Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Tak Tahu Malu



Tak Tahu Malu

Apa mereka sebaiknya naik dan melihatnya? Jawabannya pasti ya! Mereka sudah datang jauh-jauh ke situ, tentu saja mereka harus melihatnya.     

Namun, bagaimana cara mereka melihatnya? Menonton dari sisi lain atau ikut serta dalam pertarungan?     

"Omong-omong, kita bisa menyembunyikan aura kita dan melihat dari lebih dekat," kata Sima You Yue.     

Merekalah yang terkuat di antara yang paling kuat, jadi menyembunyikan aura hanya masalah sepele bagi mereka. Setelah ia berkata demikian, semua orang memadatkan aura mereka, kemudian berjalan menuju ke tempat pertarungan.     

Mereka terkejut ketika tahu bahwa medan di belakang naik ke atas, dan akhirnya keluar dari tanah dan sampai ke sebuah tanah rawa pegunungan.     

Di puncak gunung, dua orang sedang terlibat dalam pertempuran sengit. Di rawa di kaki gunung, ada dua kelompok orang yang juga saling bertempur. Di tengah medan berlumpur, tampak ada sekuntum bunga putih yang sedang benar-benar mekar.     

Bunganya seukuran sebuah mangkuk besar, dan kelopaknya tebal dan berdaging, mirip dengan Ganoderma Lucidum. Namun, bunga itu terdiri dari tiga lapisan, baik di dalam maupun di luar, yang menyerupai teratai. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga yang samar.     

"Jamur salju yang berumur sepuluh ribu tahun!" kata Sima You Yue dengan agak terkejut, mengenali bunga tersebut. "Tak kusangka akan melihat harta karun macam itu di sini."     

"Apa itu berharga?" tanya Bayangan Hitam.     

"Itu obat suci untuk penyembuhan." Huan tahu lebih banyak tentang itu daripada Bayangan Hitam, dan ia tahu tentang jamur salju.     

Meskipun Bayangan Hitam tidak tahu secara khusus apa khasiatnya, jamur salju bisa digunakan untuk obat penyembuhan, cukup untuk menunjukkan betapa berharganya jamur salju.     

"Jamur salju sulit bertahan hidup karena itu sangat menarik bagi Binatang Roh. Itu sering dimakan Binatang Roh sebelum benar-benar tumbuh. Jadi, jarang sekali kita lihat jamur salju yang berumur lebih dari dua ribu tahun. Tak kusangka kita bisa lihat yang berumur sepuluh ribu tahun di sini. Benar-benar menakjubkan!" kata Sima You Yue dengan gembira, menunjukkan kalau ia juga sangat menyukai jamur salju tersebut.     

"Ada penghalang alami di sini." Wu Lingyu mendongak sambil lanjut berkata, "Penghalang inilah yang menciptakan lingkungan hidup yang baik untuknya."     

Pantas saja orang-orang tersebut harus datang dari bawah tanah, karena mereka sama sekali tidak bisa masuk dari atas!     

"Bum!"     

Tumbukan yang kuat meratakan gunung, dan tanah di situ juga bergetar. Setelah gerakan ini, kedua orang yang sedang bertarung masing-masing jatuh ke atas gunung. Lelaki yang lebih muda dan berbaju putih terluka lebih parah, sementara lelaki berbaju hitam yang satunya tampak jauh lebih tenang.     

"Wei Xing, kau ingkar janji!" Si lelaki jubah putih mencengkeram dadanya, darah segar mewarnai pakaiannya putih sampai berubah jadi merah mencolok, tampak sangat malu.     

Wei Xing tersenyum merendahkan. "Apa aku pernah menjanjikan sesuatu?"     

"Wei Xing, apa kau benar-benar mau merebut jamur salju bersama kami? Apa yang kau lakukan sekarang?" teriak seorang perempuan berbaju merah dari bawah. "Kau sudah dapat bayaran dari klan kami, tetapi kau malah mau merebut jamur salju! Kau tidak takut disambar petir dari langit?"     

"Kita sepakat kalau aku bertanggung jawab untuk membersihkan rintangan di jalan. Kalian membayarku untuk itu, bukankah sudah kulakukan? Bukankah sudah kubunuh semua Binatang Roh neraka di sepanjang jalan?" Wei Xing mendengus dengan dingin. "Apa aku tidak mematuhi kesepakatan kita? Sekarang jamur salju sudah ditemukan, kesepakatan kita sudah berakhir. Siapa yang akhirnya bisa memiliki jamur salju ini ya tergantung kemampuan kita masing-masing!"     

"Wei Xing, dasar kau penjahat busuk. Sejak awal kau memang mau memanfaatkan kami untuk menemukan jamur salju, kan?" seru si perempuan berbaju merah. "Karena itu kau langsung mau serta merta berjanji! Kau tahu kami perlu pakai jamur salju yang di sini untuk menyelamatkan ketua klan kami, bagaimana mungkin kau tega lakukan ini!"     

"Hahaha, kenapa tidak?" Wei Xing memandang mereka dengan acuh tak acuh. "Omong-omong, kalian akan mati di sini hari ini. Mengingat persahabatan kita sebelum ini, akan kuberi tahu kalian bagaimana kalian akan mati. Klan Zheng sudah terlebih dahulu menemuiku sebelum kalian menemuiku."     

"Apa katamu?!"     

"Hahaha, kurasa kalian pasti sudah mengerti kalau mereka membayarku, memintaku untuk menyetujui permintaan kalian dan jamur salju akan jadi milikku setelah semua ini selesai. Dengan begini, aku bisa dapat harta karun dan imbalan dari kedua belah pihak!"     

"Dasar tak tahu malu!"     

"Memangnya kenapa kalau aku tak tahu malu? Kalau kalian memang kuat, untuk apa kalian mencariku? Di dunia ini, hanya yang kuat yang bisa menentukan aturan! Hahaha - akan kuberi tahu kau satu hal lagi. Klan Zheng sudah mengumpulkan orang-orang di luar dan mereka semua siap memusnahkan kalian. Dalam beberapa hari, tidak akan ada lagi Klan Hua di seluruh Wilayah Tepi Barat!"     

"Apa?!" Klan Hua tercengang. Klan Zheng sudah lama tidak bergerak akhir-akhir ini, jadi bagaimana mungkin Klan Zheng bisa menghindari mata dan telinga mereka sampai bisa mengumpulkan orang-orang di luar?     

"Kau bohong! Tidak mungkin! Kau bohong pada kami!" teriak si perempuan berbaju merah, mencoba bergegas naik, tetapi dihentikan oleh orang-orang di sekitarnya.     

"Untuk apa aku bohong pada kalian? Klan Zheng sudah janji kalau asal Klan Hua berhasil dicaplok, sepertiga hak milik kalian akan dibagikan pada kami. Klan Wei-ku tidak perlu melakukan apa-apa, asal kami tidak membantu kalian, kami bisa dapat bagian keuntungan."     

"Wei Xing! Selama ini Klan Wei dan Klan Hua selalu membantu dan melindungi satu sama lain. Kau mengkhianati janji yang diwariskan oleh leluhurmu, mengkhianati kami! Klan Zheng bisa menjanjikan keuntungan pada kalian sekarang, tetapi mereka juga bisa menjanjikan keuntungan pada orang lain untuk menyingkirkan kalian nanti!" Menatap Wei Xing, raut wajah si lelaki berjubah putih tampak sangat kesal.     

"Nanti, baik mereka yang berbalik menyerang kami, atau sebaliknya, Klan Hua tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Sekarang, saatnya untuk mengakhiri semua ini. Mengingat kalian semua keponakan dan cucuku, akan kubiarkan kalian mati dengan lebih mudah." Wei Xing melambaikan tangannya, dan beberapa anggota klan di bawah langsung menyerang si perempuan berbaju merah dan yang lainnya.     

Melihat klannya diserang, si lelaki berbaju putih tidak bisa turun untuk menyelamatkan mereka. Ia cemas, tubuhnya penuh darah, dan ia memuntahkan seteguk darah lagi. Ia menyeka darah dari bibirnya, dan berkata, "Pantas saja sebelumnya kau tanya padaku siapa saja yang akan ikut denganku, kau bilang sebaiknya kita bawa orang sedikit saja. Kupikir kau khawatir banyaknya orang yang ikut akan memperlambat kita. Ternyata kau cuma mau memperkirakan kekuatan kami untuk mengajak orang-orang yang lebih kuat daripada kami!"     

"Hua Yu, kau pintar dan berbakat, tetapi kau tidak boleh terus hidup! Kalau kau benar-benar tumbuh, nantinya Wilayah Tepi Barat akan dikuasai oleh Klan Hua-mu! Tak bisa kubiarkan genius macam kau terus hidup!" kata Wei Xing, lalu memadatkan kekuatan roh, siap memberi pukulan terakhir pada Hua Yu, dan menyelesaikan masalah itu selamanya.     

Melihat gerakan Wei Xing, Hua Yu tahu rencana Wei Xing, dan tahu kalau ia tidak bisa melawan Wei Xing. Namun, ia tidak mau hanya langsung menunggu kematiannya. Ia juga memadatkan seluruh kekuatan rohnya untuk mempersiapkan langkahnya.     

"Pergilah kau ke neraka!"     

Serangan Wei Xing langsung menghancurkan pertahanannya, dan cahaya dari benturan tersebut membuat semua orang silau.     

"Hua Yu!"     

"Hua Yu!"     

Orang-orang di bawah berhenti bertarung karena melihat pemandangan tersebut. Anggota Klan Hua memanggil Hua Yu dengan putus asa. Semua orang tahu kalau Wei Xing melanjutkan serangannya, Hua Yu pasti tidak akan selamat.     

Mereka mau memejamkan mata supaya tidak usah menyaksikan kejadian tersebut. Namun, mata mereka berkhianat, mata mereka membelalak, menyaksikan cahaya yang perlahan menghilang.     

"Uhuk -" Suara batuk tersebut membuat mereka semua semakin tegang. Cahaya meredup, dan jubah putih itu masih tertiup angin di puncak gunung.     

"Hidup, masih hidup …."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.