Istri yang Sangat Dimanjakan: Nona Muda Kelima Dokter Ilahi

Kabar tentang Si Kepala Sekolah Tua



Kabar tentang Si Kepala Sekolah Tua

Mendengar perkataan si bocah, Sima You Yue merasa agak curiga.     

Orang yang menyambarkan petir? Maksud si bocah bukan dia, kan?     

Mungkinkah yang orang bilang selama ini itu benar? Kalau si bocah memang mencarinya? Tidak mungkin, kan?     

Ia belum sadar ketika si bocah tiba-tiba melompat dari punggung singa dan berlari ke arahnya. Si bocah menengadah dan menatapnya. "Nona, kau datang ke sini dari arah itu. Kau lihat orang yang menyambarkan petir?"     

"Kau tidak takut padaku?" tanya Sima You Yue.     

Tadi si bocah sangat waspada terhadap orang-orang itu, jadi kenapa ia bisa dengan tenangnya berlari ke arah Sima You Yue?     

"Kan kau tak coba membunuhku. Kenapa aku harus takut padamu?" jawab si bocah. "Kalau kau beri tahu aku siapa orang yang menyambarkan petir itu, kuberi kau beberapa kenari. Bagaimana?"     

Setelah bicara, ia mengeluarkan beberapa kenari dan menunjukkannya pada Sima You Yue.     

Melihat kenari di tangan si bocah, ia tahu kalau itu mirip dengan kenari yang ia lihat di tepi sungai dahulu.     

Ia mengambil kenari tersebut, memegangnya tanpa memakannya. Ia bertanya, "Bisa kuberi tahu kau kalau kau mau, tetapi kau harus terlebih dahulu memberitahuku kenapa kau mencarinya. Kau menimbulkan keributan besar macam ini hanya untuk mencarinya?"     

"Ya!" Si bocah mengangguk. "Kau sudah ambil kenariku, jadi kau harus cepat beri tahu aku dia di mana!"     

"Kau belum beri tahu aku kenapa kau mencarinya!" kata Sima You Yue.     

"Aku butuh dia untuk menyelamatkan satu nyawa," jawab si bocah.     

"Menyelamatkan nyawa? Kenapa kau butuh dia untuk menyelamatkan nyawa? Kau bahkan belum pernah bertemu dengannya, bagaimana kau tahu kalau dia bisa menyelamatkanmu?"     

"Karena …." Tiba-tiba si bocah bereaksi dan menggeleng. "Tak bisa kuberi tahu kau. Cepat beri tahu aku di mana orang itu. Tak lama lagi mereka pasti pergi. Sulit sekali bagiku memikirkan cara untuk mencarinya."     

Melihat kening si bocah yang berkerut, Sima You Yue tahu kalau ia sedang buru-buru. Ia pun berhenti menggodanya, lalu berkata, "Akulah yang menyambarkan petir, orang yang kau cari. Bisa kau beri tahu aku apa alasanmu sekarang?"     

"Kau?" Si bocah mundur dua langkah, memeriksanya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Kau beda dari yang orang gambarkan. Apa memang kau yang menyambarkan kilat?"     

Sima You Yue pun menyambarkan beberapa petir. Aliran listrik bekertak di telapak tangannya, membuat si bocah merasa luar biasa bersemangat.     

"Wah, akhirnya aku ketemu kau! Huhuhu, kalau sedikit saja lebih lama lagi aku ketemu kau, aku pasti mati!" kata si bocah sambil menangis. Kalau bukan karena Sima You Yue menghentikannya, mungkin ia sudah menerkam Sima You Yue.     

Sima You Yue menatapnya dengan agak bingung. Begitu ia berhenti menangis, Sima You Yue bertanya, "Siapa yang memberitahumu kalau aku bisa menyelamatkanmu?"     

"Guru keduaku. Dia peramal yang kuat sekali," jawab si bocah. "Dia bilang kau pasti bisa menyelamatkanku."     

"Untuk apa aku menyelamatkanmu?" tanya Sima You Yue, melihat si bocah begitu percaya diri, sambil memeluk Ungu Kecil.     

"Seseorang bilang aku tinggal menunjukkan ini padamu dan kau pasti setuju." Si bocah mengeluarkan lempengan batu giok, menyerahkannya pada Sima You Yue.     

Sima You Yue langsung tercengang melihat lempengan batu giok tersebut. Ia mengambilnya dan memeriksanya dengan cermat. "Siapa yang memberikan ini padamu?"     

"Teman guruku. Dia bilang aku harus tunjukkan ini padamu waktu ketemu kau. Dia bahkan minta aku memberitahumu kalau dia selamat, tetapi sekarang dia masih belum bisa pulang." Si bocah menatapnya dengan penuh harap. "Kau akan menyelamatkanku, kan?"     

Air mata Sima You Yue menetes. "Mm, akan kuselamatkan kau."     

"Terima kasih!" Si bocah melompat dengan gembira, lalu mengeluarkan beberapa kenari lagi dan menyerahkannya padanya. "Akan kutraktir kau dengan beberapa kenari lagi."     

Melihat si bocah sangat bahagia, ia menunduk untuk melihat lempeng giok yang ia pegang. Air matanya jatuh.     

Dia mengatakan bahwa dia baik-baik saja, hanya saja dia tidak bisa kembali untuk saat ini.     

Sudah bertahun-tahun berlalu, akhirnya ia dengar berita tentangnya lagi.     

"Paman Seperguruan, kalau Guru dan yang lainnya tahu kau sudah kirim kabar, aku penasaran betapa bahagianya mereka," gumamnya pelan.     

Lempeng batu giok tersebut punya Kepala Sekolah Sekte Langit, Yuan Shao Jie, paman seperguruannya. Dari lempeng batu giok tersebut, ia bisa merasakan aura yang akrab, yang memenuhinya dengan kenangan yang tak terhitung jumlahnya. Sejak Yuan Shao Jie pergi bersama Xu Jin, ia tidak lagi dapat kabar dari mereka. Ia tidak menyangka kalau bocah aneh itu ternyata akan menemuinya sambil membawa benda pembuktian tersebut.     

Melihat Binatang Roh neraka mengelilingi mereka, ia berkata, "Karena kita sudah ketemu, biarkan Binatang Roh neraka ini pergi."     

Si bocah terdiam dan berkata, "Iya. Kalian sudah bisa pulang."     

"Koak-     

"Grrr -"     

Binatang Roh neraka mengeluarkan berbagai suara mereka, seolah-olah membalas ucapan si bocah. Kemudian, mereka berbalik dan pergi.     

"Baiklah!" Si bocah bertepuk tangan, lalu melompat ke depan Sima You Yue. "Namaku Fu Xi. Siapa namamu?"     

"Kau tidak tahu namaku?"     

"Tidak. Guru Kedua tidak pernah memberitahuku. Dia hanya bilang kalau dia akan mengirimku ke duniamu, bahwa kau tahu cara menggunakan petir dan bisa menyelamatkanku. Dia tidak pernah bilang apa-apa lagi," jawab Fu Xi. Ia bahkan merasa diperlakukan dengan tidak adil oleh guru keduanya tersebut. "Guru Kedua suka sekali pura-pura misterius. Dia selalu bicara setengah-setengah. Kalau dia beri tahu aku siapa kau, apa aku sampai harus mengalami kesulitan sebanyak ini hanya untuk bertemu denganmu? Dia suka sekali bicara dengan gaya seolah-olah misteri langit tak boleh terungkap, tetapi itu semua hanya pura-pura."     

Melihat raut wajah kecilnya yang tampak murka, Sima You Yue tertawa mendengar Fu Xi mengeluh.     

Kan memang begitu? Para peramal selalu senang bermain-main dengan orang pakai ungkapa macam itu. Ia bertanya-tanya apa mereka benar-benar tidak bisa bilang, atau mereka hanya juga tidak tahu saja.     

Namun, berdasarkan lempeng giok yang Yuan Shao Jie berikan padanya, seharusnya mereka tahu siapa ia. Hanya mereka tidak mau memberi tahu Fu Xi.     

"Namaku Sima You Yue," katanya. "Kau kan sudah lama tinggal di Alam Hantu, apa mungkin kau belum pernah dengar namaku? Kau tidak tahu kalau aku bisa menyambarkan petir?"     

Fu Xi menggeleng. "Aku tak sengaja bilang kalau aku bisa mengendalikan Binatang Roh neraka, lalu mereka menduga aku punya Kuasa Naga Legenda, jadi aku sudah sembunyi di gunung ini selama dua tahun. Lalu, aku cari cara untuk menarikmu kemari. Aku kehabisan pilihan. Kalau aku sedikit saja butuh waktu lebih lama untuk ketemu kau, aku pasti mati."     

"Kondisimu separah itu?" Sima You Yue menatapnya. Warna kulitnya masih bagus. Ia tidak terlihat seperti akan mati.     

"Iya," jawab Fu Xi. "Jangan tertipu penampilanku yang kelihatan sehat. Aku bisa mati kapan saja."     

"Coba kuperiksa tubuhmu dahulu." Sima You Yue meraih pergelangan tangannya dan memeriksanya. Setelah memeriksanya dengan jelas, Sima You Yue mau tidak mau membelalak karena terkejut.     

"Berapa umurmu?"     

"Umurku dua ratus lima puluh tahun ini," gumam Fu Xi. Ia benci sekali angka-angka itu.     

"Kapan kau dapatkan Kuasa Naga Legenda?"     

"Waktu aku umur sekitar tujuh tahun. Sejak itu, tubuhku berhenti tumbuh. Kalau bukan karena Guru dan yang lainnya mengupayakan yang terbaik untuk mencari pemecahan, mungkin aku tidak akan bisa hidup sampai sekarang," jawab Fu Xi dengan sedih. "Untung saja, beberapa tahun yang lalu, Guru Kedua tiba-tiba bilang kalau dia sudah tahu caranya. Lalu, dia mengirimku ke sini."     

Sima You Yue telah menemukan masalah pada tubuh Fu Xi. Kalau bukan karena mereka telah mencari-cari bagaimana caranya, Fu Xi pasti tidak akan bisa bertahan hidup sampai hari ini.     

"Lalu, apa gurumu memberitahumu bagaimana kau bisa diselamatkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.