka menghasilkan sebuah nama. Aiden Paxton.     

Daniel yakin, orang yang menyusup di rumahnya kala itu adalah suruhan Aiden. Martin atau James masih belum mengetahui keberadaan ataupun kondisinya. Kalau tidak, mereka pasti tetap akan menculik Cathy tidak peduli apakah dia gila atau sehat.     

Aiden Paxton jarang terlihat melalui media sosial atau saat pertemuan keluarga besar Paxton. Orang ini sangat berhati-hati dalam bertindak. Karena itu, Alpha serta Zero memutuskan untuk tidak muncul sembarangan dan extra waspada.     

Ketika Daniel mendapat kabar bahwa sebagian besar telah mengetahui identitas Cathy yang sebenarnya, dia memutuskan untuk mulai beraksi. Dengan bantuan asistennya di rumah sakit, dia keluar dari tempat itu dan secara resmi memakai topeng hitam dan menjadi Zero II.     

Barulah setelah Aiden muncul dan memancing Cathy keluar, Alpha serta Zero turun tangan langsung. Dan kemarin Zero II muncul dihadapan Cathy hanya untuk menyelamatkannya dari sarang Aiden.     

-     

Mendengar penjelasan ayahnya, Cathy terdiam tidak tahu harus bicara apa.     

"Aku akui, aku salah. Sejak awal.. tidak seharusnya aku melupakan kalian. Dengan begitu aku bisa melindungi kalian tanpa menyakitimu. Maafkan aku." ucap Daniel dengan rasa penuh penyesalan. "Kau mau memaafkan papa?"     

Cathy tersenyum sebelum berjalan sembari memeluk Daniel.     

"Papa. Aku sudah tidak memikirkan masa lalu saat aku minta maaf di tempat itu."     

'Maafkan aku sudah membencimu selama ini, papa.'     

Daniel semakin merasa bersalah mengingat kalimat putrinya. Namun hatinya merasa lega, Cathy tidak lagi memiliki kebencian padanya.     

Daniel mendorong tubuh Cathy lembut hanya untuk melihat wajah putri sulungnya. Dia mengelus pipi putrinya yang dulu pernah ditampar.     

"Aku tahu aku tidak berhak menanyakannya. Apakah sakit?"     

Apakah sakit? Anehnya, Cathy sudah tidak ingat lagi apakah tamparan ayahnya menyakitkan atau tidak. Mungkin pukulannya memang tidak sakit. Tapi rasa syok, kecewa serta bingung jauh lebih menyakitkan.     

Cathy segera menggelengkan kepalanya menjawabnya.     

"Tidak sakit. Aku sudah melupakannya. Papa juga, tolong lupakan masa lalu. Aku harap kita bisa memulainya lagi dari awal. Apakah kita bisa melakukannya?"     

Untuk sesaat Daniel merasa terkejut. Dia sama sekali tidak menyangka Cathy akan memaafkannya dengan mudah. Bahkan menawarkan untuk memulai lagi dari awal. Sungguh.. dia sangat beruntung memiliki Cathy sebagai putrinya.     

"Aku akan sangat menyukainya. Terima kasih." Daniel memeluk kembali putrinya dan tanpa sadar meneteskan air mata pada ujung matanya sambil tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.