TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Sebuah Jawaban -Part 5



Sebuah Jawaban -Part 5

Dia akhirnya berjalan menuju kediaman Liu Anqier. sebab setahu Li Zheng Xi rajanya masih di sana sampai detik ini. dia kemudian memandang prajurit yang berjaga di depan pintu itu, untuk memberikan sebuah kabar jika dia datang. Setelah prajurit mengatakan kedatangannya dan suasana masih sepi. Li Zheng Xi pun akhirnya masuk. Dia melihat rajanya tampak sedang bercumbu dengan Liu Anqier. seperti apa yang dia lakukan dengan Cheng Wan Nian, saat Liu Anqier duduk di atas Chen Liao Xuan dan rajanya tampak sedang sibuk mengulum dada Liu Anqier. sebuah tubuh yang sangat indah dari Liu Anqier yang berhasil membuat Li Zheng Xi menelan ludahnya tanpa dia sadari.     

"Yang Mulia," kata Li Zheng Xi.     

Chen Liao Xuan agaknya kaget, dia kemudian menyelimuti tubuh Liu Anqier. dia mengambil jubahnya kemudian memandang Li Zheng Xi dengan tatapan kesalnya itu. Dia masih belum puas dengan Liu Anqier tapi datang pengganggu yang menyebalkan dirinya sekali.     

"Ada apa, Penasihat Li? Bukankah kau melihat jika aku sedang mengobati Dayang Liu?"     

Mengobati? Batin Li Zheng Xi, dia tidak tahu kalau bercinta adalah teknik mengobatin dari seorang Raja untuk seorang Dayang. Tapi dia bisa melihat jika Liu Anqier tampak menahan rasa sakit sambil terus menekan dadanya. Dia kemudian ingat apa yang dikatakan oleh Jiang Kang Hua tadi. Jika Dayang Liu buah dadanya sedang sakit. Untuk kemudian, dia kembali menundukkan wajahnya dalam-dalam.     

"Maafkan hamba, Yang Mulia. Tapi, Kasim Agung Cheng benar-benar ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja sekarang," kata Li Zheng Xi kemudian. Sambil menelan ludahnya dengan susah dia menundukkan kepalanya dengan hormat.     

Chen Liao Xuan mengenakan pakaiannya, kemudian dia melirik Li Zheng Xi dengan tatapan kesalnya. Dia pun langung berjalan keluar dari kediaman Liu Anqier.     

Karena Li Zheng Xi masih penasaran dengan Liu Anqier. dia berjalan mendekati Liu Anqier, sambil menarik sebelah alisnya dia melihat Liu Anqier yang masih menggenggam selimutnya dengan rona merah di wajahnya.     

"Dayang Liu, apa kau baik-baik saja?" tanya Li Zheng Xi. Dia memeriksa kening Liu Anqier yang tampak demam kemudian dia tampak keheranan. Dia langsung menyibah selimut Liu Anqier hingga dada Liu Anqier terekspos sempurna. Sepasang buah dada yang tampak bengkak dengan warna merah menyala. Dada yang mungkin Li Zheng sangat penasaran dengan itu.     

"Maafkan hamba, Penasihat Li," kata Liu Anqier dengan nada lemahnya. Dia langsung menyelimuti dadanya lagi, membuat Li Zheng Xi segera keluar dari kediaman Liu Anqier. dia tidak boleh seperti ini. dia sudah melakukannya dengan Cheng Wan Nian dan Dayang tadi. Dia tidak boleh menjadi maruk dan menginginkan setiap wanita untuk memuaskan hasratnya yang menggelora. Li Zheng Xi kemudian mengusap wajahnya dengan kasar kemudian dia menghela napas panjang.     

"Dayang Liu, mungkin aku ada obat untukmu. Tunggulah, aku akan menyuruh Kepala Dayang Zhang untuk memberikannya. Apa yang kau alami ini sama saja seperti seorang Ibu yang sedang melahirkan dan sedang ingin menyusui. Dan Tabib kerajaan pasti tahu apa yang dia harus lakukan."     

"Tabib kerajaan sedang tidak ada di tempat Penasihat Li. Yang ada sekarang adalah Tabib baru dan dia memberikan saran yang aneh kepada Yang Mulia Raja."     

"Dengan melakukan hal tadi kepadamu?" tanya Li Zheng Xi penasaran.     

"Benar, Penasihat Li."     

Li Zheng Xi agaknya paham sekarang dengan apa yang terjadi. pantas saja rajanya mengatakan jika dia sedang mengobati Liu Anqier. dia kemudian menahan napas kemudian menganggukkan kepalanya, memandang Liu Anqier dengan tatapan iba.     

"Baiklah, tunggu saja. Aku ambilkan obatnya dulu."     

Li Zheng Xi kemudian pergi keluar, menuju tempat obat istana berada. Mengambil beberapa butir obat yang ada di sana, kemudian dia mencari di mana gerangan ramuan rahasianya.     

"Penasihat Li," ucap Zhang Hana yang merasa terpanggil oleh Li Zheng Xi saat itu. Li Zheng Xi pun menganggukkan kepalanya.     

"Kepala Dayang Zhang. Kabarnya tidak hanya Dayang Liu yang mengalami hal ini, akan tetapi Kepala Dayang Zhao dan Dayang Lee juga. apakah itu benar?"     

"Benar, Penasihat Li. Mereka terus merintih kesakitan. Bahkan… bahkan itu sampai berdarah."     

Li Zheng Xi agaknya paham kemudian dia menyodorkan beberapa ramuan obat kepada Zhang Hana.     

"Butir obat ini minumkan kepada mereka bertiga, untuk kemudian ramuan serbuk oleskan kepada mereka sambil dipijat. Aku pernah melihat Tabib istana menberikan ini kepada istri dari kasim Liang dan itu benar-benar sangat manjur. Dan tolong beritahu mereka, jika melakukan sesuatu dipikir dulu. Apakah sekarang mereka tampak sangat puas ketika hal yang mereka damba menjadi menyerangnya?"     

"Baiklah Penasihat Li, hamba akan menyampaikan ini kepada ketiganya."     

Zhang Hana pun langsung pergi, membuat Li Zheng Xi menghela napas panjang. Dia kemudian duduk di sana sambil bertopang dagu. Dia sedang dalam keadaan mencari jati diri. Dan dia sendiri tidak tahu, jati diri yang seperti apa yang Li Zheng Xi butuhkan sekarang ini.     

Li Zheng Xi kembali menghela napas panjang kemudian dia menebarkan pandangannya pada deretan tanaman obat yang tampak hijau dan indah itu. Dia lagi-lagi tak menyangka jika dia berada di posisi seperti ini.     

Sementara itu, Chen Liao Xuan tampak berdiri berhadapan dengan Kasim Agung. Dia sendiri tak menyangka jika Kasim Agung akan menemuinya dengan dalih hal yang sangat diluar nalar batas pikiran manusia. Untuk kemudian dia memandang Kasim Agung itu dengan tatapan kesalnya.     

"Lagi-lagi hamba harus menemui Yang Mulia Raja secara pribadi. Namun ini bukan hamba sebagai seorang Kasim. Melainkan seorang Ayah yang diadui oleh anaknya tentang banyak hal. Perkara sikap Yang Mulia yang berubah dan hukuman yang sangat mengerikan yang Yang Mulia berikan kepada Selir Cheng."     

"Kasim Agung, semua hal yang terjadi adalah bagian dari kesalahan, dan kesalahan itu harus segera diluruskan dan dibersihkan agar kesalahan itu tidak terus-terusan membuat semua orang salah paham," kata Chen Liao Xuan yang membuat bingung Kasim Agung Cheng saat ini.     

"Kesalahan apa yang telah putri hamba lakukan sampai Yang Mulia memberikan hukuman yang sangat mengerikan itu, Yang Mulia?" tanya Kasim Agung yang agaknya penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya.     

Chen Liao Xuan kembali diam, dia harus jujur agar supaya Kasim AGung paham dengan kesalahan dari putrinya. Sebab bagaimanapun dia tahu jika sebenarnya Kasim Agung ini cukup bijaksana dalam melaksanakan pekerjaannya dan dalam menyikapi suatu hal.     

"Kasim Agung, aku tak bisa mengatakan hal ini. namun jika kau ingin melihat sendiri, aku akan memberimu mata batin yang bisa melakukannya untuk sehari. Setelah itu datangilah putrimu dan lihat sendiri. Itu adalah yang kulihat pada putrimu baru-baru ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.