Perjuangan Menembus Surga

Menyingkirkan Bahaya Tersembunyi



Menyingkirkan Bahaya Tersembunyi

Sosok tua itu menjadi kaku sejenak, sebelum dengan cepat tersadar. Tanpa berbalik, ia terus bergerak menuju hutan yang gelap.     

"Chi!"     

Sosok tua itu baru saja memasuki hutan yang suram, ketika sebuah kilauan dingin yang tajam mendadak melesat muncul. Hal itu membawa angin pekat yang menyebabkan rambut orang berdiri, saat kilauan itu dengan licik dan ganas melesat ke arah tenggorokannya.      

Serangan dadakan itu mengejutkan sosok manusia yang lengah itu. Namun, beruntung kekuatan sosok itu tidaklah lemah. Seketika, sebuah teriakan rendah terpancar dari mulutnya, dan ruang di depannya mendadak menjadi piuh. Jalur kilauan dingin berubah karena udara yang terdistorsi. Jalur kilauan dingin itu berubah karena udara yang terdistorsi, membuatnya terbang melewati pundaknya.     

"Siapa itu?" sosok manusia tua itu berteriak murka setelah menghindari serangan itu. Ia mengayunkan tangan keriputnya, sebelum mendadak mengepalkannya. Seketika, beberapa lengkungan energi yang terlihat sebagian dengan keras mencengkeram sebuah titik tertentu di dalam hutan yang gelap.     

"Krek!"     

Lima angin tajam melesat keluar dari cakar tangan sosok manusia itu. Angin itu memecahkan beberapa pepohonan raksasa yang setebal paha, membuat serbuk gergaji berhamburan ke segala arah.     

Wajah sosok manusia tua itu berubah setelah serangannya gagal menyerang sasarannya. Ia hendak mundur, ketika sesosok berwarna putih mendadak melesat muncul secepat kilat. Sebuah kabut abu-abu yang membawa sedikit bau datang menerkam.     

Sosok manusia tua itu telah merasakan sesuatu, sebelum kabut itu bersentuhan dengan tubuhnya. Karena memiliki pengalaman yang luas, ia bisa tahu sekilas bahwa kabut ini mengandung racun yang mematikan. Ia seketika mengayunkan lengan bajunya. Sebuah angin yang liar dan ganas meledak dari lengannya dan menghembuskan kabut itu menjauh. Dengan menggunakan penghalang ini, jari-jari kakinya menekan udara kosong dan tubuhnya tiba-tiba bangkit ke langit. Sebuah suara 'chi' akhirnya terpancar, saat ia mendobrak ranting-ranting pohon yang rapat.     

Setelah mendobrak keluar dari hutan, sosok tua itu baru hendak kabur, ketika tubuhnya tib-tiba menjadi kaku. Ia mendongak. Wajahnya seketika berubah buruk, saat ia memelototi pria tua berambut putih yang melayang di langit.     

"Su Qian!"     

Sosok manusia tua itu berpaling sedikit saat suara tuanya terpancar dengan giginya, menunjukkan sebuah wajah yang tak asing. Sosok ini ternyata adalah Ying Shan Tua, orang yang menyerahkan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva sebelumnya.     

"He he, taktik tuan Ying Shan cukup bagus. Kau ternyata bisa menyembunyikan Kekuatan Spiritual-mu di dalam Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva. Bahkan aku nyaris tidak bisa merasakannya…" Sebuah tawa lirih terdengar dari belakang Ying Shan Tua. Ia menolehkan kepala, hanya untuk melihat Xiao Yan mengepakkan sayap api gioknya di atas lautan pepohonan.      

"Tak terduga bahwa kau ternyata menemukannya… di mana orang yang terakhir? Panggil dia keluar juga!" Si Tua Ying Shan berteriak dingin. Raut wajahnya agak kelam dan serius saat ia mendadak memandang lautan pepohonan di bawahnya     

"Chi!"     

Ranting-ranting pohon yang rapat mendadak berguncang setelah suara si Ying Shan Tua terdengar. Seketika, sebuah sosok anggun berwarna putih melesat keluar. Akhirnya, sebuah gaun putih melayang dan muncul di langit. Sebuah sosok yang cepat secara kebetulan menyegel jalan mundur si Ying Shan Tua.     

"He he, iblis tua, kau benar-benar licik. Jika Xiao Yan bukanlah seorang ahli kimia, atau tidak memiliki Kekuatan Spiritual yang melampaui orang biasa, kemungkinan besar ia tidak akan merasakan rohmu bersembunyi di dalam Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva." Su Qian tersenyum dan tertawa saat ia mengamati Ying Tua.     

"Karena kalian telah menemukanku, mengapa kalian tidak bertindak lebih awal?" Ying Shan Tua tertawa. Ketika ia menyembunyikan rohnya di dalam Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva, ia telah berencana untuk menunggu Xiao Yan dan Han Feng terlibat dalam pertempuran. Ia bersedia menunggu mereka berakhir cedera serius, sebelum tiba-tiba mencuri Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva tanpa disadari siapapun. Namun, hasil akhirnya tidak sesempurna yang ia bayangkan. Xiao Yan menggunakan taktik secepat kilat untuk membunuh tiga Tetua dari Lembah Api Iblis. Akhirnya, ia menunjukkan 'Api Teratai Buddha Marah', menyebabkan Han Feng dan Mo Tian Xing diam-diam takut padanya. Mereka berdua hanya bisa mundur. Jadi, Dokter Peri Kecil dan Su Qian telah berhasil mempertahankan kekuatan bertarung mereka. Mengingat kekuatan Ying Shan Tua, ia mungkin tidak takut terhadap sebuah pertarungan satu lawan satu dengan salah satu dari mereka, tetapi ia sudah pasti akan dikalahkan jika ia bertarung melawan mereka berdua sendirian.     

"Ada jauh terlalu banyak orang yang mengejar selama dua hari terakhir ini, dan aku tidak punya waktu untuk memperdulikanmu. Bahkan, harus dikatakan taktikmu yang menyembunyikan rohmu ini memang sangat unik. Aku bisa merasakannya, tetapi tidak bisa menemukannya. Lagipula, ada banyak sekali orang tamak yang mengejar dari belakang, membuat mustahil bagiku mengeluarkan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva dan mengamatinya dengan cermat. Setelah kita mencapai Akademi JIa Nan dan aku punya cukup waktu untuk mempelajari Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva, jejaknya pasti akan terseret keluar. Jadi…"     

"Jadi alasan kau ditinggalkan sendirian adalah untuk membuat diriku yang tua ini menunjukkan diriku!" Wajah Ying Shan Tua berkedut. Ia tidak menduga akan tertipu oleh perencanaan Xiao Yan. Rencana sempurna yang telah ia pikirkan untuk menyembunyikan dirinya, ternyata telah ditemukan oleh Xiao Yan lama.     

Xiao Yan tersenyum. Tatapan matanya menatap tubuh bayangan si Ying Shan Tua dan tertawa dengan samar, "Tuan Ying Shan, tolong serahkan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva kembali kepadaku. Aku bisa melupakan semuanya. Meskipun kau saat ini hanyalah sebuah tubuh roh, jika roh ini dihajar dan kita hancurkan, kemungkinan tubuh aslimu akan menderita kerusakan yang cukup besar. Bahkan… dengan bergantung pada indraku, aku bahkan mungkin bisa menemukan posisi tubuh aslimu.     

Wajah si Ying Shan Tua sedikit berubah saat ia tertawa samar, "Bocah, apakah kau sungguh memperlakukan diriku yang tua ini seperti ini? Jika kau memang ingin memaksaku, diriku yang tua ini akan menghancurkan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva sekarang juga. Aku akan lihat apa yang bisa kau lakukan setelah itu."     

"Teknik penjelmaan roh yang tuan Ying tua gunakan ini sepertinya membutuhkan tubuh aslimu tetap berada tidak jauh, bukan? Ini berarti tubuh aslimu seharusnya tidak jauh dari kami. Jika aku tidak salah merasakannya...." Xiao Yan menyipitkan matanya. Sesaat kemudian, ia mendadak membuka mata dan jarinya menunjuk hutan berbayangan di arah utara. Ia tertawa dingin, "Tubuh aslimu seharusnya berada di arah itu, benarkan?"     

Bahkan dengan tipu daya si Ying Shan Tua, raut wajahnya langsung berubah ketika ia melihat di mana Xiao Yan menunjuk. Metode Qi yang ia praktikkan sangatlah unik. Jika penjelmaan roh-nya diterjang dan berhamburan, ia akan berakhir dalam keadaan yang melemah, dan hanya akan bisa pulih setelah berlatih untuk kurun waktu tertentu. Namun, jika tubuh aslinya ditemukan, situasinya bisa menjadi sesuatu yang mematikan.     

Jadi, si Ying Shan Tua menaruh tubuh aslinya di sebuah tempat yang sangat tersembunyi dan aman, setiap kali ia menggunakan Metode Qi ini. Namun, posisi itu saat ini ditunjuk oleh Xiao Yan. Dengan kata lalin, jika Xiao Yan dibiarkan mencari dengan cermat, ia mungkin bisa menemukan posisi tepat dari tubuh asli si Ying SHan Tua. Pada saat itu…     

Hawa dingin di wajah Xiao Yan sedikit memudar ketika ia melihat raut wajah Ying Shan Tua yang berganti di bawah sinar rembulan. Ia berkata lirih, "Tuan Ying Tua, aku menghormatimu sebagai senior dari 'Daerah Pelosok Hitam'. Itulah mengapa aku tidak menyuruh orang menyerangmu. Selama kau mengembalikan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva, aku, Xiao Yan, menjamin bahwa kau akan pergi tanpa menderita sedikitpun."     

Dihadapkan dengan taktik bujukan Xiao Yan yang berganti-ganti, raut wajah Ying Shan Tua yang berganti telah menjadi sedikit lebih baik. Sesaat kemudian, raut wajahnya berangsur-angsur menjadi stabil dan ia menghirup nafas dalam-dalam. Tatapan matanya perlahan menatap Su Qian dan Dokter Peri Kecil yang sedang memandangnya dengan niat buruk. Aura tajam yang sedang menyebar dari tubuh mereka, menyebabkan si Ying Shan Tua tertawa kecut. Jangankan tentang dirinya yang saat ini adalah sebuah penjelmaan roh. Bahkan di kondisi puncaknya, akan sulit baginya untuk berhasil kabur dari tangan kedua orang ini.     

"Ini memang contoh gelombang baru menggantikan yang tua. Sepertinya 'Daerah Pelosok Hitam' ini adalah dunia orang muda. Lupakan saja, anggap saja diri kalian menang. Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva ini…" Ying Shan Tua menggelengkan kepalanya dan menghela nafas. Ia sedikit mengangkat kotak giok di tangannya, dan ragu sesaat. Ia lalu menggertakkan giginya dan melemparkannya, "Aku akan memberikannya kepada kalian."     

Xiao Yan tersenyum tipis saat ia memandang kotak giok itu dilemparkan ke arahnya. Namun, ia tidak menggunakan tangannya untuk menangkapnya. Alih-alih, ia menjentikkan jarinya dan sebuah tenaga tersembunyi menggelora keluar untuk menangkap kotak giok itu. Setelah itu, tenaga tadi mengendalikan kotak tersebut, dengan cepat mempertahankan kotak itu tetap melayang di depannya.     

Alis Ying Shan Tua sedikit mengernyit tanpa disadari siapapun, ketika ia mengamati sikap Xiao Yan yang luar biasa berhati-hati. Ia seketika berteriak dingin, "Hmm, bahkan jika kau memperoleh Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva, kemungkinan, kau akan kesulitan mendapatkan informasi mengenai Hati Bodhisattva di belakangnya."     

"Tujuanku bukanlah Hati Bodhisattva yang jauh dan tak bisa dijangkau itu. Alih-alih, tujuanku adalah Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva ini." Xiao Yan tersenyum tipis saat ia menjawab dengan suara yang lembut dan lirih.     

Wajah cantik dingin Dokter Peri Kecil menunjukkan sebuah keterkejutan ketika ia mendengar kata-kata Xiao Yan. Sebuah raut wajah yang terlihat tersentuh melesat menembus matanya yang indah. Ia tentu saja tahu sebenarnya seberapa banyak upaya yang Xiao Yan kerahkan untuk membantunya mengendalikan 'Tubuh Racun Sedih'. Ia bahkan bersedia menjadi musuh dengan orang-orang tua ini yang memiliki kekuatan mengerikan…     

Meskipun hatinya tersentuh, Dokter Peri Kecil tentu saja tidak terlalu menunjukkannya, mengingat wataknya itu. Namun, sebuah riak lembut telah diciptakan di dalam hatinya yang seperti sumur tua. Hal ini membuat hati dinginnya yang tersegel diam-diam meleleh.      

"Hmm, kata-katamu terdengar menyenangkan. Tak terduga bahwa Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva akan berakhir di tanganmu, dengan adanya begitu banyak orang yang datang untuk merenggutnya… selamat tinggal." Ying Shan Tua mengerutkan mulutnya dan berhenti mengatakan omong kosong. Tubuhnya berguncang dan berangsur-angsur berubah samar. Sesaat kemudian, ia telah seutuhnya lenyap.     

Kecepatan si Ying Shan Tua itu menghilang sangatlah cepat. Dalam sepersekian detik, tubuh rohnya telah melarikan diri dari jangkauan indera XIao Yan, dan menghilang di dalam kegelapan yang tak berujung.     

Dokter Peri Kecil dan Su Qian menghela nafas lega, setelah mereka melihat si Ying Shan Tua menyerahkan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva. Tubuh mereka bergerak dan mereka muncul di sebelah Xiao Yan. Mereka memandang kotak giok yang melayang di dekatnya dan langsung tertawa, "kita akhirnya telah membuat orang tua ini menyerah."     

Sebuah senyum aneh muncul di sudut mulut Xiao Yan ketika ia mendengar hal ini. Ia menggelengkan kepalanya sedikit dan bertanya lirih, "Bagaimana bisa semudah itu? Rubah tua ini…"     

Xiao Yan menjentikkan jarinya setelah kata-katanya terdengar. Api Hati Gugur yang tak kasat mata bangkit dari jarinya dan menelan kotak giok di dalamnya.     

Kotak giok itu seketika berubah menjadi bubuk di bawah suhu tinggi Api Hati Gugur, menunjukkan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva yang seperti bernyawa, yang perlahan menggeliat. Tatapan mata Xiao Yan melayang ke sana dan sebuah senyuman dingin muncul di wajahnya. Ia mengendalikan seulir Api Hati gugur dan perlahan membungkus ludah itu.     

Seiring dibungkusnya Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva, sebuah bagian tertentu Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva berguncang, dan uliran-uliran asap putih bangkit dari bagian itu. Sebuah suara 'chi chi' pelan seperti memancarkan sebuah teriakan menyedihkan yang samar…     

Ying Shan Tua, yang tubuh rohnya baru saja kembali ke tubuh fisiknya, bersembunyi di sebuah gua di atas sebuah tebing ribuan meter jauhnya dari regu Xiao Yan, mendadak mengganti raut wajahnya saat Xiao Yan mengendalikan apinya. Seteguk darah segar mendadak disemburkan dari mulutnya. Seketika, Ying Shan Tua mendongak, dan melotot dengan ganas ke arah regu Xiao Yan. Ia berteriak, "Sangat bagus, bocah yang begitu waspada. Diriku yang tua ini akan mengingatmu!"     

Xiao Yan tersenyum. Ia meletakkan Ludah Perubahan Tubuh Bodhisattva di sebuah kotak giok yang baru didapatkan, sembari ia berada di atas lautan pepohonan. Ia dengan malas meregangkan pinggangnya dan berkata lirih, "Kita akhirnya telah menyingkirkan masalah ini. Sekarang, kita bisa dengan tenang kembali ke Akademi Jia Nan…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.