Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Ia Menyukai Gadis Itu



Ia Menyukai Gadis Itu

Begitu melihat skandal antara Qiao Mianmian dan Tu Yilei, wajar saja jika Mo Yesi marah dan cemburu.     

"Masih belum diangkat?" Bai Yusheng menatap gadis di samping yang matanya sudah merah, gadis itu sepertinya akan menangis. Tidak tahu kenapa, ia ikut merasa sedikit sedih.     

Perasaan sedih ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan perasaan cinta, dan juga tidak ada hubungannya dengan persahabatan.     

Hubungan Bai Yusheng dan Qiao Mianmian masih belum sampai tahap persahabatan. Tapi ia dapat merasakan bahwa ia menyukai gadis ini. Saat bersama dengan Qiao Mianmian, ia merasa tenang dan senang. Sehingga Bai Yusheng tidak bisa menahan diri untuk bersikap lebih intim. Seperti sekarang, ia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Qiao Mianmian sekaligus menghiburnya.     

Sejak dulu, Bai Yusheng adalah seorang yang proaktif. Saat muncul perasaan seperti ini di dalam hatinya, satu tangannya sudah menyentuh puncak kepala Qiao Mianmian dan mengusapnya dengan lembut. "Untuk apa bersedih? Jika pacarmu tidak menjawab teleponmu karena marah, itu artinya dia sangat peduli padamu. Itulah sebabnya dia cemburu padamu.     

"Dia hanya bereaksi normal. Jika dia tidak marah dan tidak keberatan, maka kamu benar-benar akan sedih. Tunggu sampai marahnya mereda, dia akan berinisiatif mencarimu. Kalian semua sudah dewasa, jangan mudah menangis, oke? Jika dia tidak menjawab teleponmu, kau tidak perlu lagi meneleponnya. Tunggu sampai dia sendiri yang ingin mencarimu, nanti dia pasti menelepon."     

Entah kenapa, Bai Yusheng merasa tidak senang dengan sikap Mo Yesi. Seorang pria dewasa marah dengan wanitanya sendiri karena hal-hal sepele. Pria macam apa ini! Saat dia mengabaikan wanitanya sendiri, apakah dia tidak pernah berpikir bahwa itu bisa menyakiti pihak lain?     

Bai Yusheng memutuskan akan memberi Mo Yesi pelajaran. Biarkan Mo Yesi menyombongkan dirinya. Ia paling tidak tahan melihat wanita menangis. Terutama, mata gadis di sampingnya sudah memerah. Hatinya tiba-tiba terasa sangat tidak nyaman.     

Qiao Mianmian awalnya masih ingin terus menelepon Mo Yesi, tapi mendengar Bai Yusheng berkata seperti itu, matanya berkedip. Qiao Mianmian menurunkan pandangan lalu dengan ragu berkata, "Apakah tidak apa-apa seperti ini? Sekarang dia pasti sangat marah padaku dan sedang menungguku membujuknya. Jika aku mengabaikannya, bukankah dia akan semakin marah?"     

"Tidak akan."     

Bai Yusheng berkata dengan pasti, "Aku juga pria, apa yang dipikirkan seorang pria, aku pasti akan lebih mengerti dibandingkan dengan dirimu. Dengarkan aku. Sejak saat ini abaikan dia, jangan meneleponnya lagi, juga jangan mengirimkan pesan kepadanya. Jika dia mencarimu, kau juga jangan memedulikannya. Diamkan dia selama beberapa saat, aku jamin lain kali dia tidak apa seperti ini lagi terhadapmu."     

"Jika dia mencariku, aku juga tidak boleh memedulikannya? Bukankah ini akan lebih buruk?"     

"Tidak ada yang buruk." Bai Yusheng tampak sangat berpengalaman. "Pria adalah makhluk bajingan, semakin kau tidak menganggapnya serius, dia akan semakin menganggap serius. Semakin kau memedulikannya, dia akan semakin angkuh.     

"Dengarkan aku, setidaknya diamkan dia satu malam. Tunggu sampai besok. Jika dia mencarimu lagi, baru jawab teleponnya. Jika dia cukup peduli padamu, tidak mungkin karena kau mengabaikannya satu malam, dia malah tidak akan mencarimu lagi. Anggap saja kau sedang memberikannya sebuah ujian."      

"..." Qiao Mianmian terdiam.     

Ia merasa apa yang dikatakan Bai Yusheng cukup masuk akal. Selain itu, Bai Yusheng juga tidak mungkin membohonginya. Pria akan lebih mengenal sesama pria. Hanya saja, apakah Qiao Mianmian akan melakukan hal seperti itu? Ia sedikit takut jika ia bersikap seperti itu, Mo Yesi akan semakin marah.     

"Kenapa? Kau tidak percaya padaku?" Bai Yusheng melihat kebimbangan Qiao Mianmian, ia berkata sambil mengerutkan kening.     

"Bukan." Qiao Mianmian segera menggelengkan kepala. "Aku hanya merasa pacarku tidak sama dengan pria biasa. Aku takut jika aku melakukan seperti itu, dia akan semakin marah."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.