Sebuah Jawaban -Part 8
Sebuah Jawaban -Part 8
Mendengar hal itu, entah kenapa membuat Lim Ming Yu agaknya bingung. Ya, dia sangat bahagia luar biasa karena Chen Liao Xuan menginginkan kehamilannya. Namun, kenapa Chen Liao Xuan memberi banyak wejangan seperti itu? Seolah ada sosok yang hendak mengancam kedudukannya dan semuanya menjadi sangat bahaya. Apalagi, sampai Tabit istana pun dilarang memberikan ramuan kehamilan kepadanya jika nanti dia hamil. Apakah Tabib Istana juga merupakan satu sekutuan dengan Cheng Wan Nian dan Chen Liao Xuan sudah mengetahui semua hal ini?
"Lantas kenapa hamba tidak boleh menerima ramuan dari Tabib Istana, Yang Mulia?" tanya Lim Ming Yu lagi.
"Karena melihat kasus dari Dayang Liu, aku tidak ingin terulang lagi dengan yang lainnya," ucap Chen Liao Xuan.
"Baiklah, Yang Mulia. Hamba mengerti, dan hamba benar-benar berterimakasih dengan apa yang telah Yang Mulia percayakan kepada hamba. Terimakasih banyak Yang Mulia,"
Chen Liao Xuan pun mengangguk, ada rasa bersalah menjalar di ulu hatinya. Dia seolah telah memanfaatkan keluguan seorang wanita.
"Maafkan aku, Selir Lim," Chen Liao Xuan kembali membuka suara. Lim Ming Yu tampak mendongak. Melihat mimik wajah rajanya itu yang tampak sedih. "Aku telah menjadi Raja yang buruk untuk selir-selirku. Alasanku tidak menyentuh para Selir lain saat dulu adalah karena aku enggan. Namun sekarang aku mulai sadar, karena aku tidak ingin mengotori wanita dengan menyentuhnya tanpa dasar cinta. Aku melakukan malam pengantin kepada kalian karena desakan dari Penasihat Li, dan sebagai tanggung jawabku atas Ayah-Ayah kalian karena yang kupikirkan dulu hanyalah tentang bagaimana menjaring banyak kekuasaan. Aku sama sekali tak menyangka, jika nyatanya semuanya akan menjadi sepelik ini. Andai aku bisa memutar waktu, pastilah waktuku akan kuputar, sehingga aku tak perlu mengambil banyak Selir. Cukup dua barangkali, dan harus Selir yang memiliki tujuan yang sama denganku. Tapi nyatanya aku keliru. Dan tentang masalah Putra Mahkota dan kelahiranmu. Maafkan aku jug ajika mungkin aku nanti akan melakukannya tanpa cinta. Ketahuilah, hatiku telah tak memiliki sisa cinta sekecil apa pun untuk wanita lain. Namun aku janji, aku akan melakukannya dengan lembut dan sangat baik kepadamu, Selir Lim."
Lim Ming Yu langsung berlutut di depan Chen Liao Xuan. Membuat Chen Liao Xuan tersentak kemudian dia berdiri.
"Yang Mulia terimakasih!" katanya dengan suara paraunya itu.
"Berdirilah, Selir Lim. Apa yang telah kau lakukan ini?"
"Hamba sudah sangat tahu apa yang menjadi hati dari Yang Mulia. Tentang perasaan Yang Mulia dan tentang yang Yang Mulia pikirkan selama ini. Dengan Yang Mulia memberikan kepercayaan sebesar ini, untuk mengandung Putra Mahkota sebagai penerus Raja dari istana langit, adalah hal yang sangat besar dan anugerah yang tak ternilai untuk hamba, Yang Mulia. Hamba pasti akan mengemban amanat ini untuk Anda. Hamba pasti akan melakukannya dengan sepenuh hati hamba."
Chen Liao Xuan kembali mengangguk, kemudian dia menarik tangan Lim Ming Yu untuk dia bisa berdiri. Memandang Lim Ming Yu sambil menghelakan napas panjangnya.
"Baiklah, aku sangat tersanjung dengan apa yang telah kau katakan, Selir Lim. Nanti malam bersiaplah, aku akan datang ke kamarmu. Dan setelah itu aku akan datang seminggu dua kali sampai kau benar-benar pasti hamil. Dan aku berharap jika anakmu adalah laki-laki, karena menurut perhitunganku. Anakmu kelaklah yang akan menjadi penerusku setelah ini."
"Terimakasih, Yang Mulia.!"
Chen Liao Xuan pun tersenyum, kemudian dia menganggukkan kepalanya. Dia lantas melangkah keluar dari kediaman Lim Ming Yu dan berjalan pergi.
Ya, dia sengaja ke sini sendirian, dia tidak mengajak Li Zheng Xi untuk ikut serta dengannya. Karena ini adalah masalah serius, dia juga harus mencari cara agar kedatangannya setelah ini di kediaman Lim Ming Yu tidak dilihat oleh siapa pun.
Dia kemudian mengedarkan pandangannya pada seluruh arah, dia melihat Zhang Hana tampak masih sibuk berlarian sambil membawa ember air panas. Dia agaknya benar-benar tak tahu harus apa tentang masalah ini. Setelah dia mendapatkan kabar dari Li Zheng Xi yang katanya ramuan itu berisi satu ramuan lain yang bisa membahayakan, Chen Liao Xuan mengerti jika ada sesuatu yang tak beres. Dan siang tadi tepat sebelum dia memutuskan untuk datang ke kediaman Lim Ming Yu, dia telah datang terlebih dahulu di kediaman Cheng Wan Nian dari belakang. Betapa kaget dia melihat jika yang ada di dalam kamar selirnya tengah memadu kasih dengan Tabib Istana. Keduanya bahkan tak melihat kehadirannya. Terus saling mencumbu dengan begitu rakus. Iblis… tetaplah iblis. Iblis sama sekali tak memiliki nalar bahkan sedikitpun. Jangankan bercinta dengan satu sama lain tanpa ada rasa malu, bahkan dengan orangtuanya sendiri pun jika mereka tak sungkan mereka akan melakukannya juga. Chen Liao Xuan cukup tahu betapa tak setianya Cheng Wan Nian kepadanya. Dan untuk setelah ini dia semakin tahu jika, Cheng Wan Nian menginginkan kedudukan Ratu dengan atau tanpa cara licik yang dia lakukan seenaknya saja selama keinginannya itu bisa terwuud dengan sempurna. Atau bahkan dengan cara dia mengganti kedudukan Raja. Mengetahui itu, Chen Liao Xuan tampak semakin dendam. Dia harus mencari cara untuk menyiapkan satu rencana cadangan. Dan calon Putra Mahkota adalah rencana cadangannya yang tidak akan pernah gagal. Sebab setahunya dari buku takdir yang ditulis oleh Li Qian Long dulu. Ada masanya Raja Iblis akan dipimpin oleh keturunan separuh Dewa dan separuh iblis. Dan di sana, Putra Mahkota tersebut lahir dari rahim seorang Selir yang berdarah iblis namun memiliki aura putih. Sama persis seperti yang dia lihat kepada Lim Ming Yu saat dia bertemu secara langsung dengan salah satu selirnya itu.