Tidak Menjawab Teleponnya
Tidak Menjawab Teleponnya
Bai Yusheng juga menoleh menatap Qiao Mianmian. "Apakah pacarmu sudah menghubungi?"
"... Belum," ujar Qiao Mianmian.
Qiao Mianmian merasa Mo Yesi sepertinya belum melihat skandal itu. Kalau tidak, berdasarkan temperamennya, Mo Yesi tidak mungkin akan bersikap begitu tenang, bahkan tidak menelepon atau mengirimkan pesan untuk bertanya padanya.
Bai Yusheng menatapnya dengan simpati. "Berita tentang skandal itu sudah begitu melebar, dia tidak mungkin belum mengetahuinya. Jika dia tahu tapi justru tidak menghubungimu, menurutmu bagaimana situasinya?"
"..." Qiao Mianmian terdiam, ia sedikit tidak mengerti.
Jika Mo Yesi tahu tapi malah tidak menghubunginya, kalau begitu situasinya akan ... sangat menakutkan. Mungkin Mo Yesi sudah pada puncak amarahnya.
Memikirkan hal ini, tentu saja membuat hati Qiao Mianmian terkejut dan tiba-tiba merasa gelisah. Ia segera mengeluarkan ponsel dan menelepon Mo Yesi.
Segera, panggilan itu segera terhubung.
Sebelumnya, selama ia menelepon Mo Yesi, baru berdering sebentar, sudah langsung diangkat. Tapi kali ini, sudah berdering begitu lama, Mo Yesi juga tidak menjawab telepon darinya. Ini adalah pertama kalinya Qiao Mianmian menelepon, tetapi Mo Yesi tidak mengangkat. Qiao Mianmian sangat panik dengan situasi seperti ini. Ia juga tidak tahu harus berbuat apa.
Bai Yusheng meliriknya dan berkata, "Apa kau sedang menelepon pacarmu? Kenapa? Apakah dia tidak menjawabnya?"
Qiao Mianmian mengigit bibir dengan erat dan perasaannya sangat gelisah. "Iya."
"Dulu, jika kau meneleponnya, apakah dia pernah tidak mengangkat?" tanya Bai Yusheng.
Qiao Mianmian menjadi semakin gelisah ketika Bai Yusheng bertanya seperti itu. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak pernah. Jika aku meneleponnya, dia akan segera menjawab."
"Mungkin ada urusan lain, atau mungkin saja ponselnya tertinggal?" Sebenarnya Bai Yusheng sudah sejak awal tahu bahwa Mo Yesi sengaja tidak menjawab panggilan Qiao Mianmian. Ia barusan menerima sebuah pesan yang dikirim Mo Yesi. Jadi tidak mungkin ponsel Mo Yesi tidak dibawa.
Tampaknya pria itu marah dan angkuh, jadi dia ingin mengabaikan wanitanya. Tapi, semakin marah, itu artinya Mo Yesi sangat memedulikannya. Tampaknya pria itu juga tidak akan bersikap angkuh lagi.
"Tidak mungkin, ponselnya selalu dibawa. Dulu aku meleponnya, dia menjawab panggilanku dengan cepat. Dia juga pernah mengatakan, ponselnya selalu dibawa dan akan dihidupkan selama 24 jam. Selama aku ingin, aku dapat mencarinya kapan pun."
Qiao Mianmian menutup telepon dan segera mengulang panggilan. Kali ini sama seperti sebelumnya, panggilan itu sudah berdering untuk waktu lama, dan tidak ada orang yang menjawab.
Saat mendengarkan suara, "Nomor yang Anda tuju sedang sibuk, silakan hubungi beberapa saat lagi," wajahnya sedikit murung dan matanya menjadi sedikit perih.
Mo Yesi menolak untuk menjawab panggilannya. Da pasti sangat marah dan sudah melihat skandalnya dengan Tu Yilei, lalu merasa cemburu. Terlebih lagi, kali ini Mo Yesi pasti akan sangat-sangat marah, bahkan sampai tidak menjawab teleponnya. Seketika Qiao Mianmian merasa sangat sedih.
Mo Yesi selalu patuh padanya, dia bahkan tidak pernah berkata kasar terhadapnya, apalagi sampai mengabaikannya. Mo Yesi memanjakannya seperti bayi. Jika Qiao Mianmian menelepon Mo Yesi, Mo Yesi akan menjawab dalam hitungan detik. Jika ia mengirimkan pesan, Mo Yesi juga akan membalas dalam hitungan detik.
Tapi sekarang, bahkan Qiao Mianmian sudah meneleponnya dua kali, tapi Mo Yesi masih tidak menjawabnya. Ia tidak pernah merasa begitu sedih. Tiba-tiba hatinya terasa sedih dan dipenuhi rasa bersalah. Qiao Mianmian sangat ingin menangis.
Mungkinkah kejadian ini adalah salahnya?
Ia juga tidak pernah berpikir akan terkena skandal dengan Tu Yilei. Selain itu, dalam video tersebut, Tu Yilei hanya bersikap baik dengan membantu menopangnya. Keduanya juga sama sekali tidak melakukan hal yang berlebihan antara pria dan wanita.