Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Ayah dan Guru



Ayah dan Guru

Sima Liu Xuan tahu putrinya menertawakannya, tetapi ia tidak malu karena Feng Zhi Xing bersikap terlalu sombong saat mereka bertemu terakhir kali.     

Pada saat yang sama, ia sangat kagum pada putrinya. Feng Zhi Xing pasti iri kalau tahu You Yue sudah berhasil menyembuhkannya.     

Ia menggunakan cara lamanya dan pergi ke sebuah toko yang tampak mencurigakan. Si penjaga toko sudah bekerja di situ selama lebih dari seratus tahun dan ia sudah mengenal Sima Liu Xuan.     

"Tuan Liu Xuan, ada yang bisa kubantu?" Ia menyambut Sima Liu Xuan.     

"Kirim pesan ke Feng Zhi Xing - Gunung Phoenix, tiga hari lagi," jawab Sima Liu Xuan dengan pelan.     

"Tuan Muda belum ke sini akhir-akhir ini. Aku tidak yakin apakah aku bisa menyampaikan pesanmu kepadanya dalam 3 hari." Si penjaga toko terpojok, tetapi ia ingat kalau tuan mudanya menyuruhnya memberi tahu berita apa pun dari Klan Sima bahkan dengan menggunakan cara penyampaian pesan yang paling rumit. Apakah Tuan Muda akan datang atau tidak, itu di luar kuasanya.     

"Beri tahu saja dia."     

Setelah itu, Sima Liu Xuan berbalik pergi. Si penjaga toko mengatakan sesuatu pada pelayannya, lalu pergi ke pelataran belakang.     

Masih ada tiga hari sebelum waktu yang ditentukan, Sima Liu Xuan tidak buru-buru. Sebaliknya, ia berbelanja di sekitar kota. Entah berapa kali ia sudah datang dan berkeliling di situ, tetapi ia tidak pernah seemosional sekarang.     

Setelah berjalan berkeliling, ia pun berjalan menuju Gunung Phoenix dengan santai.     

Gunung Phoenix bukanlah tempat tinggal burung phoenix. Gunung tersebut tidak ada hubungannya dengan burung phoenix, bahkan tampilannya pun tidak. Tidak ada yang tahu siapa yang memberi nama gunung itu.     

Sima Liu Xuan berjalan ke bawah sebuah pohon. Berpikir kalau Feng Zhi Xing tidak akan datang ke situ secepat itu, ia melompat ke atas pohon dan menemukan cabang pohon yang ia kenali dan berbaring di atasnya seperti yang pernah ia lakukan di masa lalu.     

Rambut perak yang halus dan lembut. Rambut tersebut tampak seperti air terjun putih yang menggantung di udara, tetapi sulit memperhatikannya kalau tidak dilihat dari bawah, karena mahkota pohonnya lebat.     

Feng Zhi Xing melihat pemandangan yang familier tersebut saat ia sampai di situ, kecuali rambut perak yang biasanya berwarna sehitam gagak.     

Sima Liu Xuan membuka matanya tepat ketika Feng Zhi Xing sampai di situ, tetapi ia tidak bergerak. Dalam waktu kurang dari satu detik, Feng Zhi Xing terbang ke cabang yang dahulu ia sukai. Punggungnya bersandar di batang pohon, salah satu kakinya menjuntai, sementara kaki yang lain terlipat dengan santai.     

Mm, setidaknya Sima You Yue dan Istana Bulan Purnama belum pernah melihatnya seperti itu.     

"Sejak pertama kali aku melihatmu, tak pernah kusangka kau akan selamanya jadi orang yang tak berguna. Namun, tak kusangka kau bisa sembuh secepat ini. Putrimu memang hebat."     

"Tentu saja. You Yue sangat perhatian. Kau bahkan tak akan bisa membayangkannya." Sima Liu Xuan meletakkan tangannya di belakang kepalanya, terbahak dengan menyebalkan.     

Feng Zhi Xing memberi isyarat menggunakan tangannya pada Sima Liu Xuan. "Katakan padaku, kenapa kau memintaku datang ke sini? Jangan bilang kau memintaku ke sini hanya untuk memamerkan putrimu yang berbakti. Aku sibuk."     

"Tidak ada apa-apa, aku cuma mau bertemu," jawab Sima Liu Xuan.     

"Pfft, bagaimana mungkin aku bisa memercayai kata-katamu itu? Karena kau tidak mau memberitahuku, aku pergi dahulu. Lagi pula, pertemuan kita sudah hampir selesai." Feng Zhi Xing tidak bergerak meskipun ia berkata demikian.     

Sima Liu Xuan bangkit duduk, mengeluarkan dua kendi anggur dan melemparkan satu kendi pada Feng Zhi Xing. Feng Zhi Xing membuka kendinya dan menyesap anggurnya. Melihat Feng Zhi Zing meminumnya, Sima Liu Xuan bertanya, "Apa kau tidak takut kuracun?"     

"Aku tidak yakin kau mampu meracuniku," jawab Feng Zhi Xing dengan merendahkan.     

"Ya, kau coba saja." Sima Liu Xuan tidak membantah.     

Feng Zhi Xing tidak memedulikan Sima Liu Xuan. Ia menyesap anggur itu lagi, lalu berkata, "Baguslah kau bisa terus memperhatikan putrimu, kau bisa minum anggur kapan pun kau mau. Sayang sekali anggurnya akan habis setelah selesai diminum, meskipun akulah gurunya."     

"Sudah bagus aku bisa memberikan anggur ini padamu."     

"Eh, benar-benar tak kusangka kita punya kesempatan duduk di sini dan minum-minum bersama. Dan putrimu-lah yang meracik anggur yang kita minum ini," kata Feng Zhi Xing dengan terharu.     

"Iya, memang." Sima Liu Xuan juga termenung.     

"Apa kau sudah benar-benar sembuh?" tanya Feng Zhi Xing.     

"Mm, kecuali rambut putih ini."     

"Yu Ke Luo tidak akan meninggalkanmu."     

Keduanya terdiam setelah nama Yu Ke Luo terucap. Setelah beberapa saat, Feng Zhi Xing menyentuh rambut abu-abu Sima Liu Xuan, ia tampak sedih.     

"Anggota Istana Bulan Purnama sangat pandai mencari informasi. Apa kau tahu cara pergi ke Alam Hantu selain melalui Kota Hantu?"     

Feng Zhi Xing nyaris tersedak anggurnya. Ia menatap Sima Liu Xuan dan berteriak, "Kau masih mau pergi ke Alam Hantu?"     

"Ke Luo ada di sana, aku harus menemukannya." Keputusan Sima Liu Xuan sudah bulat. Ia mau pergi ke Alam Hantu tidak peduli apa pun yang terjadi. "You Yue sudah lama mau pergi ke Alam Hantu untuk menyelamatkan ibunya, aku khawatir dia akan melakukan sesuatu yang konyol."     

"Bukankah kau juga melakukan hal konyol? Apa yang bisa kau lakukan di Alam Hantu dengan kekuatanmu itu?" Meskipun Feng Zhi Xing sangat menyukai Yu Ke Luo dan sangat ingin bertemu dengan Yu Ke Luo, ia tetap realistis.     

Sima Liu Xuan memaksakan sebuah senyum getir.     

Yu Ke Luo memang ditangkap oleh Raja Hantu. Ia pasti akan dihukum begitu ia kembali ke klannya dan Sima Liu Xuan harus menghadapi seluruh Klan Hantu kalau ia pergi ke sana. Apa ia benar-benar bisa menemukan Yu Ke Luo seorang diri?     

Namun, kalau ia tidak bisa menemukan Yu Ke Luo, hatinya pasti hampa. Ia memegang dadanya menggunakan tangan kanannya, merasakan hatinya yang sakit.     

Melihat Sima Liu Xuan seperti itu, Feng Zhi Xing mengembuskan napas. "Aku bisa membantumu menyelidikinya, tetapi kau harus janji satu hal padaku."     

"Apa?"     

"Ajak aku kalau kau pergi ke sana," jawab Feng Zhi Xing. "Tidak masalah kalau kau mau pergi sendiri, ajak aku dan You Yue."     

"Kau juga mau ikut?" Sima Liu Xuan menatap Feng Zhi Xing.     

"Aku mau kembali ke wilayah dalam, tetapi You Yue-mu itu terlalu luar biasa. Dia bisa menanggung seluruh langit dan menjalani hidup yang tanpa masalah di wilayah dalam. Namun, tak kusangka kalau itu akan terjadi secepat ini dan tidak ada lagi yang bisa kulakukan untuknya. Selain itu, aku tahu sifatnya. Dia tidak akan berubah begitu dia sudah mengambil keputusan. Aku lebih memilih pergi dan mengambil risiko bersama kalian daripada hanya merasa khawatir di sini. Lagi pula, aku hampir selesai memperoleh pencerahan dalam hidupku. Tidak ada yang perlu kusesali," jelas Feng Zhi Xing.     

"Lebih baik kau …." Sima Liu Xuan sangat terharu. Ia tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi mereka berdua tahu apa maksudnya.     

"Aku sedang membicarakan bocah itu, You Yue. Kau terlalu banyak berpikir." Tubuh Feng Zhi Xing berubah kaku. Ia menenggak anggurnya lagi. Namun, kenapa aroma segar itu sekarang berubah jadi pahit?     

Sima Liu Xuan menatap Feng Zhi Xing, tetapi ia tidak menjawab atau menyangkalnya.     

Ia tahu kalau Feng Zhi Xing punya perasaan pada Yu Ke Luo, tetapi ia tidak bisa menghentikan Feng Zhi Xing. Ia senang karena Ke Luo juga menyukainya.     

Keheningan menyelimuti mereka berdua. Ia memikirkan perihal lain untuk memecah kecanggungan tersebut.     

"Kau punya peta Tempat yang Hilang?"     

"Iya, aku punya. Kenapa? Kau mau?"     

"Mm. Aku butuh peta itu sekarang."     

"Kau mau pergi ke Tempat yang Hilang?" Feng Zhi Xing menatap Sima Liu Xuan. "Kau sudah langsung gelisah padahal kau baru saja sembuh?"     

"You Yue yang mau pergi ke sana."     

"Muridku yang patuh itu nyaris memusnahkan klan yang tersembunyi kemarin, apa lagi yang mau dia lakukan sekarang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.