Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Mendendam



Mendendam

Di sepanjang perjalanan menuju Gunung Awan Gelap, Sima You Yue dan yang lainnya bertemu dengan banyak orang. Orang-orang tersebut berjalan dalam kelompok-kelompok besar. Jarang ada orang yang datang dalam kelompok kecil.     

Mereka semua memakai semacam penyamaran. Sebenarnya, Sima You Yue hanya menempelkan jenggot ke Mo Yu, tetapi begitu saja orang lain sudah sulit mengenalinya.     

Mereka menyewa Binatang Roh terbang, lalu terbang selama beberapa hari sebelum akhirnya sampai di Gunung Awan Gelap. Setelah mencapai pintu masuk Gunung Awan Gelap, Binatang Roh terbang tersebut tidak mau masuk.     

Dengan demikian, mereka membiarkan Binatang Roh terbang itu kembali dan memutuskan untuk masuk sendiri.     

Sima You Yue berdiri di kaki gunung, memandangi bentangan panjang pegunungan dan bertanya pada Mo Yu, "Kita sudah di sini, apa kau merasa ada harta karun?"     

"Aku tidak merasakan apa-apa," jawab Mo Yu.     

"Aku benar-benar penasaran, anggota Klan Mo ini kenapa sih? Kenapa kalian semua sepeka itu terhadap keberadaan harta karun?" Ia menatap Mo Yu dengan penasaran.     

"Sebenarnya bukan apa-apa, nenek moyang kami punya garis keturunan Binatang Roh neraka, jadi kami lebih sensitif terhadap keberadaan harta karun," jawab Mo Yu.     

"Kalau begitu, kalian mirip dengan Tu Kecil?" tanyanya. "Dia juga sensitif terhadap keberadaan harta karun. Kenapa aku tidak memikirkan ini sebelumnya?"     

"Namun, Tu Kecil baru mulai merasakan keberadaan harta karun setelah memperkuat garis keturunannya. Sementara anggota Klan Mo punya garis keturunan Klan Hantu," kata Wu Lingyu.     

"Garis keturunan kami kuat."     

"Memang kuat." Sima You Yue mengakui.     

"Namun, dibandingkan denganmu, kami tetap masih kurang," tambah Mo Yu.     

Sima You Yue tercengang, tidak menyangka mereka akan tiba-tiba membicarakannya. Berdasarkan gambaran yang ia lihat di Alam Kacau, orang-orang di Neraka Kesembilan yang berasal dari Alam Kecil Teratai Hitam dilahirkan oleh sungai. Jadi, tentu darah mereka lebih kuat dari rata-rata.     

Setelah diwariskan dari generasi ke generasi, garis keturunan tersebut sudah tumpul, tetapi ia tetap tidak bisa menyangkal kedudukan mereka.     

Ia belum pernah melihat orang yang berasal dari Klan Neraka Kesembilan. Ia penasaran kenapa neneknya mau menikahi kakeknya dahulu. Nenek tidak ada di istana, juga tidak mati, jadi di mana neneknya sekarang? Kenapa tetap tidak ada kabar darinya bahkan setelah peristiwa yang begitu besar terjadi pada Ibu?     

Kabarnya Nenek tidak tinggal lama di istana. Ia pergi setelah melahirkan Ibu. Rasanya seolah-olah ia sengaja pergi ke sana hanya untuk punya anak dengan Raja Hantu.     

Kalau ia punya kesempatan untuk bertemu dengan Nenek, ia pasti harus menanyakan banyak hal padanya.     

"Saudara Senior, apa yang kau bilang itu benar? Tingkah Binatang Roh neraka yang tidak biasa di sini bukan berarti ada harta karun di sini?"     

"Ya."     

"Apa kita akan tetap masuk?"     

"Tentu saja. Mungkinkah tidak ada alasan di balik keadaan yang tidak biasa? Walaupun tidak ada harta karun, pasti ada alasannya."     

"Lumayan, terlebih, kalian tidak sadar? Baru-baru ini, beberapa orang penting juga datang kemari. Tempat ini pasti lebih rumit daripada yang kita pikir."     

"Siapa itu yang menguping?!"     

Rombongan Sima You Yue merasa mereka mendengar orang bicara tentang harta karun yang aneh begitu mereka masuk. Namun, mereka tidak menyangka mereka akan ketahuan secepat itu. Mereka juga tidak sempat menyembunyikan aura mereka.     

Mereka berjalan mendekat dari balik sebuah pohon besar dan melihat sekelompok orang yang terkejut. "Kami hanya lewat, kami tidak berniat menguping."     

"Kalian mengaku hanya lewat? Dari setiap saat kalian bisa lewat, kalian malah lewat waktu kami bicara tentang harta karun, sungguh suatu kebetulan! Terlebih, kalian diam-diam bersembunyi di balik pohon besar, siapa yang mau percaya pada kalian!" ejek salah satu gadis, seolah-olah mencibir alasan mereka yang konyol.     

"Kami sudah istirahat di sini dari tadi sampai akhirnya kalian datang untuk membicarakan harta karun. Selain itu, kami sengaja tidak menyembunyikan aura kami, dan apa yang kalian bicarakan bukanlah rahasia, apanya yang harus kami curi dengar?" bantah Sima You Yue.     

"Konyol!" balas si gadis. "Untuk orang-orang macam kalian, membunuh kalian saja masih belum cukup!"     

"Ck ck ck, kejam sekali!" Sima You Yue mengamati si gadis dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Kau berperingkat Santo Neraka, tetapi kata-kata sejahat itu bisa menyembur dari mulutmu. Sepertinya kau tidak dididik dengan baik di tempat kau tinggal!"     

"Kurang ajar! Siapa kau berani-beraninya menghinanya?!" Seorang lelaki angkat bicara.     

"Apa yang kubilang itu salah?" Sima You Yue menatap mereka dengan polos. "Kalau dia tidak punya penyokong, memangnya dia bisa sesombong ini, mengingat kemampuannya?"     

Perihal latar belakang, ia-lah yang seharusnya sombong, tetapi lihat betapa ia justru tidak menonjolkan diri!     

"Akan kubunuh kau sekarang, lihat saja siapa …."     

"Saudari Junior, mundur!" Si lelaki menahan si gadis, menariknya ke belakang, lalu membungkuk pada Sima You Yue, sambil berkata dengan nada meminta maaf, "Aku Xue Ying, istri guru kami memang memanjakan saudari junior-ku, dia jadi tidak tahu batas. Dia telah menyinggung kalian. Setelah kami pulang, kami pasti akan mendidiknya dengan benar."     

"Saudara Senior?!" Si gadis tidak menyangka saudara seniornya sendiri akan berkata demikian. Ia sangat terkejut, merasa menderita dan berang.     

Namun, melihat raut wajah Xue Ying sekarang, ia tahu kalau Xue Ying sudah marah, jadi ia tidak berani bilang apa-apa lagi. Ia hanya bisa menatap Sima You Yue.     

Sima You Yue tidak berniat melakukan apa-apa pada mereka hanya karena beberapa pata kata yang mereka ucapkan. Ia mengangguk, lalu pergi bersama yang lain.     

Setelah mereka pergi, Xue Ying kembali menegakkan tubuhnya dari sikap membungkuk. Raut wajahnya muram, membuatnya tampak menakutkan.     

"Saudara Senior …." Mereka semua takut melihatnya seperti itu.     

"Saudara Senior, kenapa kau hentikan aku!" kata si gadis dengan kesal sambil memanyunkan bibir.     

"Saudari Junior, mereka bukan orang biasa. Kalau kau terus menyerang mereka, kurasa bisa-bisa kau sudah mati bahkan sebelum mendekatinya," jawab Xue Ying.     

"Mereka hanya beberapa orang, jumlah kita lebih banyak!" Shui Shan tidak merasa kalau ia tadi nyaris mati.     

"Meskipun mereka hanya berlima, aku sama sekali tak bisa mengukur tingkat kemampuan mereka. Berarti kemampuan mereka lebih tinggi daripadaku. Apalagi waktu kau mulai bicara di awal, mata dua orang yang berdiri di belakang gadis itu dipenuhi niat membunuh," kata Xue Ying.     

"Namun, bagaimana mungkin kau bisa biarkan mereka pergi begitu saja setelah mereka menghina kita?" tanya seorang yang lain dengan jengkel.     

"Bagaimana mungkin!" Mata Xue Ying dipenuhi niat membunuh. "Istana Bayangan Ilahi bukan sesuatu yang bisa diinjak-injak orang begitu saja. Kita hanya biarkan mereka hidup selama beberapa hari lagi. Beberapa hari lagi, waktu Guru kembali, kita bereskan masalah penghinaan hari ini!"     

"Saudara Senior benar. Kalau kita lawan mereka sekarang, kita hanya akan jadi kerikil di jalan mereka. Apa yang seharusnya kita lakukan sekarang adalah mencari alasan di balik tingkah aneh Binatang Roh, supaya kita bisa memberi tahu para guru waktu mereka kembali," timpal seseorang.     

"Baiklah, kita biarkan mereka hidup selama beberapa hari lagi. Waktu Ayah dan Ibu kembali, harus kita tunjukkan kemampuan kita pada mereka!" kata Shui Shan dengan dengki.     

"Ya, ayo pergi. Jangan terlalu jauh dari mereka. Gunung Awan Gelap ini luas sekali, sulit menemukan mereka kalau kita sampai kehilangan jejak mereka."     

Sima You Yue tidak memusingkan niat mereka. Kalaupun iya, ia tidak peduli. Mereka hanyalah semut, tetapi mereka luar biasa sombong!     

Yang ia pikirkan adalah, kenapa Binatang Roh bertingkah ganjil? Kalau bukan karena ada harta karun, lalu apa alasannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.