Akhirnya Terucap Kata “Aku Mencintaimu” (8)
Akhirnya Terucap Kata “Aku Mencintaimu” (8)
Alhasil, ia mencondongkan tubuh sangat dekat dengannya, lalu berbisik, "...Katakan."
"... Aku mencintaimu."
Aku mencintaimu.
Meski dua kata ini terlontar samar.
Tapi sudah berhasil membuat tubuh Bo Jing membeku di tempat.
Josh mengatakan bahwa ia mencintainya?
Sejak awal, Josh sekali pun tidak pernah mengatakan hal itu.
Bahkan setelah hubungan keduanya berubah manis.
Meski sudah berkali-kali Bo Jing memohon padanya.
Hingga membuat Bo Jing berpikir jika Josh tidak jatuh cinta padanya dan hanya perlahan-lahan mencoba menerima dirinya terlebih dulu.
Kini, napas Josh yang sulit tampak menyedihkan, bahkan caranya ia menutup mata pun terlihat sangat menyakitkan. Tetapi ia masih memegang tangan Bo Jing dengan erat. Kemudian, ia kembali berbicara perlahan, "Aku benar-benar mencintaimu... Dulu ... aku tidak ingin kamu tahu... Tapi sekarang... aku ingin kamu tahu..."
Sekarang, aku ingin kamu tahu.
Aku mencintaimu.
Bo Jing, kamu sudah tahu sekarang.
Akhirnya, tangannya perlahan dilepaskan, dan ketika ia didorong sepenuhnya oleh para dokter dan perawat, Josh tidak sadarkan diri lagi dengan wajah pucat yang terlihat mengerikan.
Sementara Bo Jing menatapnya seolah-olah apa yang baru saja Josh katakan padanya hanyalah sebuah ilusi.
Josh benar-benar mengatakan bahwa ia mencintainya?
Sejak dulu?
Sontak, jantung Bo Jing kembali berdenyut hebat dan itu sangat menyakitkan hingga ia tidak bisa bernapas.
Ternyata apa yang ia pikirkan selama ini salah besar.
Meski akhirnya Josh mengatakan bahwa ia mencintainya, tetapi kenapa harus di saat seperti ini?
Apalagi Josh juga mengatakan jika ia sudah mencintainya sejak lama, dari dulu…
Sekarang, mata Bo Jing semakin memerah dan hanya mampu berdiri mematung di depan pintu sembari mengepalkan tinjunya dengan erat. Kini, suasana hatinya lebih menyakitkan dan jauh lebih rumit dari sebelumnya.
...
Josh terluka parah, terutama ketika ia jatuh ke tanah di awal dan kemudian menabrak tebing. Dua pukulan berturut-turut itu mematahkan limpanya, yang menyebabkan pendarahan hebat dan cedera perut.
Meskipun prosedur pengangkatan limpanya tidak akan menimbulkan ancaman yang mengancam jiwa bagi tubuh manusia, tapi tetap saja itu akan menyebabkan hilangnya organ kekebalan terbesar dalam tubuh. Setelah ini, ia akan mudah sakit dan terinfeksi, juga menjadi lebih rentan daripada orang biasa.
Pada saat yang sama, ia pasti menderita gegar otak yang lebih parah.
Meskipun Josh sudah menderita banyak cedera di lintasan balap, tapi kali ini lukanya benar-benar serius. Ia telah kehilangan terlalu banyak darah dan membutuhkan banyak suntikan darah ke tubuhnya.
Saat Bo Jing menunggu dengan gugup di luar, ia melihat perawat keluar untuk mengambil darah dari bank darah. Karena keduanya memiliki golongan darah yang persis sama, jadi ia ingin berinisiatif untuk mendonorkan darah yang langsung dibawa masuk oleh perawat dengan pakaian steril.
Ketika Bo Jing menyaksikan darahnya dituangkan ke dalam tubuh Josh, rasa sakit yang luar biasa di hatinya tampak mulai mereda.
Hingga akhirnya, mereka berdua didorong keluar bersama-sama.
Dan Josh kembali tersadar setelah dua hari berlalu.
Selama waktu ini, ia merasa bingung diiringi dengan kepalanya yang terasa sangat sakit. Ya, gegar otaknya-lah yang membuatnya benar-benar bingung sekarang.
Sebuah kecelakaan mobil, ledakan hebat.
Ketika bayangan ini muncul di benaknya berkali-kali, Josh semakin bingung. Namun ia curiga bahwa ia hanya mengalami mimpi buruk.
Tapi ada pria lain dalam mimpi itu.
Seringkali sosok yang muncul itu memiliki tubuh yang ramping dan tinggi. Tampaknya, ia juga mengingat punggungnya yang lebar dan kuat, yang membuatnya merasakan rasa aman yang tak terbatas.
Itu suaminya.
Ia sudah menikah.
Tapi seperti apa sosok itu sebenarnya?
Intinya, yang bisa ia simpulkan adalah pria itu tampan, berwibawa, rambut hitam legam…
Sampai akhirnya, Josh hanya merasa bahwa ia tidak bisa berpikir lagi. Kepalanya benar-benar sakit. Kemudian, ia perlahan membuka matanya dan seketika melihat seorang pria berdiri di depannya.