41. DATANGI AKU JIKA INGIN TAHU
41. DATANGI AKU JIKA INGIN TAHU
"Kok gitu sih gimana? Aku cuma suruh kamu pergi dari hadapan kami. Aku enggak pernah meminta kamu datang ke meja kami. Sudah jelas aku enggak suka kamu dekati masih saja kamu datang kesini. Kadang aku enggak ngerti sama jalan pikiran kamu. Sebagai wanita kamu harus punya rasa malu. Tak semua pria suka dengan wanita agresif seperti kamu. Jika selama ini pria bertekuk lutut sama kamu tidak dengan aku Kinan. Aku Aldebaran sudah punya istri dan juga anak. Jangan pernah menjadi duri dalam rumah tanggaku. Masih banyak pria lain yang belum beristri." Bara menasehati Kinanti.
"Tapi kenapa pesona suami orang begitu aduhai ya Bar?" Kinanti malah menggoda Bara. Berusaha menyentuh dada Bara namun tangannya di tepis.
"Jangan berani sentuh aku," hardik Bara berang. Kinanti seperti melecehkannya.
Selama ini selalu wanita yang jadi korban pelecehan, namun kali ini Bara merasa Kinanti sudah melecehkannya.
"Jangan sok jual mahal Bar. Aku tahu kamu sudah beristri tapi istri kamu pergi Bar. Orang yang kamu akui sebagai istri itu adalah adik tiri kamu. Jangan bilang aku enggak tahu siapa kamu sebenarnya. Aku tahu masa lalu kamu Bar."
Bara terperangah mendengar penuturan Kinanti. Masa lalu yang seperti apa yang wanita itu ketahui? Bara sebenarnya penasaran dan ingin tahu namun ia pura-pura tidak ingin tahu.
"Jangan sok tahu kamu." Bara malah mentertawai Kinanti hingga membuat wanita itu makin naik darah.
Kinanti masih berusaha tersenyum meski ia sudah muak. Wanita itu berniat ingin memberikan Bara pelajaran karena telah berani merendahkannya.
"Aku bukannya sok tahu Aldebaran. Aku tahu kok masa lalu kamu. Aku tahu kamu hilang ingatan karena kejadian tiga tahun yang lalu. Kepala kamu di door sehingga kamu lupa segalanya...." Kinanti sengaja menggantung ucapannya. Ingin melihat reaksi Bara. Benar saja pria itu menatap tajam dan diliputi rasa penasaran.
Tia dan Daniel yang duduk menyaksikan percakapan mereka ikut penasaran dengan apa yang diketahui Kinanti tentang masa lalu bos mereka.
"Hanya segitu saja pengetahuan kamu?" Bara kembali mencibir. Cara untuk membuat Kinanti bicara ya dengan tak menghiraukannya.
"Sudahlah Bar. Jangan bodohi aku. Kinanti tak semudah itu kamu bodohi. Kamu sebenarnya penasaran bukan? Bersikap sok tak ingin dengar apa yang aku ketahui tapi kamu sendiri penasaran. Cara kamu sudah terbaca Bar. Jika kamu ingin tahu semuanya, temui aku di hotel nanti malam," ucap Kinanti dengan suara serak khas orang diliputi gairah. Wanita itu melangkah pergi dari hadapan Bara.
Bara menggeram kesal karena Kinanti menggantung ceritanya. Bara memang penasaran dan ingin tahu. Wanita itu benar-benar nenek lampir. Bisa membaca situasi da nisi otaknya.
Kinanti menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Bara.
"Call me Bar jika ingin tahu segalanya. Aku enggak akan pelit kasih tahu kamu kenyataannya."
Perempuan itu benar-benar pergi setelah mengatakan semuanya. Bara memukul meja karena kesal. Wanita itu memantik rasa ingin tahunya lebih dalam. Batin Bara bergejolak apakah harus menemui wanita itu apa tidak? Bara tahu resiko apa yang akan menjeratnya jika nekat menemui Kinanti di kamar hotel. Jangan harap wanita itu akan Bara tiduri jika mengatakan semuanya. Tak akan pernah. Bara tak akan sudi. Meski perempuan itu merengek dan merangkak di bawah kakinya Bara tak akan sudi menidurinya.
"Perempuan jalang," maki Bara kesal menahan amarah.
"Pak jangan hiraukan wanita itu." Tia mengingatkan Bara. Wanita itu takut melihat kemarahan di mata sang bos.
"Pak jangan gubris wanita ular itu. Dia hanya ingin Bapak mendatanginya. Jangan masuk perangkap dia Pak. Dia akan menggunakan berbagai macam cara untuk menjerat Bapak. Kinanti hanya ingin menantang dirinya. Rasa penasaran membuat dia bernafsu untuk menaklukkan Bapak," lanjut Tia lagi.
Tia benar-benar cemas dan takut jika Bara terperangkap dalam permainan Kinanti. Sampai kapan pun Tia tidak akan membiarkan Kinanti dengan rencananya. Tia sudah bisa memprediksi Kinanti akan menggunakan cara kotor untuk menjerat atasannya.
"Saya tidak bisa diam saja Tia. Saya penasaran bagaimana wanita itu bisa tahu peristiwa penembakan saya. Tragedi penembakan itu sendiri tak pernah masuk berita di koran bahkan portal online karena Zico sendiri telah menyuap wartawan agar tak memberitakan kejadian itu. Saya juga penasaran dengan masa lalu saya. Terlalu banyak yang Dian tutupi dari saya. Apa yang perempuan itu ketahui tentang saya. Mau tidak mau saya akan datangi wanita itu."
"Tapi Pak?" Tia tak setuju dengan ide Bara mendatangi Kinanti di kamar hotelnya.
"Kita akan atur strategi. Kalian ikut dengan saya." Mata Bara berkilat menahan gejolak rasa ingin tahu.
Setelah menyelesaikan makannya. Ketiganya kembali ke hotel. Kebetulan mereka akan mengadakan meeting di hotel tempat mereka menginap. Bara kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap menuju salah satu kamar hotel yang mereka jadikan tempat mengadakan meeting.
Jam delapan malam waktu KL mereka menuju kamar hotel tempat pertemuan dengan Tuan Irfan Khan. Pebisnis KL keturunan India itu sengaja ingin bertatap muka di kamar hotel karena tak nyaman meeting di restoran hotel. Sesampainya mereka di kamar tujuan, orang-orang Tuan Irfan Khan sudah bersiaga di depan pintu kamar. Sepertinya bodyguard Tuan Irfan Khan.
"Apa Tuan Irfan sudah datang?" Tanya Tia dalam bahasa Inggris pada salah satu bodyguard.
"Belum. Tuan meminta kalian menunggu di dalam," ucap si pria itu membukakan pintu kamar. Ketiga masuk ke dalam kamar. Bahkan si bodyguard memberikan minuman untuk ketiganya.
"Silakan diminum Bapak dan Ibu. Tuan akan datang sebentar lagi. Beliau sudah di jalan."
"Terima kasih," ucap Bara berbasa-basi.
"Kok aku deg-degan ya bos," ucap Tia dengan tangan gemetar.
Tuan Irfan Khan sudah mempersiapkan semuanya. Terlihat ada layar infocus dan laptop yang sudah menyala. Bara takjub dengan Tuan Irfan, pebisnis itu sangat detail.
Tak lama setelah itu Tuan Irfan Khan datang bersama dua orang asisten kepercayaan. Bara tahu itu karena ini bukan pertemuan mereka yang pertama.
"Welcome Tuan Irfan Khan," sambut Bara merentangkan tangan.
Tuan Irfan Khan membalas sambutan Bara. Pria itu memeluk Bara sebentar lalu melepaskannya. Berbasa-basi lalu mereka membicarakan masalah bisnis yang akan mereka sepakati.
Bara melirik Daniel. Pria itu memasang colokan infokus ke laptop mereka. Layar infokus menampilkan slide power point materi yang akan dipresentasikan pada Tuan Irfan Khan. Bara sendiri yang akan mempresentasekannya pada Tuan Irfan Khan.
****
Cerita ini hanya ada di webnovel. Jika menemukan cerita ini di platform lain berarti cerita ini telah dibajak. Jangan lupa baca novel saya yang satu lagi tak kalah menarik dan mengocok perut. Doctor Couple : Pernikahan Sang Dokter Cinta.