Aturan
Aturan
Sima You Yue mencibir dalam hati sambil berpura-pura menggumamkan omong kosong, "Rumahku? Rumahku tidak di sini. Jauh sekali!"
"Aku tahu. Kau bilang rumahmu bukan di Wilayah Pusat," kata Bei Gong Er.
"Lebih jauh dari Wilayah Pusat, bahkan tidak di daerah terluar," kata Sima You Yue. "Klanku memiliki peraturan bahwa kami tidak boleh menggunakan nama klan kami untuk menindas orang lain di luar. Itu sebabnya kami biasanya tidak memberi tahu orang lain tentang asal klan kami."
Ketika Bei Gong Er mendengar apa yang Sima You Yue katakan, dia sungguh puas. Dia sudah lama menduga bahwa Si Yue itu bukan orang biasa. Kalau tidak, Raja Elang tidak akan mungkin secara langsung mengantarnya ke situ. Namun, dia tidak menyangka bahwa Si Yue bukan berasal dari Wilayah Pusat.
Jika Bei Gong Er bisa menjalin hubungan yang baik dengan klan Si Yue, bukankah kedudukan Klan Bei Gong akan melambung? Jika dia menjadi istri Si Yue, dia akan bisa pergi dan tinggal di Wilayah Pusat!
Membayangkan hal itu, Bei Gong Er mulai menyusun rencana. Dia mengambil kendi anggur dan menuang secangkir penuh untuk Sima You Yue, lalu berkata, "Tuan Muda Si Yue, bukankah anggur ini enak?"
"Lumayan, lumayan. Rasanya enak," jawab Sima You Yue sambil meminum anggur dalam sekali teguk.
Bei Gong Er mengisi cangkir Sima You Yue lagi dan bertanya dengan malu-malu, "Apakah anggur ini yang enak, atau apakah aku yang enak dipandang?"
"Huek -"
Sima You Yue menoleh ke samping untuk muntah. Bei Gong Er benar-benar terlalu menjijikkan. Ia nyaris muntah saking jijiknya.
Setelah Sima You Yue selesai muntah, ia berkata, "Maaf, anggur di sini benar-benar …."
Ekspresi Bei Gong Er berubah murka ketika dia melihat Sima You Yue muntah. Namun, karena ia mengatakan bahwa itu disebabkan oleh anggur, maka memang pasti anggur itu penyebabnya. Sayangnya Sima You Yue tidak bisa terus minum setelah muntah. Bau asam itu benar-benar tak tertahankan, terlalu menjijikkan!
"Tampaknya Er Kecil telah membuat Tuan Muda Si Yue terlalu mabuk dan telah mengganggumu. Mengapa kita tidak kembali saja?"
"Tentu, tentu." Sima You Yue berdiri dengan oyong dan berjalan tersandung ke luar.
Bei Gong Er mengulurkan tangan dan menopang Sima You Yue. Seolah-olah ia tidak sengaja tersandung, lalu membuka pintu dan pergi keluar.
Ketika mereka turun, pengelola rumah makan melihat mereka dan berkata sambil tersenyum, "Nona Muda Bei Gong, apakah kau sudah selesai makan? Cepat sekali."
"Ya. Temanku tidak tahan minum anggur. Panggilkan kereta Binatang Roh untukku," perintah Bei Gong Er sambil menunjuk ke Sima You Yue.
"Baiklah. Pelayan, siapkan kereta untuk Nona Muda Bei Gong." Pengelola rumah makan menatap Sima You Yue dengan tatapan penuh makna. "Tuan ini mabuk. Kau sebaiknya menopangnya dengan benar nanti."
"Baik." Pelayan itu menyampirkan kain lap ke bahunya sebelum pergi.
Sima You Yue ditopang oleh pelayan itu sambil terus tersandung mabuk menuruni tangga. Ia terus merasa bahwa seolah-olah pelayan itu menatapnya dengan aneh. Namun, mengingat bagaimana itu adalah kali pertama ia ke situ, seharusnya tidak ada apa-apa.
"Tuan Muda Si Yue, izinkan aku menopangmu ke luar," kata Bei Gong Er sambil melangkah maju.
"Tidak perlu. Aku bisa berjalan dengan bantuan … diriku sendiri." Sima You Yue terus tersandung ke pintu utama dan dengan tidak sengaja tersandung ke pelukan seseorang yang baru berjalan masuk.
"Ma …." Saat Sima You Yue mencium aroma orang itu, ia tahu ada sesuatu yang salah. Aroma itu sangat akrab. Ia mengangkat kepala dan akhirnya melihat wajah yang dikenalnya. "Sa - Saudara Senior? Apa yang kau lakukan di sini?"
"Aku datang untuk memberikan ini padamu." Wu Lingyu memegang Sima You Yue dan berkata kepada Bei Gong Er, "Aku akan membawanya pergi dahulu."
Setelah berbicara, Wu Lingyu tidak menunggu Bei Gong Er untuk menjawab dan langsung menopang Sima You Yue. Bei Gong Er ingin mengatakan sesuatu, tetapi langsung diabaikan oleh keduanya.
Ketika pengelola rumah makan itu melihat Wu Lingyu, ia tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya menundukkan kepala supaya Wu Lingyu tidak memperhatikan tatapannya.
Di lantai dua, ruang pribadi yang menghadap ke jalan terbuka ketika sepasang lelaki dan perempuan sedang duduk di dekat jendela. Lelaki itu memakai topeng di wajahnya dan ia memperhatikan dua orang di jalan. Perempuan itu bertanya, "Apakah itu Putra Suci dari Paviliun Bijaksana, Wu Lingyu? Apa yang dia lakukan di sini? Mungkinkah dia ke sini untuk ikut serta dalam pelelangan?"
"Tidak tahu. Namun, karena dia berasal dari Paviliun Bijaksana, dia bisa dianggap sebagai bagian dari target kita." Lelaki bertopeng itu memandang Wu Lingyu dan Sima You Yue dengan dingin.
"Namun, tidak ada yang tahu tentang seberapa kuat Wu Lingyu itu. Dikabarkan bahwa semua orang yang telah mencari masalah dengannya tidak lagi hidup untuk menceritakan kisah itu. Jika kau melawannya, bukankah itu terlalu berbahaya?" tanya perempuan itu dengan cemas.
"Hidupku tidak lama lagi. Untuk setiap orang yang kubunuh, sebagian dendamku terpenuhi."
"Kau … huh …." Perempuan itu mengembuskan napas. Dia memandang Sima You Yue, lalu bertanya, "Dia tadi memanggil Wu Lingyu dengan sebutan saudara senior. Siapa dia? Apakah kita juga perlu membunuhnya?"
Lelaki bertopeng itu memandang punggung Sima You Yue. Dia tidak tahu mengapa, tetapi dia merasa familier dengan sosok Sima You Yue.
Sima You Yue bisa merasakan pandangan seseorang padanya, jadi ia mengangkat kepalanya dan menoleh. Pandangannya langsung bertemu dengan pandangan pasangan itu.
"Bum -" Rasanya seperti jantung Sima You Yue tiba-tiba copot. Ia langsung memandang si laki-laki bertopeng, dan seolah-olah lingkungan di sekitarnya berubah sunyi, hanya mereka berdua yang tersisa di tempat itu.
Melihat bahwa Sima You Yue balik memandangnya, lelaki bertopeng itu mengangkat alis. Tahi lalat di bawah alisnya ikut terangkat.
Wu Lingyu memperhatikan bahwa Sima You Yue tidak bergerak, jadi ia mengikuti pandangannya, lalu langsung memandang lelaki bertopeng yang sedang menatap mereka. Jantung Wu Lingyu mulai berdebar.
Wu Lingyu belum menyelesaikan masalahnya dengan Sima You Yue, tetapi Sima You Yue justru terang-terangan memandangi lelaki lain.
Sima You Yue melihat lelaki bertopeng itu dan matanya memerah. Bibirnya bergerak, seolah-olah ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi air matanya mulai menetes.
"Ada apa?" tanya Wu Lingyu dengan ringan ketika ia melihat bahwa Sima You Yue tiba-tiba menangis.
Baru saat itulah Sima You Yue berusaha menguasai diri lagi. Ia melihat Bei Gong Er keluar dari rumah makan, dan mengangkat tangannya untuk menyeka air matanya, lalu menjawab, "Tidak ada. Ayo pergi."
Ketika Sima You Yue berbalik, ia tiba-tiba mendengar suara yang familier dari ingatannya. "Kak, ayo kita makan kelinci panggang hari ini!"
"Kak, cepat pergi. Kau harus hidup. Balaskan dendam klan kita!"
Sima You Yue menutup mata, air matanya jatuh tak terkendali. Ketika ia berbelok di trotoar, ia memanggil keluar beberapa lebah merah tua dan menyuruh mereka terbang kembali.
"Lelaki itu menatapmu dengan aneh."
Lelaki bertopeng itu memandang punggung Sima You Yue dan dia masih memikirkan apa yang terjadi barusan.
Tatapan itu … rasanya sangat mirip dengan tatapan kakaknya ketika dia melihatnya. Namun, pada saat itu, tatapan kakaknya penuh kelembutan dan bersifat memanjakan, tidak dipenuhi dengan rasa sakit seperti tatapan yang barusan.
"Apakah kau baik-baik saja?" Perempuan itu mengulurkan tangan dan melambaikannya di depan lelaki bertopeng, membuyarkan lamunannya.
"Aku baik-baik saja." Lelaki bertopeng itu menenangkan diri, lalu berkata, "Aku tidak tahu siapa orang itu."
Orang itu bukan kakaknya. Kakaknya sudah mati. Bahkan jika mereka memiliki tatapan yang sama, itu tidak mungkin kakaknya.
"Bukannya gampang saja? Kita tinggal menyuruh orang untuk mencari tahu siapa dia." Perempuan itu mengeluarkan sebuah bangau kertas dan memasukkan Energi Roh ke dalamnya. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah Catatan Ilahi dan memasukkannya. Bangau kertas itu kemudian merentangkan sayapnya dan terbang menjauh.
Suasana hati Sima You Yue tidak bagus beberapa saat kemudian. Ia linglung saat berjalan. Mereka berdua berjalan di sepanjang jalan dan Wu Lingyu juga tidak memedulikannya ketika ia melihat Sima You Yue menabrak sebuah pohon di sisi jalan.
"Ah!"
Sima You Yue kembali sadar karena merasakan benjolannya yang sakit. Baru saat itulah ia menyadari bahwa ia berjalan di sisi jalan. Ia berbalik dan mendengar tawa Wu Lingyu. Ia memelototi Wu Lingyu, dan Wu Lingyu hanya meledak tertawa.