Permaisuri Kembali ke Sekolah

Kamu Mempunyai Seorang Bawahan Ksatria yang Setia



Kamu Mempunyai Seorang Bawahan Ksatria yang Setia

Ketika Arthur berlutut di depan Yin Wushuang, semua anggota tim tampak tercengang dan mereka pun berseru. Saat itu yang paling cepat bereaksi adalah Caitlin. Ia segera menyela, "Ksatria Arthur, apakah kamu tidak mau mempertimbangkan lagi sumpah seorang ksatria kepada Yin Wushuang?"     

Sumpah ksatria adalah sumpah yang harus ditepati oleh seorang ksatria seumur hidupnya sampai mati. Kalau tidak menepati janji tersebut, maka ia tidak memenuhi syarat sebagai seorang ksatria. Ia akan mendapat penghinaan dan akan dikucilkan.     

Apalagi Arthur bukan berasal dari keluarga yang biasa. Kalau ia sampai melanggar sumpah yang telah diucapkan, maka itu akan membuat seluruh keluarganya merasa malu. Karena itulah Caitlin merasa kaget melihat tindakan Arthur pada Yin Wushuang. Bagaimanapun juga Yin Wushuang hanyalah orang China!     

Arthur menatap Caitlin dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Seandainya tadi aku terlambat selangkah saja, mungkin kepalaku sudah berada di tempat lain. Aku adalah ksatria yang pandai dalam berperang, aku tahu bahwa Yin Wushuang telah menyelamatkan nyawaku."     

Bayangkan saja, sebidang tanah yang keras saja bisa dihancurkan sampai berlubang. Seandainya itu adalah kepalanya Arthur… mungkin sudah pecah berkeping-keping. Seorang penyelamat tetap lah penyelamat tidak peduli apa pun rasnya.     

Tidak lama kemudian Ailun pun datang. Ia melihat wajah Arthur yang tetap teguh dengan keputusannya, lalu ia pun memandang Yin Wushuang, dan berpikir sejenak lalu berkata, "Yin Wushuang, keluarga Arthur akan menepati apa yang mereka katakan. Kamu memang telah menyelamatkan nyawanya. Kalau kamu bersedia menerima sumpah ksatrianya, maka kamu bisa menerima pedangnya. Karena kamu adalah wanita, kamu perlu mencium mata pedangnya…"     

Yin Wushuang mengernyitkan keningnya dan bertanya, "Bagaimana kalau aku tidak menerimanya?"     

Seketika Ailun langsung tertegun, kemudian ia teringat bahwa Yin Wushuang bukan orang dari Liga Utara. Maka ia pun menjelaskan, "Sumpah ksatria adalah ikatan nyawa. Sangat jarang ada orang yang akan menolak sebuah sumpah ksatria. Kalau kamu menolaknya, itu akan membuat Arthur sangat dipermalukan."     

"Keluargaku akan mendapat malu. Orang tuaku akan marah, aku juga akan menjadi bahan tertawaan semua orang." Tampang Arthur sangat kebingungan, "Kelak ke mana pun aku pergi, akan ada orang yang berkata, 'Hei, tahu Arthur itu? Ksatria Arthur yang cemerlang, dia bersumpah kepada gadis China tapi ditolak!' akan ada banyak orang yang berkata seperti itu kepadaku."     

Arthur menundukkan kepalanya saat menyatakan konsekuensi yang mungkin akan terjadi itu, "Mungkin aku bahkan akan disingkirkan dari gereja Tian Sheng, karena akan mempengaruhi reputasi gereja. Kemudian karir di sisa hidupku selanjutnya, mungkin akan…. Ah! Sungguh mimpi yang sangat buruk!"     

Ailun hanya bisa terdiam dan tidak berkata apa-apa, "…..."      

'Tunggu, tunggu sebentar, kenapa seserius itu?' Batin Ailun.     

Sekelompok orang yang ada di sana tampak setengah ragu setengah percaya. Di sisi lain, Yin Wushuang tidak memahami mekanisme sumpah ksatria ini. Sudut bibirnya tampak berkedut, lalu ia menatap Ailun dan berkata, "Kalau aku menerima sumpah ksatria, apakah ada suatu konsekuensi yang buruk bagiku? Misalnya memikul beberapa tanggung jawab yang tidak perlu."     

"Tidak ada." Ailun menggelengkan kepalanya, "Pedangnya bersedia melayanimu, itu berarti bahwa kamu mempunyai seorang bawahan ksatria yang setia. Lagi pula Arthur adalah seorang ksatria cemerlang tingkat sembilan, kekuatannya sangat hebat."     

Yin Wushuang mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penjelasan itu. Kemudian ia pun menerima pedang Arthur dan mencium mata pedang itu dengan lembut. Setelah itu ia mengembalikan pedang tersebut kepada Arthur.      

Lalu Arthur pun berdiri dan mengembalikan pedang besar itu ke dalam sarungnya, sambil mengedipkan matanya. Para gadis muda yang ada di sana memandang Yin Wushuang dengan sorot mata penuh iri hati, sementara para laki-laki tidak dapat berkata apa-apa.     

Ksatria cemerlang yang terhormat bersumpah kepada seorang gadis sambil setengah berlutut, sungguh sangat romantis.     

-     

Beberapa saat kemudian, tim kedua akademik itu bergerak maju lagi. Karena peristiwa tidak terduga sebelumnya, kali ini semuanya menjadi sangat waspada. Sedikit tiupan angin dan rumput yang bergerak pun akan membuat mereka mengangkat kepala dan memeriksa apakah ada roh yang bersiap menyerang mereka atau tidak.     

Kini suasananya terasa sangat suram, namun mereka bergerak tanpa hambatan di sepanjang jalan, hingga akhirnya mereka tiba di vila tempat berlibur. Semakin mereka mendekat ke vila, mereka merasa auranya semakin dingin dan suram.     

Tampak ada jaring laba-laba bergelantungan di pintu besi, daun-daun layu berhamburan di tanah. Bahkan air di kolam renang telah berubah warna menjadi merah dan terlihat sangat aneh. Semuanya merasa sedikit sesak napas. Kemudian Arthur berbisik, "Minum ramuan pengusir setan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.