Orang Ini Harus Dilenyapkan
Orang Ini Harus Dilenyapkan
"Tidak peduli apakah para Binatang Roh Ilahi itu memang dijinakkan oleh Sima You Yue atau bukan, dia harus dilenyapkan," kata Tetua Nalan dengan serius.
"Benar, seperti yang dikatakan Lan, bakat Sima You Yue terlalu luar biasa. Jika dia tetap tinggal di sini, siapa yang tahu keberhasilan seperti apa yang akan dicapai Klan Sima. Kita perlu menghentikan hal itu terjadi," timpal seorang Tetua.
"Namun, Sima You Yue memiliki Binatang Roh Sakti di sisinya. Aku khawatir dia tidak akan mudah untuk disingkirkan," kata Tetua keempat.
"Apakah itu Binatang Roh Sakti yang dikontrak Sima You Yue?" tanya Ketua Klan.
"Tidak, Sima You Yue tidak membuat kontrak dengannya. Kudengar Binatang Roh itu hanya mengatakan bahwa dia akan melindunginya," jawab Tetua keempat.
"Apakah Binatang Roh Sakti itu tidak pernah pergi?" tanya seseorang.
"Biasanya dia jarang pergi," jawab Tetua keempat. "Sebenarnya, ini adalah waktu paling tepat untuk bertindak karena Binatang Roh Sakti itu telah pergi sejak mereka berada di Kota Bayangan Naga. Dia belum memasuki Kota Suci."
"Namun, kita tidak bisa membunuh di dalam Kota Suci."
"Bukan berarti kita tidak punya cara lain," celetuk Tetua berperingkat tertinggi Klan Nalan, yang biasanya diam.
"Tetua pertama?" Semua orang di Klan Nalan menatapnya.
"Binatang Roh tawanan Kota Bayangan Naga." Tetua pertama hanya mengucapkan enam kata, tetapi kata-katanya mengandung niat membunuh yang tak terbatas.
Mata Ketua Klan Nalan bersinar ketika dia berkata, "Benar. Ada saat-saat di mana kita tidak perlu melakukan ini secara langsung. Lan, bukankah Li Mu itu tertarik padamu? Serahkan saja persoalan ini padanya."
Nalan Lan tentunya memahami apa maksud Ketua Klan. Ia menjawab, "Lan mengerti."
Karena bakat Li Mu melebihi yang lain, dia diizinkan secara khusus untuk memasuki Kota Suci meskipun saat itu dia belum berusia dua puluh tahun. Dia lebih familier dengan situasi di Kota Suci. Ditambah lagi dengan kebencian yang dia simpan terhadap Sima You Yue, membujuknya untuk menyakiti Sima You Yue adalah sesuatu yang bisa dilakukan dalam sekejap!
Secara keseluruhan ada 40 pertarungan, dan 30 pertarungan telah dilangsungkan pada hari pertama. Hanya ada sepuluh pertarungan yang tersisa, yang diadakan pada hari kedua.
Klan Li telah mengalami banyak kekalahan dalam pertarungan hari itu, terutama mereka yang telah bersaing melawan Klan Sima. Masing-masing dari mereka dipenuhi amarah karena telah dihajar sampai babak belur.
Klan Sima dengan senang hati menargetkan wajah mereka!
Larut malam, Li Mu menerima kabar untuk menuju ke Serikat Alkemis. Meskipun dia cukup curiga, dia tetap meninggalkan Kediaman Li dan bergegas ke Serikat Alkemis.
"Huhuhu …."
Tiba-tiba, Li Mu mendengar suara isak dan ia pun menghentikan langkahnya.
"Ini … suara Lan!"
"Nona, kau pasti sangat kesal." Suara gadis pelayan Nalan Lan terdengar dari halaman.
"Bagaimana mungkin aku tidak marah? Dia hampir benar-benar melecehkan aku. Jika orang lain mengetahui hal ini, aku hanya bisa membalas budi orang tuaku dengan bunuh diri!" Nalan Lan terisak.
Li Mu, yang berdiri di luar halaman, langsung cemas. Dia tidak lagi peduli bahwa itu adalah halaman luar Nalan Lan dan segera melangkah masuk. Seperti yang diperkirakan, dia disambut oleh Nalan Lan yang terisak-isak di dalam paviliun di halaman.
"Lan." Li Mu melihat wajah Nalan Lan yang basah oleh air mata dan hatinya langsung terasa sakit.
Nalan Lan berteriak dengan kaget ketika ia tiba-tiba mendengar suara laki-laki.
"Ah -"
Gadis pelayan segera datang di hadapan Nalan Lan dan membentak, "Berani-beraninya kau menyerang Kediaman Nalan di malam hari, dasar berandal!"
"Lan, jangan takut. Ini aku." Li Mu buru-buru berjalan mendekat untuk membiarkan Nalan Lan melihat siapa dia.
"Kakak Li?" Nalan Lan menatap Li Mu dengan tertegun. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Li Mu melihat air mata mengalir di wajah Nalan Lan dan langsung berjalan mendekat. Dia mengulurkan tangan dan menyeka air mata Nalan Lan, lalu bertanya dengan pedih, "Lan, mengapa kau menangis seperti ini? Siapa yang menyakitimu?"
Sebelumnya, sebenarnya yang Li Mu sukai adalah Giok, tetapi dia tahu sejak di Kota Bayangan Naga bahwa Giok tidak akan pernah menyukainya. Setelah bertemu Nalan Lan, dia menyadari bahwa apa yang dia rasakan sebelumnya bukanlah kasih sayang, tetapi semacam keinginan untuk memiliki. Hanya setelah bertemu Nalan Lanlah baru dia tidak bisa menahan diri untuk benar-benar jatuh cinta padanya.
Nalan Lan memang seorang gadis yang cantik, ditambah lagi dengan keadaannya yang saat itu sedang gelisah, ia memancarkan aura yang mulia dan sempurna. Ia dengan mudah membuat Li Mu kehilangan akal sehat. Li Mu seakan seperti orang yang memayungi Nalan Lan di hari hujan, melindunginya. Mata Nalan Lan dipenuhi dengan kesedihan dan Li Mu langsung tenggelam dalam mata itu. Li Mu harus mengerahkan semua kehendaknya untuk tidak memeluk dan menghibur Nalan Lan.
Ketika Nalan Lan ditanyai, air matanya menetes lagi. Ia memalingkan kepalanya dan menjawab, "Sebaiknya kau tidak usah bertanya."
"Bagaimana mungkin aku tidak usah bertanya? Kau menangis sampai seperti ini. Tidak peduli siapa pun itu, aku tidak akan membiarkannya begitu saja. Lan, katakan padaku. Aku akan membalas dendam untukmu." Li Mu menyatakan dengan amarah yang membara.
"Aku … aku tidak bisa," jawab Nalan Lan. "Kakak Li, aku tahu kau baik pada Lan, tetapi jangan tanyai aku lagi, kalau tidak aku hanya bisa bunuh diri karena malu."
Li Mu merasa ada yang salah dengan kata-kata Nalan Lan dan melihat bahwa ia sedang menutupi sesuatu. Ada tanda merah samar-samar yang terlihat di lehernya dan Li Mu segera menarik kain penutupnya, memperlihatkan sebuah cupang.
"Ini adalah?" Mata Li Mu membelalak karena terkejut ketika dia melihat cupang itu. Sekali lagi, wajahnya mengekspresikan kepedihan dan bertanya dengan tidak percaya, "Kau … kau telah dilecehkan?"
Nalan Lan tetap diam dan hanya menangis.
Gadis pelayan yang akhirnya menjawab dari samping, "Tuan Li, ini bukan seperti yang kau pikirkan. Nona Mudaku masih suci, tetapi, tetapi … jika bukan karena pelayan ini yang datang lebih awal, aku khawatir Nonaku … akan sepenuhnya dilecehkan oleh sampah itu!"
Ketika Li Mu mendengar hal tersebut, dia mengembuskan napas. Murka yang luar biasa memenuhi dirinya ketika dia menggunakan kedua tangannya untuk memegang bahu Nalan Lan sambil bertanya, "Siapa dia? Siapa yang berani melakukan ini padamu?"
"Jangan tanya lagi. Kakak Li, meskipun kau memperlakukan aku dengan baik, sebaiknya kau tidak usah tahu siapa dia. Kalau tidak, jika orang itu membocorkan hal ini, aku tidak akan lagi memiliki martabat yang tersisa untuk menghadapi orang lain!" pinta Nalan Lan sambil terisak.
"Tidak peduli siapa itu, aku akan menghajarnya sampai dia tidak bisa mengatakan apa-apa!" kata Li Mu. "Lan, kau tinggal memberitahuku siapa dia. Aku akan membalas dendam demi dirimu. Aku akan menghancurkan tubuhnya menjadi ribuan keping!"
"Apa maksudmu menghancurkannya menjadi ribuan keping? Jangan bicara seperti itu. Meskipun Kota Suci tidak mengizinkan orang untuk membunuh, bahaya kalau ada orang yang mendengarmu." Nalan Lan terlihat seolah ia benar-benar memikirkan keselamatan Li Mu.
"Aku tahu," kata Li Mu. "Namun, aku tahu tempat di mana seseorang tidak akan pernah bisa pergi keluar begitu dia masuk. Aku tidak perlu melakukan apa-apa dan orang itu akan langsung dimusnahkan begitu saja!"
Saat dia berbicara, Li Mu terlihat seolah teringat akan sesuatu dan ekspresinya berubah bingung.
Nalan Lan dan gadis pelayannya bertukar pandang. Sepertinya Li Mu benar-benar mengetahui sesuatu!
"Apakah tempat seperti itu benar-benar ada?" Ekspresi kecurigaan Nalan Lan tampak sangat tulus.
"Mm." Li Mu mengangguk ketika ia berkata, "Kau tentu tahu mengenai aturan yang melarang siapa pun yang masih berusia di bawah dua puluh tahun untuk memasuki Kota Suci, kan?"
"Ya." Nalan Lan mengangguk. "Aku bahkan bertanya kepada orang lain mengenai itu sebelumnya. Namun, aku tidak pernah mendapat sebuah jawaban."
"Itu karena kau akan dengan mudah tersihir jika kau datang ke sini sebelum usiamu dua puluh tahun, dan berakhir di tempat yang tidak seharusnya," jawab Li Mu. "Mereka yang lahir di sini kebal terhadap auranya, jadi tidak akan ada yang terjadi pada mereka. Namun, begitu orang luar datang ke sini, mereka akan dengan mudah mengalami masalah dan pergi ke tempat-tempat yang tidak seharusnya mereka datangi."
Kali itu, Nalan Lan benar-benar terkejut. Kota Suci ternyata sungguh menyimpan rahasia semacam itu?