Jodoh Tak Pernah Salah

Part 408 ~ Membalas Bara



Part 408 ~ Membalas Bara

"Apa yang akan kita lakukan ayah?" Iqbal menatap sang ayah dengan serius.     

"Tentu saja memisahkan mereka. Nama baik kita dipertaruhkan karena Bara. Telinga ayah sudah panas karena rekan bisnis ayah menanyakan Bara. Dia daging busuk yang harus dibuang dalam keluarga kita. Ayah tidak mau dia menodai nama baik kita. Ayah benar-benar sakit hati sama dia dan Herman. Beraninya mereka menipu keluarga kita. Ayah sudah membungkam mulut orang-orang yang ingin mengorek masa lalu Bara. Dari kecil kamu dan Dila jadi anak penurut dan patuh. Gara-gara Bara, Dila jadi melawan dengan ayah. Sudah berani bersuara keras dan membalas kata-kata ayah. Orang seperti itu memberikan pengaruh buruk pada adik kamu."     

"Rencana ini harus kita simpan rapat-rapat dari bunda. Rencana ini tidak boleh bocor. Naura dan bunda berada di pihak Bara dan Dila. Sedikit saja kita salah, maka kesempatan memisahkan Bara dan Dila tidak akan ada lagi."     

"Kamu benar Iqbal. Kita harus secepatnya bergerak. Kita harus buat siasat agar Bara pergi dari sisi Dila walau pun sebentar. Waktu yang sebentar itu kita pergunakan untuk menekan Dila."     

"Ayah benar. Kita akan melakukannya dengan cepat."     

"Kamu pergi kesana atau bagaimana?"     

"Kita atur rencana dulu ayah. Setelah rencana kita matang maka kita akan mengeksekusi. Kita tidak boleh gegabah. Ingat peringatan dari Darrel. Kita tak boleh memancing Bara. Bisa jadi sekarang dia diam tak bergerak menurut kita, padahal dia sedang menyusun rencana untuk menjatuhkan kita."     

"Kamu benar Iqbal." Defri menopang dagu. "Ayah tak menyangka Bara sangat menakutkan. Dia bisa membungkam empat puluh orang dewan hanya dalam satu kali pukulan."     

"Dian juga mematikan. Pantas saja dia selalu berada di sisi Bara. Wanita itu sama mematikannya dengan Bara. Ayah ingat bagaimana dia hampir membunuh Zico?"     

"Benar sekali. Dia hampir membunuh Zico lalu menyelamatkan pria itu. Dunia ini sangat sempit Iqbal. Ternyata Dian memiliki anak dengan Zico meski anak itu lahir dari hasil pemerkosaan. Kita juga harus berhati-hati dengan Dian. Naura sangat dekat dengan Dian. Jangan sampai Naura tahu rencana kita."     

"Baik ayah."     

"Nama baik keluarga kita harus dijaga sampai kapan pun. Kamu anak laki-laki ayah. Pertahanankan nama baik keluarga kita di depan orang-orang. Kadang kita perlu membuang daging busuk agar tak membuat daging lainnya ikut busuk."     

"Bunda ayah?"     

"Biar ayah yang mengurus bunda. Dila berhasil mempengaruhi bundanya hingga berani melawan. Empat puluh tahun kami menikah baru kemarin bunda berani melawan dan menantang ayah."     

"Kita tidak bisa anggap enteng ancaman bunda. Bunda sama dengan ayah. Tidak pernah bermain-main dengan ucapannya."     

"Itu urusan ayah bukan urusan kamu. Tugas kamu jemput Dila dan tekan dia buat meninggalkan Bara dengan bukti-bukti ini."     

"Baik ayah.     

*****     

Darrel tersenyum sumringah ketika telah selesai memberikan bukti-bukti kejahatan Bara di masa lalu. Pria itu masuk ke dalam mobil dan lalu menyetir mobilnya ke suatu tempat. Sepanjang perjalanan Darrrel bernyanyi dan bersiul. Misinya telah selesai. Hanya melakukan satu pekerjaan dia mendapatkan dua bayaran dari orang yang berbeda. Tujuannya sama ingin menjatuhkan Bara. Mobil Darrel berhenti di sebuah rumah sakit swasta. Pria itu memarkir mobil dan masuk ke dalam ruangan VVIP.     

Ada orang yang harus ia temui disana. Seorang pasien jantung duduk terbaring di atas ranjang. Dia menggunakan selang oksigen untuk membantu pernapasannya. Tubuhnya telah ringkih, dengan mata melotot, kulit kering dan rambut memutih.     

"Dar-Darrel," panggil pria tua itu dengan suara pelan dan serak.     

"Ya Pak Latif." Darrel tersenyum manis melepaskan kacamata dan topi. Wajah tampannya langsung terekspos. Mungkin jika kaum hawa melihat akan menjerit-jerit karena wajahnya sangat tampan dan mempesona.     

"Bagaimana?" Latif berusaha duduk dibantu oleh asisten pribadinya. Darrel mengambil posisi duduk di sofa.     

Semenjak kasus video mesumnya terkuak ke permukaan. Anak dan istrinya membuang Latif. Mereka sangat kecewa karena diluar sana Latif bermain dengan perempuan muda. Bahkan ketika mereka tahu Latif terbaring tak berdaya di rumah sakit, anak dan istrinya tetap tak peduli. Puncaknya istri Latif melayangkan gugatan cerai padanya. Tak pernah terbayangkan oleh Latif jika karier politiknya berakhir mengenaskan. Semua orang meninggalkannya termasuk keluarganya sendiri. Dendam Latif pada Bara telah mendarah daging. Pria itu bahkan tidak mau mati sebelum dendamnya pada Bara terbalaskan.     

"Sesuai permintaan anda Pak. Saya sudah mengadu domba Defri, Iqbal dan Bara. Mereka akan saling menghancurkan dan membenci. Anda benar jika Defri sangat sombong, arogan dan menjunjung tinggi harga diri. Pria itu tidak akan membiarkan nama baiknya hancur dimata orang lain. Dia terlalu mengutamakan ego dan gengsi. Padahal dia tak sadar ego dan gengsi yang akan menghancurkan dia kelak."     

"Kau benar Darrel. Dia terlalu membanggakan diri. Rasa bangga bisa terbagi dua. Yakni kebanggaan sejati dan kebanggaan terselubung. Kebanggaan sejati muncul ketika kita merasa baik tentang diri sendiri, cukup percaya diri, dan produktif. Ini berhubungan dengan ciri-ciri kepribadian sosial yang adaptif dan positif seperti bersikap ramah, murah hati, teliti, tekun dan bekerja keras, serta stabil secara emosional. Kebanggaan terselubung cenderung berfokus pada pencapaian dominasi, alih-alih gengsi seperti arogansi, intimidasi, agresi dan permusuhan, pun berhubungan dengan sifat-sifat antisosial seperti terlihat menyebalkan, memiliki harga diri rendah, serta rentan merasa malu."     

"Defri orang yang memiliki kebanggaan terselubung." Darrel memotong ucapan Latif.     

"Kau benar Darrel. Cara menghancurkan musuh dengan cepat dengan menggunakan mata-mata dari dalam bukan dari luar. Istilah musuh dalam selimut sangat berbahaya, karena dia tidak tampak cenderung menyembunyikan diri. Cara menghancurkan Bara dengan mengadu dombanya dengan keluarganya sendiri. Bara terlalu tangguh untuk kita lawan. Dila adalah kelemahan Bara. Kita gunakan kelemahan Bara untuk membuatnya hancur. Aku bisa tebak jika Bara menahan diri tidak melakukan perlawanan pada Iqbal mau pun Defri karena memandang Dila. Pasti istri Bara akan sedih jika suaminya melukai ayah dan kakaknya. Makanya kita harus menghasut Defri atau Iqbal untuk melakukan serangan lebih dulu."     

"Apa anda bahagia Pak?" Darrel duduk di sebelah ranjang Latif. Memandang wajah pria itu dengan lekat. Siapa sangka politisi yang sangat berpengaruh, disegani dan ditakuti akan berakhir dalam ruangan rumah sakit dan hidup dibantu oleh alat-alat medis. Defri serangan jantung ketika videonya tersebar. Pria itu bahkan harus dirawat dalam jangka waktu yang sangat lama karena penyakit jantungnya sangat parah. Perihnya, ketika sakit tak ada yang peduli dengannya kecuali asisten yang selalu setia padanya.     

"Tentu saja aku bahagia Darrrel. Aku akan mati dengan tenang ketika Bara telah hancur berkeping-keping."     

"Apa anda ingin aku membunuh Bara?"     

"Membunuhnya? Lebih baik dia disiksa. Mati terlalu enak untuknya. Lebih baik siksa dia dengan jauh dari Dila. Selebihnya terserah kamu."     

"Baiklah Pak." Darrel tersenyum misterius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.