Rencana Jahat {2}
Rencana Jahat {2}
"Apa yang kau lakukan, Dayang Lim? Apakah kau sudah merasa tidak takut mati karena telah berlari dan berbicara dengan nada tinggi seperti itun kepada seorang Selir Raja?"
Mendengar teguran itu, Lim Mingyu langsung berlutut tepat di bawah kaki Cheng Wan Nian, kemudian dia memandang Cheng Wan Nian dengan mimik wajah seriusnya.
"Ini adalah berita yang sangat serius, Selir Cheng. Maafkan hamba telah lancang dan mengatakan hal ini sambil berteriak dan tanpa sopan santun. Tapi percayalah kepada hamba. Hamba sama sekali tidak berbohong dengan kabar ini."
"Kabar serius apa yang kau ingin katakan, Dayang Lim?" Cheng Wan Nian masih sibuk memotong beberapa daun yang ada di tangkai itu, kemudian dia melirik Lim Jingmi dengan tatapan kesalnya.
"Dayang Liu tengah mengandung lagi, Selir Cheng,"
Tangkai yang Cheng Wan Nian bawa langsung jatuh begitu saja dengan sempurna. Kemudian dia memandang Lim Jingmi dengan tatapan nanarnya.
Liu Anqier… mengandung lagi?
Rahang Cheng Wan Nian mengeras, kemudian dia menginjak bunga yang sengaja dia jatuhkan ke tanah itu. dia kembali memandang Lim Jingmi dengan tatapan tajamnya itu.
"Apa kau tak sedang bercanda, Dayang Lim? Bukankah Dayang Liu sudah lama tidak besama dengan Yang Mulia Raja?"
"Hamba lihat dari perutnya, sudah tampak sedikit buncit, Selir Cheng. Hamba yakin jika usia kandungannya sudah lebih dari peristiwa ketika Yang Mulia Raja mencabut semua hak istimewanya itu. terlebih tadi… tadi—"
"Apa?!" bentak Cheng Wan Nian tak sabaran.
"Tadi, Yang Mulia Raja dan Dayang Liu berada di bibir sungai. Yang Mulia Raja memeluk tubuh Liu Anqier dengan erat seolah Yang Mulia tidak ingin berpisah dengan Dayang Liu. Dayang Liu lantas menangis, dia meminta kepada Yang Mulia Raja untuk menjadikan bayi yang ada di dalam kandungannya sebagai Putra Mahkota kerajaan ini, dan dia ingin diangkat menjadi Selir agar bisa berada di istana ini dengan aman dan selamanya, Selir Cheng…," kata Lim Jingmi. Tentu sebagian besarnya adalah bersandiwara, tapi dia tak peduli. Semakin Cheng Wan Nian membenci Liu Anqier maka itu akan semakin baik untuknya. "Waktu itu Yang Mulia Raja enggan menjawab. Dengan cepat Dayang Liu langsung mencumbu Yang Mulia Raja. Dayang Liu langsung melumat bibir Yang Mulia Raja, sehingga keduanya melakukan hubungan itu di tepi sungai, Selir Cheng. Bahkan sampai detik ini, karena demi Selir Cheng hamba mengintip. Hamba sampai teringiang-ngiang bagaimana erangan kenikmatan dari Dayang Liu. Dia menunggung dengan begitu rendahan, bahkan pantatnya saya terlihat dengan sempurna. Yang Mulia Raja tampak menikmati hal itu, Yang Mulia juga menikmatinya, Selir Cheng."
Brak!!
Lim Jingmi langsung terjingkat, saat Cheng Wan Nian menggebrak meja yang ada di depannya. Kemudian dia berdiri, pandangannya gusar begitu dengan otak dan hatinya.
"Kurang ajar! Bisa-bisanya Dayang Liu hamil, dan mereka bercinta di tempat terbuka seperti itu? panggil Dayang Liu kesini! Aku akan memberui pelajaran kepadanya. Agar dia tahu, menjadi seorang Dayang itu adalah tugas mulia. Bukan menjadikan dirinya sebagai pelacur dari Sang Raja!"
Lim Jingmi tampak tersenyum puas, melihat hal seperti ini adalah hal yang sudah begitu dia nanti sedari tadi. Ya, dia benar-benar sudah tak sabar melihat Liu Anqier sampai dimarahi oleh Cheng Wan Nian.
"Baik, Selir Cheng. Hamba akan membawa Dayang Liu kesini segeram mungkin!"
****
Kali ini, Lim Ming Yu agaknya sangat bahagia. Bagaimana tidak, setelah beberapa buah tangan dari para Selir sekarang Chen Liao Xuan ada di sampingnya. Memberikan selamat untuknya atas kehamilannya. Dia sesang bersender di ranjang, dan Chen Liao Xuan duduk di sampingnya dengan begitu setia. Sebuah potret yang sangat-sangat dia inginkan dan ini ternyata akhirnya jadi kenyataan.
"Yang Mulia Raja, terimakasih… terimakasih sekali karena Yang Mulia telah sudi datang kesini. Demi hamba, dan demi bayi kita. maafkan hamba jika mungkin hamba tampak manja dan lemah. Tapi setelah meminum ramuan yang telah diberikan oleh Tabib yang menyamar menjadi Dayang di sini, kondisi hamba perlahan sudah lebih dari baik. hamba tidak boleh begini terus. Besok hamba akan berusaha untuk bisa keluar kamar. Namun begitu, hamba harus menghindari pagi hari dan bau nasi, Yang Mulia. Karena hamba tidak mau, kalau sampai bau-bauan itu dan di saat pagi itu membuat semua orang tahu kalau hamba telah mengandung."
"Kenapa memangnya kalau pagi hari dan bau nasi, Selir Lim?" tanya Chen Liao Xuan bingung.
"Karena setiap pagi, hamba selalu mual-mual, Yang Mulia. Bahkan beberapa hari ini pun hamba harus menahan rasa mual hamba agar tidak didengar oleh orang luar. Dan hamba menghindari apa pun makanan kecuali nasi. Jadi hamba minta ditambah menu makan hamba dengan umbi-umbian. Jika seperti ini ketika Selir Cheng bertanya karena diberitahu oleh Dayang Lim yang tinggal di dapur istana dan diam-diam adalah telinga tertajam Selir Cheng itu, hamba tinggal menjawab jika hamba ingin menurunkan berat badan," jelas Lim Ming Yu panjang lebar.
Chen Liao Xuan tampak tersenyum. Dia tak menyangka, jika sosok yang dia pikir pemdiam ternyata dia sangat cerewet sekali seperti ini. untuk kemudian, Chen Liao Xuan menoleh, melihat Lim Ming Yu tampak merengkuh lenganya dan menyenderkan kepalanya di bahu Chen Liao Xuan.
"Yang Mulia, bisakah hamba tidur dengan cara seperti ini? meski sekali setidaknya hamba ingin merasakannya. Hamba janji tidak akan banyak bergerak dan kepala hamba ringan, Yang Mulia. Hamba mohon," rengek Lim Ming Yu,
Rahang Chen Liao Xuan mengeras, entah kenapa hatinya tidak bisa bergerak sama sekali terhadap wanita mana pun. selain dengan wanitanya, Liu Anqier. untuk kemudian dia mencoba untuk menganggukkan kepalanya, lalu dia tersenyum manis.
"Tidurlah, aku akan menunggumu sampai kau terlelap, Selir Lim."
"Terimakasih, Yang Mulia."
Lim Ming Yu pun langsung merengkuh erat lengan Chen Liao Xuan, kemudian dia menyenderkan kepalanya di dada Chen Liao Xuan. Dia memejamkan matanya, dia tak peduli jika Chen Liao Xuan tak mengelus rambutnya seperti apa yang Chen Liao Xuan lakukan kepada Liu Anqier, pun jika Chen Liao Xuan tidak mengecup keningnya seperti apa yang dia lihat apa yang dilakukan Chen Liao Xuan kepada Liu Anqier. selama dia diperbolehkan seperti ini saja, maka Lim Ming Yu sudah cukup. Dia sudah merasa sangat senang dan bahagia sekai.
Chen Liao Xuan hanya bisa mematung, matanya terpejam untuk memeriksa keadaan Liu Anqier. wanitanya sedang kesusahan, wanitanya kini sedang mual-mual dengan wajah pucat pasinya.