Mulai sekarang, Kau Harus Menjauh Darinya
Mulai sekarang, Kau Harus Menjauh Darinya
"Sayang, aku mengakui kesalahanku." Mo Yesi menundukan kepala dan mencium bibir merah muda lembut gadis di bawahnya. Suaranya semakin dalam, dan dengan nada bicara menyanjung berujar, "Iya, aku yang salah, aku tidak seharusnya mengabaikan panggilanmu. Jika kau meneleponku di kemudian hari, aku akan menjawabnya di detik berikutnya, ya?"
"Huh." Sebenarnya Qiao Mianmian sudah tidak marah.
Saat Bai Yusheng mencarinya dan memberitahu bahwa Mo Yesi mengira sesuatu telah terjadi padanya, lantas sangat khawatir hingga hampir gila, Qiao Mianmian sudah tidak marah lagi. Saat melihat Mo Yesi berjalan masuk, sudah tidak ada kemarahan apapun. Ia tahu betapa sibuknya Mo Yesi di perusahaan. Mo Yesi tidak meneleponnya atau mengirim pesan untuk menenangkannya karena skandal itu terjadi. Tapi, Mo Yesi sendiri datang langsung, ini bahkan lebih efektif daripada menenangkannya.
"Aku akui, aku cemburu." Mo Yesi dengan sadar mengakui kesalahannya. "Saat aku melihat kau dan pria feminim itu terlibat skandal, hatiku sangat gelisah, jadi aku ingin mengabaikanmu sebentar."
"..." Qiao Mianmian terdiam.
Siapa pria feminim? Mo Yesi sedang membicarakan Tu Yilei? Apanya yang feminim? Hanya karena cemburu, Mo Yesi menyerang paras seseorang sampai seperti itu. Apakah sikapnya pantas dan bisa diterima?
"Tapi kau juga tahu. Sikap dinginku hanya bisa bertahan satu jam." Pria itu berkata dengan sedikit dendam, "Bukankah aku akhirnya menemuimu? Jika aku tahu pada akhirnya aku yang akan diabaikan olehmu, sejak awal aku tidak akan ..."
Mo Yesi benar-benar tidak cocok dengan perang dingin atau semacamnya. Saat mengabaikan Qiao Mianmian, sebenarnya perasaannya sendiri yang lebih menderita. Awalnya ingin menghukum Qiao Mianmian, tapi tidak lebih baik dari menghukum dirinya sendiri. Ia tidak ingin melakukan hal yang begitu bodoh lagi.
"Mo Yesi, skandal itu hanya di besar-besarkan. Situasi sebenarnya adalah ..." Qiao Mianmian merasa ia harus tetap menjelaskan.
"Kau tidak perlu mengatakannya." Mo Yesi mengulurkan tangan, menutup bibir Qiao Mianmian. Tatapan matanya begitu dalam. "Aku tidak pernah mencurigaimu, aku tahu bahwa tidak ada apa-apa di antara kalian."
".... Tapi kau masih cemburu."
"Iya, aku masih cemburu." Pria itu mengangguk,dan terus terang mengakuinya, "Meskipun tahu kau dan dia tidak ada hubungan apa-apa, aku masih tetap cemburu."
Qiao Mianmian memang tidak memiliki perasaan terhadap Tu Yilei. Tapi pria itu tidak berpikiran yang sama dengannya.
"..." Qiao Mianmian tidak bisa berkata-kata.
"Sayang, apakah kau tidak melihatnya?" Mo Yesi merasa ia harus memperingati istri kecilnya.
Lebih baik bersikap sedikit waspada. Jangan sampai dia dengan bodohnya tidak tahu apa-apa.
Qiao Mianmian mengedipkan matanya. "Melihat apa?"
Mo Yesi mengerutkan kening terlebih dahulu, kemudian berkata dengan suara dingin, "Bajingan yang feminim itu memiliki perasaan yang tidak murni terhadapmu. Mulai sekarang, kau harus menjauh darinya."
"Kau sedang membicarakan Senior Tu?" Qiao Mianmian melebarkan matanya karena terkejut. "Bagaimana mungkin ... bagaimana mungkin dia punya perasaan seperti itu terhadapku ..."
"Kenapa tidak mungkin?" Mo Yesi mendengus dingin. "Bajingan itu memanfaatkanmu. Aku ingin memotong tangannya untuk memberi makan anjing. Singkatnya, aku seorang pria, aku tidak mungkin salah menilainya, perasaannya terhadapmu tidak murni."
Qiao Mianmian ingin membantah. Tapi ia juga ingat situasi saat itu. Pada saat itu, Tu Yilei sedikit tidak normal. Ia mengerutkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa.
"Sayang, dengarkan perkataanku. Mulai sekarang, kau harus menjauh darinya, oke?"