Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Orang yang Ditakdirkan



Orang yang Ditakdirkan

Ketakutan melihat wajah Kaisar Qing Dao yang semakin mendekatinya, Kaisar Qing Dao pun melangkah mundur.     

"Kau … kau mau apa?"     

Kaisar Qing Dao menatap Sima You Yue dengan penasaran. "Tak kusangka kau bisa memahami alam roh di peringkatmu sekarang. Kau tahu, di masa hidupku dahulu, jarang ada orang yang bisa memahami alam roh di peringkat Mulia."     

"Jarang? Berarti tetap ada?" tanya Sima You Yue.     

"Mereka berbakat." Kaisar Qing Dao acuh tak acuh. Ia tidak iri karena ia termasuk salah satunya.     

"Tidak ada lagi orang di benua yang bisa melakukannya. Kultivasi jadi jauh lebih sulit daripada sebelumnya." Sima You Yue emosional. Kultivasi yang sekarang tidak sebanding dengan yang dahulu.     

"Dahulu jumlah orang masih sangat sedikit," kata Kaisar Qing Dao. "Waktu itu, aku bisa merasakan perubahan Langit. Oleh karena itu, kalau kau mau berkultivasi, kau harus menggulingkan Langit."     

Sima You Yue teringat saat ia disambar petir terakhir kali, ia bilang ia akan menentang Langit. Ia tanpa sadar langsung menengadah.     

"Hehehe, jangan khawatir, itu hanya ilusiku. Telinga langit tidak akan sampai ke sini dan tidak akan menguping pembicaran kita. Apa yang kau pikirkan tidak akan terjadi." Tahu apa yang Sima You Yue pikirkan, Kaisar Qing Dao pun tertawa pelan.     

"Uhuk, uhuk, uhuk…." Sima You Yue malu karena ternyata Kaisar Qing Dao bisa membaca pikirannya. Ia membayangkan bagaimana jadinya kalau Kaisar Qing Dao-lah yang disambar petir. "Dahulu, kau sudah mencapai peringkat Kaisar, kenapa kau mau menentang Langit?"     

"Meskipun aku bisa merasakannya, aku tidak mampu. Hanya kau yang mampu." Kaisar Qing Dao menatap Sima You Yue dengan tatapan yang rumit. Sima You Yue tidak bisa memahami apa maksud raut wajah Kaisar Qing Dao.     

"Kaisar, kau bercanda? Kau saja tidak mampu padahal kau sudah berperingkat Kaisar. Bagaimana mungkin seorang peringkat Mulia rendah macam aku bisa melakukannya?" Sima You Yue merasa Kaisar Qing Dao berlebihan.     

"Aku tidak mampu karena memang bukan aku orangnya. Meskipun kekuatanmu saat ini tidak tinggi, kau memang sudah ditakdirkan." Sima You Yue memanyunkan bibirnya. Ia tidak pernah memercayai ramalan tentang orang yang sudah ditakdirkan. Contohnya, dahulu ia harus berpura-pura jadi laki-laki gara-gara ramalan Paviliun Bijaksana.     

Ia merasa ramalan hanyalah omong kosong. Bisakah ia menghancurkan Paviliun Bijaksana seorang diri? Siapa yang percaya!     

Kaisar Qing Dao tahu Sima You Yue tidak percaya, dan ia tidak memperdebatkannya. Beberapa hal tidak akan bisa diterima sampai itu benar-benar terjadi.     

"Percaya atau tidak, aku akan berusaha semampuku untuk membantumu," kata Kaisar Qing Dao. "Aku juga meninggalkan beberapa hal di makam lain. Aku akan memberimu peta untuk menemukannya."     

Lalu, Sima You Yue bisa merasakan sebuah peta muncul di dalam benaknya. Ia langsung menutup mata. Ketika ia membuka mata, Kaisar Qing Dao sudah pergi. Ladang salju yang luas sudah menghilang dan ia sudah kembali ke kamar batu.     

Kepalanya agak sakit. Ia mengusap kepalanya dan menyadari kalau ia sudah tidak lagi berada di dalam ilusi. Ia merasa lemas, jadi ia memegang ujung sarkofagus menggunakan kedua tangannya lalu duduk.     

Tulang-tulang berwarna putih tergeletak dengan tenang di atas tanah. Tutup sarkofagus jatuh ke sisi yang lain. Seluruh kamar batu tersebut sunyi. Semua yang terjadi seperti hanya mimpi.     

Kalau bukan karena peta yang muncul di benaknya, ia pasti benar-benar berpikir kalau tadi itu hanya mimpi.     

Sebenarnya, masih ada banyak pertanyaan yang mau ia tanyakan pada Kaisar Qing Dao, misalnya kenapa Kaisar Qing Dao mau membantunya. Kalaupun langit memang berubah, Kaisar Qing Dao tidak akan mendapat manfaat apa-apa dari itu. Terlebih, kalau Kaisar Qing Dao memberikan segalanya padanya, apa Kaisar Qing Dao tidak takut kalau nanti ia justru bermalas-malasan?     

Sayangnya, Kaisar Qing Dao tidak lagi bisa menjawabnya.     

Setelah mengembuskan napas panjang, ia mulai memeriksa dirinya sendiri. Ia pun tahu kalau aura Kaisar Qing Dao yang tersimpan dalam tubuhnya jadi lebih kuat. Ia teringat saat Kaisar Qing Dao berubah jadi qi dan masuk ke dalam tubuhnya. Apa jiwa Kaisar Qing Dao juga ikut masuk?     

Ia duduk di dalam peti mati sebentar. Tubuhnya berangsur-angsur pulih, sehingga ia pun merangkak keluar dari peti.     

Ia melihat tulang putih di atas tanah. Lalu, ia berpikir sejenak. Ia memasukkan tulang-tulang tersebut ke dalam Pagoda Roh dan meminta Roh Kecil mencari tempat untuk menguburkannya.     

Sejujurnya, lelaki itu meninggal dengan menyedihkan.     

Setelah tubuhnya pulih kembali, ia berjalan ke depan pintu batu dan memasukkan qi Kaisar Qing Dao ke dalam gerbang. Gerbang batu tersebut pun terbuka seperti sebelumnya.     

"You Yue, kau baik-baik saja?"     

Begitu ia berjalan keluar, ia melihat beberapa orang sedang menjaga pintu itu.     

"Kakek, Nenek, Ayah, kenapa kalian di sini?"     

"Kami baru sadar kalau kekuatan yang menghalangi kami sudah hilang, jadi kami mengikuti aura yang kau tinggalkan. You Yue, apa kau baik-baik saja?" Huang Ying Ying memeriksa bagian sebelah kiri dan kanan tubuh Sima You Yue beberapa kali, seolah-olah takut Sima You Yue terluka.     

Sima You Yue menebak alasan kenapa kekuatan tersebut menghilang. Menurutnya, itu karena jiwa Kaisar Qing Dao menghilang sehingga semua peninggalan Kaisar Qing Dao yang ada di situ juga menghilang.     

"You Yue, apa yang kau pikirkan?" Huang Ying Ying menariknya. Ia masih linglung.     

Melihat raut wajah Huang Ying Ying dan yang lainnya yang tampak khawatir, ia pun tersenyum. "Aku baik-baik saja. Aku mendapatkan warisan Kaisar Qing Dao."     

"Jadi, tempat ini memang makam Kaisar Qing Dao?"     

"Tidak, ini makam palsu yang ia buat. Ia meninggalkan jejak jiwanya untuk menjaga tempat ini." Lalu, ia menjelaskan apa yang barusan ia alami di sana.     

Sesuai dugaannya, mereka semua mengerutkan kening setelah mendengar ceritanya. Waktu tahu kalau memang ia-lah orang yang ditakdirkan, mereka tidak terlalu senang dan justru semakin khawatir.     

"Kabarnya orang yang sudah ditakdirkan punya keberuntungan yang sangat baik dan akan melalui banyak kesulitan. Keberuntunganmu memang lebih baik daripada kebanyakan orang. Sejalan dengan itu, kesulitan yang semakin besar menantimu; yang bisa saja akan membahayakan hidupmu."     

"Kakek, jangan khawatir. Kaisar Qing Dao hanyalah orang yang berperingkat Kaisar, bukan nabi. Ia bilang akulah orang yang ditakdirkan, tetapi memangnya itu sudah pasti benar? Aku hanya seorang gadis kecil. Aku cuma mau keluargaku aman. Aku tidak bercita-cita tinggi, mau menyelamatkan semua makhluk hidup." Sima You Yue tidak memercayai ramalan tersebut. Meskipun ia tidak berharap banyak, itu bukan karena ia tidak memercayainya, tetapi karena ia merasa hal tersebut sulit dilakukan.     

Kalau Kaisar Qing Dao mau supaya ia menggunakan hidupnya untuk menentang Langit, maka ia minta maaf. Ia tidak menyadari apa pentingnya melakukan hal itu.     

"Pemikiranmu itu bagus." Huang Ying Ying mengelus tangan Sima You Yue. "Tidak peduli apa pun yang orang lain lakukan, urus saja urusan kita masing-masing."     

"Mm, jadi, jangan khawatirkan aku." Sima You Yue meraih tangan Huang Ying Ying.     

"Tidak ada apa-apa lagi di sini, ayo kita pergi."     

Sima You Yue sudah mendapatkan harta karun yang paling berharga. Ia sudah menemukan separuh bagian Tombak Berkapak Langit. Perjalanan tersebut cukup menguntungkan.     

Mereka berjalan pulang melalui jalur yang sama. Karena mereka tidak memutar-mutar, mereka bisa kembali ke atas tanah dengan cepat.     

"Setelah tertunda berhari-hari, ayo kita pergi ke Tempat yang Hilang."     

Mereka menghabiskan setengah bulan di bawah tanah. Sima You Yue sangat merindukan langit biru dan awan putih.     

"You Yue, ayo kita singgah ke tempat yang lain dahulu sebelum ke Tempat yang Hilang."     

"Ke mana?"     

Sima Liu Xuan tersenyum. "Penolong kita ada di dekat sini. Bukankah sebaiknya kita mengunjunginya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.