Kisah Istri Bayaran

Jadilah Pacarku (20)



Jadilah Pacarku (20)

Leng Sicheng mengangkat kepalanya, tatapannya yang tadi masih dingin, kini tiba-tiba memancarkan harapan.     

Ia memang sedikit berharap. Meskipun tadi ia merasa Gu Qingqing tidak akan cemburu, namun bagaimana jika sebaliknya, dan ternyata Gu Qingqing sebenarnya cemburu?     

Jika Gu Qingqing menunjukkan kecemburuannya sedikit saja, dan bisa melihat tangannya yang terluka, oh tidak, asal Gu Qingqing menyambutnya saja, atau menanyakan mengapa ia pulang malam, maka ia akan segera menjelaskannya kepada Gu Qingqing!     

Leng Sicheng berdiri di bawah, sementara Gu Qingqing berdiri di balkon, mereka saling memandang untuk beberapa detik.     

1 detik, 5 detik, 10 detik, tatapan Leng Sicheng yang awalnya dingin, lalu tampak berharap, kini berubah jadi bingung, sampai akhirnya dia menjadi gelisah.     

Mengapa ekspresi Gu Qingqing begitu tenang dan kosong? Seolah ia dan Xu Zipei tidak ada di bawah sini.     

Leng Sicheng hanya diam, begitu juga dengan Gu Qingqing, malah Xu Zipei yang menyapa duluan, "Qingqing, selamat malam. Aku dan Sicheng, kami baru pulang dari STAR."     

Mendengar suara Xu Zipei, Gu Qingqing baru mengalihkan tatapannya dari Leng Sicheng kepada Xu Zipei.     

Ia bukannya tidak terkejut, melainkan terlalu kaget, membuatnya tidak dapat mengatakan satu kata pun sampai sekarang.     

Bukannya Leng Sicheng baru saja mengatakan bahwa sangat mementingkannya? Bukannya tadi pria itu juga mengatakan tidak pernah ingin melukainya? Bukannya tadi Leng Sicheng mengatakan … hanya ada dia di dalam hatinya?     

Jadi, Leng Sicheng bisa bicara begitu padanya, lalu langsung keluar rumah, dan baru pulang larut malam dari STAR bersama Xu Zipei? Apa benar ada dirinya di dalam hati Leng Sicheng?     

"Qingqing, jangan khawatir, ketika Sicheng di STAR, di sampingnya sama sekali tidak ada wanita, aku terus mengawasinya."      

Tidak ada yang aneh dari ucapan Xu Zipei barusan. Namun Gu Qingqing mengerti maksud ucapannya, yakni, maksudnya malam ini Leng Sicheng hanya bersama Xu Zipei terus, dan hanya dia satu-satunya wanita yang ada di samping Leng Sicheng.     

Gu Qingqing mengepalkan tangannya, seluruh tubuhnya mulai gemetaran! Dia merasa jika dirinya masih terus berdiri di sini, dia tidak akan bisa menahan diri dan malah memaki dengan keras!     

Walaupun hubungan Gu Qingqing dan Leng Sicheng sedang renggang karena masalah Ayah Gu, namun ini urusan mereka berdua, Xu Zipei sebagai sebagai orang luar tidak perlu pura-pura bersikap baik di sini sekarang!     

Tetapi, melihat sikap Leng Sicheng terhadap ibunya hari ini, Gu Qingqing juga mengerti. Leng Sicheng sudah sangat muak dengan keluarganya. Meskipun pria itu mengatakan bahwa mementingkannya dari apa pun, namun siapa tahu, jangan-jangan itu hanya kata-kata yang diucapkan Leng Sicheng untuk membujuknya saja?     

Jika sekarang Gu Qingqing mengatakan sesuatu yang membuat Leng Sicheng marah, mungkin saja kakaknya benar-benar harus hidup di dalam penjara seumur hidup?     

Namun ia benar-benar ingin bergegas ke depan mereka dan menampar wajah mereka. Ia menahan keinginannya ini dengan susah payah, kemudian masuk ke dalam seperti sedang melarikan diri, dan menutup pintu balkon dengan keras. Dia tidak memiliki keberanian untuk menghadapi Xu Zipei.     

Tapi, Gu Qingqing tidak tahu, tindakannya yang masuk ke dalam kamar tanpa mengatakan apa pun ini benar-benar telah membuat hati Leng Sicheng terluka!     

Leng Sicheng tidak menyangka Gu Qingqing dapat membalikkan badannya dengan begitu tegas dan tak berperasaan, ekspresi wajah Gu Qingqing terlihat begitu dingin!     

Hanya karena masalah Gu Qingshan, karena Leng Sicheng sudah mendorong dan mengancam Wu Aimei, Gu Qingqing kini tidak mau memperdulikannya lagi?     

Leng Sicheng menggenggam erat tangannya yang terluka, dia maju satu langkah kemudian memanggil dengan keras, "Gu Qingqing!"     

Gu Qingqing tidak menjawab, Leng Sicheng menjadi semakin marah. Dia ingin Gu Qingqing keluar dan membicarakan masalah itu dengan jelas! Namun kata-kata yang ingin ia ucapkan harus terhenti di ujung lidahnya, dan malah mengatakan, "Sedang ada tamu, apa kamu tidak tahu sopan santun?"     

Sopan santun? Harus bersikap sopan seperti apa lagi? Gu Qingqing yang ada di dalam kamar sudah mau meledak, dia segera membuka pintu balkon dan jalan keluar, dia berusaha mengendalikan nada bicaranya, "Selamat malam, mau minum teh di dalam?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.