Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Berbicara Empat Mata



Berbicara Empat Mata

Karena ada He Bo, Sima You Yue tidak balas menghubungi mereka yang ada di alam kecil. Ia pun pulang ke rumah Mu Si.     

Meskipun Si Yue sangat tertarik dengan daerah terlarang, ia tidak memaksakan kehendak. Ia masih bisa menunggu beberapa hari lagi.     

Hari hampir malam ketika mereka sampai di rumah. Mu Si sedang menunggu mereka dengan lampu menyala.     

"Kenapa kau sudah bangun?" tanya Sima You Yue.     

"Aku menunggumu," jawab Mu Si.     

"Apa kau sudah makan?"     

"Aku sudah keluar untuk beli makanan," jawab Mu Si. Ia tidak bilang kalau setelah memakan masakan Sima You Yue, makanan di luar sekarang terasa tidak enak.     

Namun, Mu Si bukan tipe orang yang akan melupakan kesulitan yang sudah ia alami sebelumnya ketika sudah merasakan hidup yang lebih baik. Meskipun roti putih terasa hambar, ia tetap memakannya.     

"Kalau begitu, istirahatlah," kata Sima You Yue.     

"Bagaimana jalan-jalanmu?" Mu Si jarang mengambil inisiatif dengan bertanya lebih dahulu pada Sima You Yue. Itu artinya ia perlahan sudah menerima Sima You Yue di hatinya dalam dua hari terakhir.     

"Lancar. Aku agak lelah. Aku mau istirahat dahulu." Sima You Yue pun masuk ke kamarnya.     

Si Yue belum masuk ke kamarnya, jadi ia langsung menghubungi mereka yang ada di alam kecil.     

"Pembantu Kecil, ada apa?"     

"Kak You Yue, apa kau bertemu dengan seseorang, atau pergi ke suatu tempat?" tanya si pembantu kecil.     

"Iya, memangnya kenapa?"     

"Aku punya sebuah firasat hari ini. Sepertinya ada aura ayahmu," jawab si pembantu kecil. "Entah karena jarakmu dekat dari tempat ayahmu berada, atau karena kau bertemu dengan orang yang ada hubungannya dengan ayahmu. Orang ini seperti Mu Si, yang bisa memengaruhi masalahmu."     

"Maksudmu … Si Yue?" tanya Sima You Yue.     

"Aku tidak tahu namanya. Namun, pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan ayahmu hari ini," jawab si pembantu kecil.     

"Aku memang bertemu dengan Nona Muda Si. Hari ini, aku pergi ke sebuah tempat khusus, daerah terlarang," kata Sima You Yue. "Daerah terlarang sudah ada sejak dahulu. Seharusnya Ayah tidak ada hubungannya dengan tempat itu, kan? Apakah maksudmu Si Yue?"     

Jadi, apakah ia benar-benar harus membiarkan Si Yue ikut pergi bersamanya?     

"Itu sangat mungkin," jawab si pembantu kecil. "Sayangnya aku tidak sehebat guruku. Kalau tidak, aku pasti bisa langsung tahu yang mana dengan tepat."     

"Begini saja kau sudah hebat sekali. Terima kasih," ucap Sima You Yue dengan penuh terima kasih.     

"Omong-omong, Kak You Yue, kondisi Wu Lingyu agak buruk. Dia tidak membolehkanku memberitahumu. Namun, menurutku lebih baik kalau kau tahu."     

"Dia kenapa?" Tiba-tiba Sima You Yue berubah jadi gugup.     

"Aku bisa merasakan kalau kekuatannya menghilang," jawab si pembantu kecil.     

"Bagaimana kondisinya kesehatannya?"     

"Baik," jawab si pembantu kecil.     

Sima You Yue mengembuskan napas lega. "Baiklah, aku mengerti. Terima kasih, Pembantu Kecil."     

"You Yue, apa kau baik-baik saja di luar? Kapan kau akan membiarkan kami keluar?" tanya Sima Liu Feng.     

"Paman Liu Feng, kau bukan Master Roh beratribut gelap. Kau pasti sangat mencolok kalau kau keluar. Aku masih menyelidiki perihal ayahku. Kalau aku sudah menemukan Ayah, aku akan mengeluarkanmu. Baiklah, Si Yue sudah masuk. Kita akhiri dulu percakapan kita!" Sima You Yue langsung memutuskan kontak supaya ia tidak usah menjawab mereka lagi.     

Ketika Si Yue masuk, ia kebetulan melihat Sima You Yue membuka matanya. "Apa aku mengganggumu?"     

"Tidak. Aku hanya sedikit lelah. Aku sedang mengatur napasku," jawab Sima You Yue.     

"Iya, kau sama sekali belum tidur tadi malam. Apalagi hari ini kau keluar sepanjang hari." Si Yue melambaikan tangannya, lalu sebuah tempat tidur muncul di dekat dinding, menghadap ke tempat tidur Sima You Yue.     

Untungnya, kamar tersebut cukup besar, dan tidak ada barang lain di sana kecuali tempat tidur Sima You Yue. Kalau tidak, tidak mungkin mereka bisa menempatkan dua tempat tidur di situ.     

Si Yue membersihkan diri dan naik ke tempat tidurnya. Ia menjatuhkan diri ke samping, tampak acak-acakan.     

"Sulit bagiku untuk bisa bangun dengan orang macam kau." Sima You Yue tetap bersila dengan tangan di lutut.     

Si Yue mencondongkan badan ke samping dan menopang kepalanya menggunakan satu tangan. "Ayahku juga bilang kalau aku tampak tidak pantas. Namun, ibuku meninggal begitu melahirkanku. Aku anak perempuan satu-satunya, sedangkan saudaraku yang lainnya laki-laki semua. Jadi, aku sangat dimanjakan. Aku tidak pernah diomeli."     

"Kalau begitu, kau pasti senang," kata Sima You Yue.     

"Kau tahu dari mana?!"     

"Meskipun kau sedikit …. Matamu selalu terlihat bahagia. Sama sekali tidak ada kesedihan, artinya kau sangat bahagia," jawab Sima You Yue. "Aku juga punya beberapa abang, jadi aku tahu bagaimana rasanya jadi adik bungsu dan anak perempuan satu-satunya dalam keluarga."     

"Benarkah?" Si Yue mengedipkan matanya. "Kalau begitu, di mana abang-abangmu? Kenapa mereka tidak bersamamu?"     

"Mereka tidak di sini," jawab Sima You Yue.     

"Oh, aku ingat. Kau memang tidak berasal dari Kota Hantu, kan?"     

"Hah?" Alis Sima You Yue terangkat. Kenapa Si Yue tiba-tiba bilang begitu?     

"Ketika kita di daerah terlarang tadi, kau bilang daerah terlarang dan Kota Hantu tidak ada hubungannya denganmu. Kau tampaknya tidak mengkhawatirkan hal itu sama sekali. Jadi, kau pasti bukan dari Kota Hantu," kata Si Yue dengan yakin. "Dan kau harus menggunakan nama samaran dan berpura-pura jadi orang lain. Itu artinya kau baru saja sampai di sini. Kau tidak mau orang lain mengetahui siapa kau sebenarnya."     

Sima You Yue tersenyum, tetapi tidak menanggapi.     

"Bisa kutebak."     

"Kau pandai sekali dalam menganalisis." Sima You Yue mengakuinya.     

"Lalu, apa yang kau lakukan di sini, di Kota Hantu? Mau pergi ke Alam Hantu?"     

Sima You Yue ragu apakah ia akan memberi tahu Si Yue tentang dirinya atau tidak.     

Namun, Si Yue menganggap bungkamnya Sima You Yue sebagai persetujuan.     

"Apakah kau benar-benar mau pergi ke Alam Hantu?" Si Yue tiba-tiba duduk. "Sebaiknya kau pulang dan mencari jalan lain untuk pergi ke Alam Hantu. Jangan pergi dari sini. Berbahaya sekali. Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Ada manusia yang mau pergi ke Alam Hantu dan beberapa anggota Klan Hantu yang mau masuk ke dunia manusia. Namun, mereka semua dimusnahkan oleh kilat kesengsaraan. Tak seorang pun di antara mereka yang selamat. Kau masih sangat muda, jadi jangan sampai nyawamu hilang begitu saja."     

"Aku …."     

"Aku serius," bujuk Si Yue. "Kilat kesengsaraan itu tidak mudah untuk dihadapi. ​​Itu musuh kita. Jauh lebih sulit bagi kita untuk bertahan melawan kilat kesengsaraan daripada melawan Master Roh beratribut cahaya. Bahkan mereka saja tidak akan berani mencobanya. Sebaiknya kau jangan pergi."     

Melihat Si Yue berubah jadi cemas sampai-sampai ia berbicara dengan cepat, Sima You Yue tersenyum, lalu berkata, "Jangan khawatir, aku tidak bilang kalau aku mau pergi ke Alam Hantu."     

"Kau bukannya mau pergi ke Alam Hantu?" tanya Si Yue.     

"Mm, aku belum bisa pergi ke Alam Hantu," jawab Sima You Yue. "Aku ke sini untuk mencari seseorang."     

"Mencari seseorang?"     

"Mm, ayahku datang ke sini beberapa puluh tahun yang lalu. Keberadaannya sekarang tidak diketahui. Kudengar ayahku ada di sini. Jadi, aku datang ke sini." Sima You Yue mengungkapkan rahasianya.     

"Jadi, kau datang ke sini untuk mencari ayahmu!" Si Yue mengembuskan napas lega. "Siapa ayahmu? Kapan dia datang ke sini? Untuk apa dia datang ke sini?"     

"Mungkin awalnya dia hanya melewati kota ini, tetapi dia belum kunjung kembali sampai sekarang. Seharusnya dia masih di sini."     

"Kalau begitu, dia pasti sulit untuk ditemukan," kata Si Yue. "Kota Hantu sangat besar. Kalau tidak ada petunjuk, kau seperti sedang mencari jarum di tumpukan jerami. Apa kau punya petunjuk?"     

"Punya."     

"Apa petunjuknya?"     

"Gunung Senja."     

Si Yue tercengang. Ia menatap Sima You Yue dengan tidak percaya. "Apa katamu?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.