Part 401 ~ Transfer Embrio
Part 401 ~ Transfer Embrio
Bara mengetuk kaca mobil ketika Dila sedang melepaskan pakaiannya. Dila menurunkan kaca mobil. Bara tertawa lucu dengan mata membelalak.
"Sayang, kenapa udah buka baju aja?Bukankah kita transfer embrio bukan gesek kartu ATM?" Bara menggoda sang istri.
Dila membuka pintu mobil lalu menarik Bara masuk mobil. Tarikan yang sangat kuat membuat Bara menindih tubuh Dila.
Tanpa malu Dila mencium bibir Bara sekilas, lalu melepaskan tautan bibir mereka. Jika dilanjutkan takut ada orang yang melihat.
"Sangat merindukan aku?" Bara tersenyum bahagia sang istri mulai genit.
"Sangat," jawab Dila mengalungkan tangannya ke leher Bara.
"Aku juga." Bara menarik tangan Dila lalu membawanya keluar mobil.
Dila mengunci pintu mobil. Dia dan Bara naik lift menuju ruangan dokter Dedi. Sebelumnya Bara sudah berkomunikasi dengan sang dokter.
"Pagi dokter," sapa Bara ketika masuk ke dalam ruangan dokter Dedi.
"Pagi juga Pak Bara, Ibu Dila. Silakan duduk," balas dokter Dedi ramah.
"Terima kasih dokter."
"Kami sudah berhasil melakukan pembuahan. Ada beberapa sel telur yang berhasil kami buahi. Rencananya saya akan transfer embrio langsung namun Ibu Dila tak bisa kami hubungi dalam tiga hari ini, sehingga embrio yang telah dibuahi kami simpan dulu dengan cara dibekukan. Untung saja ada saya ingat dengan dokter Naura sehingga lebih gampang komunikasinya."
"Maaf dokter. Handphone saya rusak dan diperbaiki," balas Dila berbohong. Mana mungkin ia bilang jika handphonenya dirampas suami dokter Naura.
"Tidak apa-apa. Kita sudah bertemu. Melihat siklus haid Ibu, jadi hari ini masa subur. Malah puncak masa subur Ibu. Jadi kita bisa melakukan transfer embrio. Sesuai dengan permintaan Bapak dan Ibu. Saya akan memasukkan tiga embrio ke rahim Ibu Dila. Semoga rejeki kalian dapat bayi kembar tiga alias triplets."
"Amin." Bara mengamini ucapan dokter Dedi.
Dokter Dedi menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
Proses pembekuan dimulai setelah sel telur yang sudah dibuahi berkembang menjadi embrio, setelah diinkubasi di laboratorium khusus. Embrio kemudian dimasukkan ke dalam cairan khusus atau CPA (cryoprotective agent) sebelum dibekukan. Cairan ini akan melindungi sel dari kerusakan, saat proses pembekuan dan penyimpanan dilakukan.
Sel yang sudah dicampur dengan cairan CPA kemudian akan didinginkan, baik secara perlahan maupun cepat (vitrification). Pendinginan embrio yang dilakukan secara perlahan dapat memakan waktu 1-2 jam. Umumnya metode pendinginan embrio secara cepat membutuhkan CPA yang lebih kuat. Setelah proses pendinginan selesai, embrio yang sudah beku akan disimpan pada suhu -196 oC di dalam nitrogen cair. Proses pembekuan embrio akan dilakukan 1-6 hari setelah pembuahan. Embrio yang sudah disimpan di suhu sangat rendah dapat bertahan sangat lama, bahkan hingga bertahun-tahun setelah proses pembuahan dilakukan.
Jika calon ibu sudah siap untuk menjalani transfer embrio yang sudah dibekukan, maka proses penanaman embrio dapat dilakukan. Embrio yang sudah dibekukan akan dicairkan terlebih dahulu, dengan direndam di dalam cairan khusus. Cairan ini juga berfungsi untuk menghilangkan CPA yang melindungi embrio pada masa penyimpanan, dan mengembalikan kadar air di dalam sel embrio.
Seperti penjelasan sebelumnya, penanaman embrio yang telah cair akan disesuaikan dengan masa subur calon ibu. Dokter dapat memberikan hormon atau menunggu masa subur terjadi secara alami.
Calon ibu yang diberikan hormon sebelum penanaman embrio, akan dipantau kadar hormonnya melalui pengambilan sampel darah sejak menstruasi terjadi. Setelah menstruasi selesai, dokter akan mulai memberikan hormon. Jika kondisi rahim sudah siap untuk menerima embrio, penanaman akan dilakukan.
Pada penanaman embrio yang disesuaikan dengan masa subur calon ibu, pemantauan kondisi hormon alami tubuh dan rahim akan dilakukan secara lebih intensif, dibanding pada pasien yang diberikan terapi hormon. Pemantauan hormon dilakukan melalui sampel darah, sedangkan pemantauan kondisi rahim dilakukan melalui USG. Jika masa subur sudah dipastikan, calon ibu akan menerima tambahan hormon progesteron untuk mempersiapkan dinding rahim sebelum ditanam embrio.
Proses penanaman embrio dalam keadaan sadar. Dokter Dedi memasukkan kateter ke dalam serviks hingga mencapai rahim Dila.
Dila merasa tidak nyaman ketika kateter itu masuk dalam tubuhnya. Melalui kateter ini, tiga embrio yang sudah dicairkan akan dimasukkan ke dalam rahim menggunakan alat khusus.
Proses penanaman embrio umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, namun Dila dapat merasakan ketidaknyamanan dan kram perut ringan selama prosedur berlangsung.
"Tenang ya Ibu Dila. Sebentar lagi prosesnya akan selesai."Dokter Dedi memenangkan Dila.
Beberapa jam kemudian transfer embrio selesai dilakukan.
"Pak Bara. Transfer embrio sudah selesai dilakukan. Selama dua belas hari kita akan tahu apakah transfernya berhasil atau tidak. Apakah Ibu Dila hamil apa tidak. Kita harap semua berjalan sesuai harapan kita. Selama itu juga tidak boleh berhubungan intim," ucap Dokter Dedi membuat wajah Bara dan Dila memerah.
Dokter Dedi tertawa terkekeh melihat sikap malu pasangan suami istri yang ada di depannya.
"Tidak usah malu Pak, Ibu. Sudah biasanya saya mengingatkannya. Ibu Dila tidak boleh melakukan aktivitas berat-berat. Bukan harus bedrest. Tetap beraktivitas seperti biasa cuma tidak boleh kecapekan dan stres."
"Terima kasih dokter," ucap keduanya serentak.
Setelah selesai transfer embrio mereka pergi dari rumah sakit. Sebelumnya Dila menitipkan kunci mobil Naura pada satpam rumah sakit. Saat pelarian Dila menggunakan mobil Naura. Sengaja Naura memarkir mobilnya di belakang rumah untuk memudahkan pelarian Dila.
Dila dan Bara tidur sambil berpelukan di atas ranjang. Mereka kabur ke salah satu villa milik Bara yang berada di kawasan kebun teh. Mereka melarikan diri dari Defri dan Iqbal.
Kepala Bara tenggelam di dada Dila. Mereka menikmati waktu berdua.
Baru tiga hari berpisah membuat mereka tersiksa. Dila tak bisa membayangkan hidupnya tanpa Bara. Cinta itu telah tumbuh subur dan bersemi dalam hatinya.
"Aku takut jika benar-benar berpisah dari kamu sayang," kata Bara merajuk manja dalam pelukan istrinya.
Dila mengelus rambut Bara. Mencium aroma rambut Bara yang begitu harum. Maskulin khas pria dewasa.
"Aku juga. Aku tidak bisa membayangkan jika kita benar-benar berpisah."
"Malam itu aku datang ke rumah untuk menjemput kamu. Ternyata ayah dan Iqbal sudah memberitahu satpam komplek untuk mencegah aku masuk. Malam itu kami terlibat perdebatan sengit, bahkan dengan tega Iqbal memberikan permohonan cerai padaku untuk ditandatangani."
"Kamu menolaknya, lalu kamu merobek surat cerai itu." Tebak Dila tersenyum manis pada suaminya.
"Kenapa kamu bisa tahu?" Bara bangkit dari ranjang.
"Tentu saja aku tahu.Kamu terlalu mencintaiku."
Bara mendaratkan ciuman di bibir manis istrinya. Menyesap dengan dalam. Mulai malam ini Bara harus menahan hasrat agar embrio itu berjodoh dengan rahim Dila.
Sumber :
https://www.alodokter.com/ketahui-hal-hal-yang-berkaitan-dengan-transfer-embrio-beku