Tamu Misterius
Tamu Misterius
Beberapa saat kemudian, Ketua Klan Yang dan sekelompok tetua pun jadi tahu tentang hilangnya mayat hidup.
Saat ia mendengar berita tersebut, ia sudah berada di luar kediaman Klan Yang. Ia bisa mengetahui berita tersebut dari Lebah Merah Tua yang ia tinggalkan di sana.
Untung sebelumnya ia cepat tanggap dan tidak langsung melaporkan berita tersebut pada Ketua Klan Yang. Ia hanya menyuruh seorang penjaga untuk masuk ke alam kecil. Meskipun awalnya si penjaga menolak, mereka yang keluar dari alam kecil semuanya berkedudukan tinggi, jadi mau tidak mau si penjaga hanya bisa masuk ke dalam dengan patuh.
Ketika ia kembali ke penginapan, saat ia masuk, ia melihat Su Liu Nian berlari turun dari lantai atas, lalu menghampirinya. Setelah melihat kalau ia aman, barulah kekhawatiran Su Liu Nian mereda.
"Dasar bocah, kau lari ke mana? Aku sudah tidak melihatmu selama berhari-hari. Kau hampir membuatku takut setengah mati!" Su Liu Nian mulai memarahinya setelah tahu kalau ia baik-baik saja.
"Bibi He, aku baik-baik saja. Ada yang ingin kuceritakan padamu dan Paman He." Ia merendahkan suaranya, lalu memegang tangan Su Liu Nian dan mengajaknya ke lantai atas.
Melihat tingkah Sima You Yue yang penuh rahasia, Su Liu Nian pun menelan sisa kata-katanya dan membawa Sima You Yue ke ruangnya.
"Akhirnya kau pulang juga." He Zhen Zhang tahu kalau Sima You Yue sudah pulang. Karena sudah tidak melihat Sima You Yue selama beberapa hari, mereka tidak mengurus masalah Klan Yang lagi, sebagai gantinya mereka memusatkan perhatian untuk mencarinya ke seluruh kota.
Untunglah An Lei terus meyakinkan mereka kalau Sima You Yue baik-baik saja, jadi mereka tidak begitu khawatir.
"Aku membuat Paman dan Bibi He khawatir akhir-akhir ini. You Yue benar-benar minta maaf." Sima You Yue meminta maaf dengan tulus.
"Tidak apa-apa, yang penting kau baik-baik saja." Su Liu Nian mengelus kepala Sima You Yue. "Namun, lain kali, jangan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa."
"Iya, Bibi."
"Oh ya, kau bilang kau mau cerita sesuatu pada kami. Ada apa?" tanya Su Liu Nian.
"Begini …."
Sima You Yue memberi tahu mereka tentang apa yang terjadi di Klan Yang, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk merahasiakan perihal mayat hidup yang menghilang. Ia hanya bilang kalau ia melihat mayat hidup di sana.
"Kami tidak menyangka ternyata Klan Yang benar-benar menempatkan mereka di alam kecil. Pantas saja kami tidak bisa menemukan apa-apa setelah mencari-cari selama ini!" He Zhen Zhang menggebrak meja. Untungnya ia masih mengendalikan kekuatannya dan tidak menghancurkan meja tersebut.
"Alam kecil hanya mengizinkan mereka yang punya aura kematian masuk. Karena itu, anak buah Paman He tidak pernah berhasil menemukannya. Kau tidak perlu marah," hibur Sima You Yue. Kalau bukan karena ia kebetulan bisa menggunakan aura hantu dan masuk bersama para mayat tersebut, mereka mungkin tidak akan pernah bisa menemukan tempat itu.
"Kalau begitu, maka mungkin kita tidak akan bisa mengungkap hubungan antara Klan Yang dan mayat hidup." Sui Liu Nian agak kecewa.
"Selama Klan Yang masih berhubungan dengan mayat hidup, itu masih mungkin." Namun, itu tidak mungkin terjadi di Kota Akor.
Dengan demikian, mereka sekalian saja menarik kekuatan mereka dan menunggu lelang yang akan diadakan beberapa bulan lagi.
Selama beberapa bulan berikutnya, Klan Yang sangat tenang. Mereka yang tinggal di kediaman klan jarang terlihat selain melakukan kegiatan sosial dan sehari-hari seperti biasa. Namun, mereka tidak berbuat banyak, jadi kalau Sima You Yue tidak tahu kalau Klan Yang telah kehilangan begitu banyak mayat hidup, ia pasti mengira tidak ada yang terjadi pada Klan Yang.
Memikirkan para mayat hidup, ia pun kembali ke ruangnya, lalu masuk ke Pagoda Roh.
Di dalam Pagoda Roh, para Binatang Rohnya mengelilingi mayat-mayat tersebut dan memeriksa mereka. Namun, setelah mempelajari mereka untuk waktu yang lama, mereka tetap tidak tahu apa yang membuat mayat hidup tersebut bergerak.
"Sepertinya perlu ada cara tertentu untuk mengendalikan mereka." Ia menyerah setelah mempelajari mereka untuk waktu yang lama. Ia mencoba menggunakan semua keterampilan lama yang telah ia pelajari sejak awal, tetapi tidak peduli apa pun yang ia lakukan, mayat-mayat tersebut tetap tidak bergerak.
"Yue Yue, ketika saatnya tiba, tidak bisakah kau menangkap mereka dan meminta mereka memberi tahu kita bagaimana cara mengendalikan mereka?" tanya Tujuh Kecil sambil cemberut ketika ia melihat betapa tertariknya Sima You Yue terhadap mayat hidup. Ia merasa ganjil melihat mereka.
"Kurasa kita tidak punya pilihan lain," jawab Sima You Yue. "Kalau tidak, kita hanya bisa menunggu sampai kita pergi ke Alam Hantu dan bertanya pada yang lainnya apakah mereka punya ide atau tidak."
Namun, ia tidak tahu kalau di Alam Hantu sekalipun, cara untuk mengendalikan mayat semacam itu dianggap sebagai sihir. Kalau orang lain sampai tahu, orang-orang Alam Hantu akan berkumpul dan menyerang mereka. Maka dari itu, tampaknya ia harus membatalkan idenya untuk memanfaatkan para mayat hidup tersebut.
Selama sisa hari-hari itu, ia jarang keluar dan biasanya mengunci diri di kamar. Adapun anggota Klan He, tahu kalau akan sia-sia saja kalau mereka terus mencari, mereka juga tidak berencana pergi keluar. Namun, ada kalanya mereka berangkat pagi-pagi sekali dan pulang larut malam. Mungkin mereka belum sepenuhnya menyerah.
Ia mengunci diri di dalam Pagoda Roh. Kalau ada yang datang, Roh Kecil langsung memberitahunya. Karena itu, tidak ada yang tahu kalau ia tidak di kamarnya selama beberapa bulan terakhir.
Ia tetap seperti itu sampai satu bulan sebelum dimulainya lelang. Ketika jumlah pengunjung di kota mulai bertambah, ia keluar dari dalam Pagoda Roh dan mulai membaca di dalam kamarnya.
Kemudian, ia dengar An Lei bilang kalau anggota Klan Dan datang beberapa hari yang lalu dan mau cari masalah dengannya. Namun, He Zhen Zhang dan yang lainnya menghalangi mereka dan memaksa mereka pergi dari situ.
"Dan Yu Xi itu mati di Klan Yang. Bukannya pergi ke Klan Yang, kalian justru datang kemari. Untuk apa kalian mencari You Yue? Kalian mau menggertaknya karena kalian pikir dia lemah? Kalian pikir dia tidak punya pendukung di sini? Bahkan Paviliun Xuan Yuan saja melayaninya. Berani kalian macam-macam dengannya?"
Kata-kata Su Liu Nian menang telak. Semua orang di Kota Akor tahu betapa Paviliun Xuan Yuan menghormati Sima You Yue. Karena, selain ia, tidak ada orang yang daftar lelangnya diantarkan secara langsung oleh si pengelola.
Tahu kalau Klan He-lah yang telah melelang obat suci, Klan Dan juga tidak memaksa. Mereka pergi begitu saja dengan murung.
Setelah mendengar cerita tersebut, Sima You Yue mengejek, "Mereka hanya tahu bagaimana menindas orang. Dan Yu Xi meninggal di Klan Yang, dan mereka tidak bisa menemukan siapa pelakunya, jadi mereka hanya bisa mencari orang yang dahulu pernah bermasalah dengan Dan Yu Xi untuk balas dendam."
Meskipun memang ia pelakunya, bagi orang luar, melihat tingkahnya, tidak akan ada yang tahu kalau ia-lah pelaku sebenarnya. Klan Dan bertindak demikian hanya untuk melampiaskan amarah mereka pada orang yang lebih lemah.
Karena telah melihat sedikit tindak tanduk Klan Lai Timur di masa lalu, An Lei tahu kalau sikap orang-orang tersebut lebih rendah, jadi ia tidak banyak bicara.
Beberapa hari kemudian, anggota Klan Sima pun tiba. Sima You Yue melihat bahwa Kakek Buyut, Kakek dan Nenek datang. Bahkan Sima Qing juga ikut.
"Leluhur, kenapa kau tidak tinggal di rumah, tetapi malah datang kemari?"
"Untuk memastikan semuanya baik-baik saja." Sima Qing menatap Sima You Yue. Hatinya terus gelisah.
Bocah nakal itu mampu memengaruhi seluruh klan. Sima You Yue dengan santainya melakukan beberapa hal, tetapi perbuatannya tersebut membuat hati mereka takut dan gentar.
"Nak, kau sudah bekerja keras dengan baik. Kalau kau tidak cukup kuat, kau harus melindungi dirimu sendiri sebelum memikirkan hal-hal lain." Huang Ying Ying mengelus kepala Sima You Yue sambil menceramahinya.
"Iya, Nek. Kalian semua pasti capek. Istirahatlah dahulu. Setelah itu, aku akan mengajak kalian jalan-jalan keliling kota," katanya sambil tersenyum.
"Baiklah."
Setelah mengantar mereka ke kamar mereka masing-masing, ia baru sadar kalau ternyata ada tambahan satu orang di antara tamu-tamu yang datang. Matanya menyipit saat ia menatap orang tersebut dengan waspada.
"Kau siapa?"