Mengakui Kesalahan
Mengakui Kesalahan
"Ketua Klan?" Tetua Ketujuh tertegun. Nada suara Ketua Klan jauh lebih keras daripada sebelumnya. Ia bertanya-tanya kenapa Ketua Klan Hua tiba-tiba jadi sangat marah.
"Sudah kehormatan bagi kita Putri Muda mau tinggal di kediaman kita. Bagaimana mungkin kita bisa bermaksud tidak masuk akal macam itu pada Putri Muda?" tanya Tetua Agung dengan sungguh-sungguh.
"Namun, …." gumam Tetua Ketujuh. Dalam hati ia merasa sedih karena ditegur.
Klan Hua sudah dihadapkan dengan musuh yang hebat dan tangguh. Apalagi setelah mendengar berita yang Hua Yu bawa pulang, mereka merasa keadaan mereka bahkan jadi lebih parah. Karena Putri Muda sudah tinggal bersama mereka sebelum ini, itu akan membuktikan kalau mereka memang tidak menyembunyikan maksud apa-apa. Dan kalau mereka mampu meyakinkan Sima You Yue untuk membantu mereka, maka Klan Hua tidak akan perlu menghadapi krisis itu lagi.
"Tetua Ketujuh, kau tidak boleh berkata demikian lagi," perintah Ketua Klan Hua dengan suara tegas. "Kalau kudengar hal macam itu lagi, kau tidak perlu jadi Tetua Ketujuh lagi!"
"Ketua Klan!" Mereka semua menatap Ketua Klan Hua dengan kaget, tidak percaya ia akan sampai hati mengucapkan kata-kata macam itu.
"Meskipun Putri Muda itu kesayangan Raja sekarang, apa hak kita memintanya mengulurkan tangan untuk membantu kita? Terlebih, kabarnya Putri Muda sangat eksentrik. Apa yang akan kita lakukan kalau ia jengkel karena kita lancang minta bantuannya? Bersin saja dia bisa meledakkan kita semua ke dalam jurang, dan Klan Hua akan musnah selamanya!" Ketua Klan Hua lanjut berkata untuk menjelaskan lebih lanjut, "Selain itu, Putri Muda-lah yang telah menyelamatkan rombongan Hua Yu, dan ia bahkan bersedia memberikan sebagian jamur salju pada kita. Dengan demikian, ia sudah jadi dermawan kita dan aku sudah merasa sangat bersalah karena kita tidak bisa balas budi padanya dengan cara apa pun. Jadi, bagaimana mungkin kita masih berani bermaksud macam-macam padanya?"
Orang-orang di ruangan tersebut terdiam. Raut wajah malu terlihat di wajah beberapa orang. Sepertinya mereka juga berpikir demikian.
Melihat kata-katanya telah telak mengenai mereka semua, Ketua Klan Hua tidak mau berlama-lama memikirkan masalah tersebut. Ia lanjut berkata, "Baiklah. Sekarang, tidak usah lagi kita bahas masalah itu. Ayo kita bicarakan situasi Klan Zheng."
Membicarakan masalah yang serius, mereka semua menenangkan pikiran mereka dan tidak lagi terpaku pada topik sebelumnya.
"Ketua Klan, Wei Xing bilang Klan Zheng telah mengumpulkan orang-orang dari tempat lain, tetapi kita belum pernah dengar tentang itu." Kening Hua Yu berkerut. "Kalau memang benar, kurasa Klan Zheng sudah siap untuk meluncurkan pukulan terakhir."
"Karena sekarang Ketua Klan sudah sembuh, Klan Zheng pasti kesulitan menyerang kita!"
"Ya. Mereka pikir kali ini Ketua Klan pasti mati, jadi mereka mau sepenuhnya menyerang dan memusnahkan kita. Namun, Ketua Klan hampir sembuh, dan Klan Zheng jadi harus berpikir dua kali."
"Kurasa keadaannya tidak semeyakinkan itu," kata Hua Yu dengan cemas. "Di luar, Klan Wei berhubungan baik dengan kita, tetapi sebenarnya mereka sama kacaunya dengan Klan Zheng. Waktu itu Wei Xing pikir kita pasti akan mati, jadi apa yang dia bilang seharusnya benar. Dia tidak punya alasan untuk bohong pada kita."
"Menurutku juga begitu. Karena Wei Xing siap untuk melakukan hal besar macam itu, berarti Klan Wei telah menyatakan sikapnya. Karena sampai sekarang Wei Xing belum pulang, dan luka Ketua Klan sudah sembuh, seharusnya Klan Wei sudah menebak kalau kita sudah tahu rencana mereka. Kalau Klan Wei dan Klan Zheng bersatu, pasti kita akan kerepotan menghadapi mereka."
"Kurasa untuk sementara ini Klan Wei tidak akan langsung menunjukkan maksud jahat mereka pada kita. Selama kita tidak menunjukkan masalah ini terlebih dahulu, Klan Wei pasti akan berpura-pura berperilaku baik untuk sementara waktu. Dan kita harus memanfaatkan waktu ini untuk menghadapi Klan Zheng."
"Ide bagus."
"Kita telah merahasikan berita kepulanganmu dan kesembuhan Ketua Klan. Kita akan gunakan ini untuk melumpuhkan Klan Wei terlebih dahulu, dengan berpura-pura tidak tahu apa-apa."
"Bagaimana kalau aku dan Hua Yuan pergi ke Klan Wei untuk mengaku bersalah, bilang kalau gara-gara kami mengundang Wei Xing untuk mengawal kami mencari bahan ramuan pengobatan, Wei Xing jadi mengalami kecelakaan yang malang. Kami akan mengganti kerugian Klan Wei dan kami juga akan bilang kalau kami sangat menyesal karena mereka jadi kehilangan pendekar mereka yang terhebat," usul Hua Yu.
"Namun, kalian berdua baik-baik saja, kalau kalian pergi seperti ini …."
"Kekuatan Hua Yuan rendah dan dia terlalu jauh, jadi dia tidak terluka. Aku tinggal menambahkan beberapa luka lagi di tubuhku. Lukaku jangan terlalu ringan, nanti mereka jadi tidak percaya."
"Namun, kalau begitu …."
"Aku baik-baik saja, hal semacam ini tidak bisa dipalsukan, kalau tidak, aku tidak bisa berpura-pura di depan Klan Wei," kata Hua Yu.
"Kau akan menderita."
"Demi klan, tidak masalah kalau aku terluka. Namun, kita harus menyelesaikan masalah kita dengan Klan Zheng selama masa ini," kata Hua Yu.
"Tentu saja."
….
Mendengarkan percakapan di sana, senyum simpul merebak di wajah Sima You Yue.
"Apa ada yang lucu?"
Sima You Yue mengulangi percakapan mereka.
"Sepertinya Klan Hua ini cukup jujur. Hanya saja pikiran mereka terlalu sederhana," komentar Mo Yu dengan tenang sambil menyesap teh.
Menilai berita yang dilaporkan Lebah Merah Tua selama beberapa hari terakhir, Klan Zheng sama sekali tidak seperti yang dilihat semua orang di luar. Kalau Klan Hua benar-benar mau bertarung dengan mereka, Klan Hua tidak akan bisa bertahan.
"Kalau kita tahu akan begini jadinya, seharusnya mereka tidak perlu menyembuhkan luka Hua Yu. Sebaiknya bawa saja dia langsung ke Klan Wei." Bayangan Hitam tidak paham akan gagasan Hua Yu tentang menyakiti diri sendiri.
"Kurasa dia cukup baik." Huan memiliki pandangan yang lebih baik tentang Hua Yu dan berpikir kalau Hua Yu cukup bertanggung jawab.
"Omong-omong, karena kita tidak perlu melakukan apa-apa, ayo kita lihat apa yang terjadi selanjutnya," kata Sima You Yue. "Namun, Klan Zheng bersekongkol dengan Klan Jiwa. Kita tetap harus memberi tahu Ketua Klan Hua tentang seriusnya masalah ini."
Sore harinya, Hua Yu dan Hua Yuan ditopang oleh para tetua Klan Hua dan beberapa anggota klan. Melihat Klan Wei, Hua Yu dan Hua Yuan mulai berteriak dengan putus asa.
"Paman Wei, Wei Xing …." Hua Yu tersedak dan berlutut di depan Ketua Klan Wei, air matanya mengalir.
"Kami sudah tahu tentang Wei Xing. Ada apa?" Ketua Klan Wei naik untuk membantu Hua Yu bangkit berdiri. Ketika ia meraih tangan Hua Yu, ia memeriksa luka-luka Hua Yu.
Denyut nadi Hua Yu berantakan, Hua Yu kekurangan darah dan sepertinya Hua Yu benar-benar terluka parah.
"Kakek Wei, Paman Wei, dia … semuanya gara-gara kami." Hua Yuan menangis sedih.
"Apa yang sebenarnya terjadi hari itu?"
"Kami menemukan jamur salju, tetapi kami bertemu Binatang Roh penjaga yang kuat sekali. Waktu bertarung melawannya, Paman Wei disobek jadi dua dan dimakannya. Paman Yu juga terluka parah dalam pertempuran, kalau kami tidak melarikan diri … kurasa ia pasti sudah …." Hua Yuan menyeka air matanya. "Setelah kami melarikan diri, kami memulihkan diri selama beberapa hari, sampai Paman Yu mulai bisa sedikit berjalan."
"Benarkah?"
"Hmm." Hua Yuan mengangguk. "Maafkan kami, Kakek Wei, kalau bukan gara-gara kami, Wei Xing tidak akan mati. Aku benar-benar minta maaf karena kami butuh berhari-hari untuk memberitahumu apa yang terjadi."
"Kalau begitu, apa dia bilang sesuatu sebelum dia meninggal?"
"Tidak, semuanya terjadi begitu cepat, dia tidak sempat bilang apa-apa sebelum dia mengembuskan napas terakhirnya."
Mendengar hal tersebut, Ketua Klan Wei diam-diam mengembuskan napas lega.