2. BERTEMU G
2. BERTEMU G
Wanita mana yang tidak sakit hati dituduh mandul, apalagi ibu mertua ikut campur dalam rumah tangga mereka. Lona bahkan menghina Angel bahwa ia wanita mandul yang tidak bisa mempunyai anak. Angel diibaratkan bak pohon namun tak bisa menghasilkan buah.
Mereka berdua bahkan sudah melakukan pemeriksaan. Dokter mengatakan jika kondisi kesehatan mereka baik-baik saja. Namun Lona dan Zico menyalahkannya kenapa tak kunjung memiliki anak. Angel bahkan sangat tertekan karena dicap wanita mandul. Akibat permasalahan rumah tangga Angel sering main ke klub. Disanalah Angel bertemu dengan suaminya sekarang. Demi membuktikan bahwa ia tidak mandul, Angel berselingkuh dan hamil.
Karena hamil anak pria lain Angel meminta cerai dari Zico. Pria itu bahkan tak keberatan ketika Angel mengajukan gugatan cerai.
Karena bisa hamil dan terbukti tak mandul. Angel merasa di atas angin. Dia balik menghina Zico dan Lona. Angel bahkan menyebarkan rumor jika Zico adalah pria mandul. Zico pun jadi bahan gunjingan para pebisnis Singapura. Semenjak rumor itu beredar Zico tak berani muncul di acara para pebisnis. Mereka selalu menanyakan isu kemandulannya. Telinga Zico terasa panas mendapat pertanyaan itu, apalagi Angel berhasil menarik simpati orang-orang. Angel seolah-olah jadi istri yang tersiksa dan dizolimi suami.
"Dian jangan terlalu banyak suapi cakenya. Gue enggak suka cake," ucap Zico sambil mengunyah cake.
"Itu mantan istri lo. Kenapa dia melihat kita? Lama-lama gue risih. Kayaknya dia dendam banget sama lo. Sejahat apa sih lo dulu hingga mantan istri lo itu dendam banget?"
"Gue dan mami udah jahat sama dia. Kami menuduh dia mandul hingga Angel kehilangan kepercayaan diri."
"Pantes aja dia benci sama lo. Gue kalo jadi Angel udah gue cekik lo."
Zico tertawa terkekeh.
"Lo udah terbukti subur Dian. Buktinya Alvin."
"Perumpamaan Zi. Kalo itu mah gue udah tahu keles."
"Sepertinya gue udah mulai bosan. Gimana kalo kita pulang saja?"
"Gue mau ke rumah sakit dulu liat Bara. Mau pastikan dulu keadaan dia. Apakah dia udah ada perkembangan. Gue kaget kenapa Bara bisa hilang ingatan."
"Mungkin efek tembakan di kepalanya. Itu Bara ajaib bisa sembuh."
"Yuk kita pulang. Gandeng tangan gue. Mantan istri lo masih liatin kita."
"Okey."
Zico dan Dian jalan sambil bergandengan. Sebelum pulang mereka pamitan dengan Tuan Zhang.
"Jadi kalian punya hubungan?" Tanya Tuan Zhang pada keduanya.
Zico dan Dian hanya membalas dengan senyuman.
"Kalian sangat cocok. Saya harap kalian segera menikah," lanjut Tuan Zhang lagi.
"Doakan saja Tuan Zhang," ucap Zico mengamini.
Tuan Zhang menepuk bahu Zico.
"Kau pintar sekali mencari wanita Zi. Sesama pebisnis hebat."
"Terima kasih atas pujiannya Tuan."
Mereka berdua kemudian pamit namun langkah mereka terhenti ketika berpapasan dengan G. Darah Zico menggelegak ketika melihat rivalnya tersebut.
"Arzico Aditia," panggil G dengan nada mencemooh. Rasa cemburu melanda G kala melihat Dian menggandeng tangan Zico.
Zico tahu mata G melihat kemana. Tanpa permisi tangan Zico melingkari pinggang Dian. Gigi G bergemeletuk ketika Zico menyentuh Dian bahkan wanita itu tidak protes.
"Hai Giovani. Bagaimana kabarmu?" Tanya Zico berbasa basi.
"Gue rasa lo lagi terbakar cemburu kayaknya," sarkas Zico menyindir.
"Diam lo bajingan."
"Seharusnya lo yang diam," balas Zico lagi.
"Gue pikir lo akan mati saat itu. Padahal gue udah berharap begitu. Gara-gara deportasi gue kehilangan berita tentang lo. Dian sayang, apakah yang dilakukan bajingan ini padamu? Kenapa kalian bisa sedekat ini?"
"Bukan urusan kamu G," jawab Dian diplomatis.
"Jangan kaku begitu sayang," ucap G dengan manis.
"Berani sekali lo manggil Dian sayang." Wajah Zico menegang. Ia tak terima jika ada pria lain yang memanggil Dian dengan sebutan sayang.
"Apa hak lo melarang gue manggil Dian sayang?" G meradang. Pria itu ingin sekali mengejar Zico namun dia sadar sedang berada di pesta Tuan Zhang. G tidak ingin membuat keributan dan membuat Tuan Zhang marah padanya. Jika membuat Tuan Zhang marah maka akan mengancam kerja sama bisnis mereka.
"Tentu saja gue berhak melarang lo karena Dian adalah calon istri gue. Kami memutuskan akan menikah demi Alvin," ucap Zico sekenanya. Pria itu melirik Dian, tak ada penolakan disana ketika ia mengatakannya.
"Jangan asal bicara lo brengsek." G menarik kerah baju Zico.
"G hentikan!" Dian buka suara.
"Apa yang dikatakan Zico benar. Kami memutuskan untuk menikah."
"Sayang jangan bicara seperti itu. Kamu pasti diancam bajingan ini makanya mengatakan semua ini."
"Aku tidak diancam G. Kami benar-benar akan menikah," ucap Dian tanpa ragu.
"Masa kamu mau menikah dengan pria yang telah memperkosa kamu?" G melirik Zico tajam. Ia tak terima dikalahkan Zico. Ia kehilangan Dian. G patah hati. Sekalinya jatuh cinta namun cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Itu hanya masa lalu G. Kamu tak berhak ikut campur dalam kehidupanku. Kamu bukan siapa-siapa."
"Jangan bercanda sayang," ucap G memelas.
Zico menyunggingkan senyum melihat kekalahan dan kekecewaan G.
"Aku tidak bercanda," jawab Dian dengan mimik serius.
"Jangan bersikap seolah-olah kita pernah menjalin hubungan di masa lalu G. Kita tak punya hubungan apa-apa. Terserah aku mau menikah dengan siapa."
"Aku sangat mencintai kamu sayang. Kamu tahu kenapa aku menculik bajingan itu." G melirik Zico sebentar lalu melanjutkan bicaranya.
"Aku hanya ingin membalaskan dendam kamu. Dia layak mendapatkannya karena telah merusak masa depan kamu."
"Kamu tidak berhak melakukannya G. Ayo Zi kita pulang," ucap Dian menggandeng tangan Zico.
Mereka berdua meninggalkan G yang tengah diliputi amarah. G mengambil ponsel lalu menghubungi Mike.
"Aku bertemu dengan Zico dan Dian. Cari tahu apa yang mereka lakukan di Singapura. Aku yakin mereka ke Singapura ada tujuan lain. Tak hanya menghadiri pesta Tuan Zhang."
"Baik bos akan aku laksanakan," jawab Mike.
"Aku butuh informasi dengan cepat Mike. Aku tidak bisa menunggu lama."
"Baik bos. Akan aku usahakan cepat."
G menggeram kesal memukuk dinding hingga tangannya berdarah. Ia tak terima dikalahkan Zico dengan telak. Apa yang ia khawatirkan benar-benar terjadi. Dian dan Zico menikah demi Alvin. Sampai kapan pun G tak akan membiarkan Dian menikah dengan Zico.
Dian hanya miliknya dan harus menjadi miliknya. G sudah terobsesi dengan Dian semenjak pertemuan mereka di bandara Perth, Australia.