Part 374 ~ Saling Memberi Kejutan
Part 374 ~ Saling Memberi Kejutan
Gara-gara nonton drakor Dila meninggalkan Bara tidur sendirian di kamar. Suaminya tertidur pulas setelah menghajarnya tiga ronde. Mumpung besok weekend Dila maraton nonton drakor.
Drama Korea itu seakan memanggil Dila untuk segera menontonnya. Kebetulan drama yang Dila tonton sangat laris dan dapat respon positif dari masyarakat. Testimoni dari Vinta membuat Dila tak sabar untuk menontonnya.
"Ngapain?" Tanya Bara tiba-tiba datang memeluk Dila.
"Lagi nonton drakor. Kata Vinta drakornya bagus."
"Drakor itu apa?"
"Drama Korea."
"Oh....." Bara duduk di sebelah Dila, mengambil alih popcorn dari tangan Dila lalu memakannya.
"Bukannya lagi tidur sayang?" Dila bertanya tanpa berkedip dari TV.
"Aku nggak bisa tidur tanpa meluk istriku," jawab Bara manja.
Dila tercengang lalu tertawa.
"Bukankah selama ini tidurnya tanpa meluk istri?"
"Dulu bedalah dengan sekarang. Dulu masih bujangan. Sekarang udah punya istri. Udah terbiasa tidur dipeluk istriku. Merasakan kehangatan tubuh istriku dan merasakan kulitnya yang lembut, selembut sutra." Bara mendekatkan wajahnya ke wajah Dila. Bibir mereka hanya berjarak satu sampai dua centi. Menggoda istrinya seperti ini sangat menyenangkan buat Bara.
Dila mendaratkan bibirnya ke bibir Bara. Mengecup sebentar lalu melepaskannya.
"Nakalnya istriku," ucap Bara tergelak tawa.
"Bukankah kamu suka aku nakal?" Tanya Dila seraya menaikkan baju tidur ke atas. Memperlihatkan pahanya yang mulus untuk memancing reaksi Bara.
Wajah Bara berbinar-binar. Tangan kanannya mengelus-elus paha Dila yang tersingkap. Lembutnya kulit Dila membuat Bara suka menyentuhnya.
"Sayang aku mau nonton dulu. Kenapa belum puas juga? Tadi sudah tiga ronde. Tubuhku remuk jika kamu minta lagi."
"Bukankah kamu yang menggodaku sayang?"
"Aku melakukannya agar kamu tidak ganggu aku nonton."
Bara mengambil bantal sofa lalu menaruhnya di paha Dila. Bara menjatuhkan kepalanya di paha istrinya.
"Begini lebih baik." Bara memejamkan mata.
Dila mengelus rambut Bara. Film yang ditonton Dila bergenre Thriller, romantis. Dila ikut meneteskan air mata ketika sang istri masih melayani suaminya berhubungan badan walau telah mengetahui kebohongan sang suami. Mereka kenal selama empat belas tahun namun sang suami hidup menggunakan identitas orang lain karena dicurigai sebagai kaki tangan pembunuhan berantai.
Dila menangis terisak-isak karena terbawa cerita drakor. Air matanya bahkan mengenai wajah Bara.
Bara membuka mata, "Kenapa kamu nangis sayang?"
"Ceritanya menguras air mata. Dan aku sedih karena suaminya telah membohongi istrinya."
"Kamu nangis nonton drakor kayak nonton drama ikan terbang."
Pecahlah tawa Dila ketika mendengar ucapan Bara. Ternyata suaminya juga tahu cerita itu.
"Kok tahu sih sayang?"
"Gimana enggak tahu. Hampir tiap hari di tayangkan di TV dan dibahas sama mak-mak yang jualan dekat kantor."
Dila melirik jam dinding. Wanita itu tersenyum misterius memandang Bara.
"Sayang aku ke belakang dulu ya." Dila pamit ke dapur.
Tak lama kemudian lampu ruang tengah mati. Gelap menyergap pemandangan Bara.
Dalam kegelapan malam Dila datang sambil membawa kue dengan lilin yang menyala.
"Selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun. Selamat hari ulang tahun." Dila bernyanyi seraya memberikan kue dan lilin ber-angka tiga puluh enam.
"Selamat ulang tahun suamiku, imamku. Semoga panjang umur, sehat selalu, diberikan kesehatan dan semoga segera jadi ayah."
"Terima kasih istriku." Bara terharu lalu meniup lilin. Tak lama kemudian Bara memberikan bunga yang sudah dipersiapkannya untuk Dila.
"Selamat ulang tahun juga istriku tersayang. Terima kasih telah sabar menghadapi suami macam aku."
Dila terharu tak menyangka jika Bara juga memberikan kejutan untuknya.
"Kita sama-sama lahir di bulan Oktober di tanggal 23. Bedanya aku lahir tahun 1984 dan kamu lahir tahun 1989. Apakah ini yang dinamakan jodoh?" Bara tersenyum manis.
Bara mengambil kotak cincin dari saku celananya. Cincin berlian bermata Ruby. Bara merunduk di depan Dila
"Fadila Elvarette maukah kamu menikah denganku?"
Dila tersenyum malu-malu.
"Sayang bukankah kita sudah menikah?"
"Kita menikah karena dijodohkan. Mari kita ulang prosesnya dari awal. Dila maukah kamu menikah dan menjadi ibu dari anak-anakku?" Bara kembali mengulangi pertanyaannya.
"Aku mau," jawab Dila terharu. Suasana gelap menambah kesan romantis. Bara memasangkan cincin di jari manis Dila sebelah kiri. Jari kanan Dila sudah terpasang cincin kawin mereka.
Bara memakaikan selendang ke kepala Dila. Selendang itu digunakan saat mereka akad nikah dulu. Tiba-tiba video akad nikah mereka diputar menggantikan drakor yang sedang ditonton Dila.
"Saya terima nikah dan kawinnya Fadila Elvarette binti Defri Sulaiman dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 100 gram dibayar tunai," Bara mengucapkan ijab qabul dengan lancar.
Dila menangis haru tak menyangka sang suami bisa melakukan hal semanis ini. Rekaman video pernikahan mereka berganti dengan lagu akad dari Payung Teduh.
'Betapa bahagianya hatiku saat
Ku duduk berdua denganmu
Berjalan bersamamu
Menarilah denganku
Namun bila hari ini adalah yang terakhir
Namun ku tetap bahagia
Selalu kusyukuri
Begitulah adanya
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap
Dan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya telah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah telah tiba
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Namun bila kau ingin sendiri
Cepat cepatlah sampaikan kepadaku
Agar ku tak berharap
Dan buat kau bersedih
Bila nanti saatnya telah tiba
Kuingin kau menjadi istriku
Berjalan bersamamu dalam terik dan hujan
Berlarian kesana-kemari dan tertawa
Namun bila saat berpisah telah tiba
Izinkanku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kau temani diriku
Sudilah kau menjadi temanku
Sudilah kau menjadi istriku.'
"Bara." Panggil Dila memberikan kecupan manis di bibir Bara. Malam ini malam yang paling bahagia untuknya. Merasa sangat dicintai.
"Sedalam samudra tlah aku selami. Setinggi langit di angkasa. Telah ku arungi. Sepanjang kehidupanku. Aku mencari. Sebentuk kelembutan hati. Cinta sejati. Ooh.Kini Usai sudah Segala penantian. Panjangku, Setelah temukan,Dirimu duhai kekasihku.Hanya
dihatimu akan kulabuhkan hidupku. Karena kaulah cinta terakhirku. Berjuta kejora terangi gelap malamku. Tetap tak seindah cahaya mata hatimu.
Oh Ho Kini. Usai sudah segala penantian panjangku. Setelah temukan dirimu duhai Kekasihku. Hanya dihatimu akan kulabuhkan hidupku karena kaulah cinta terakhirku. Woo. Kini usai sudah segala penantian
panjangku. Setelah temukan dirimu duhai kekasihku. Hanya dihatimu akan kulabuhkan hidupku karena kaulah cinta terakhirku." Bara menyanyikan lagu cinta terakhir dari Ari Lasso.
"Aku mencintaimu suamiku." Dila memeluk Bara dengan erat.
"Aku juga mencintai kamu istriku. Selamat ulang tahun juga istriku. Semoga kamu selalu kuat dan sabar menghadapiku. Selamat anniversary pernikahan kita yang pertama. Dua hari lagi kita genap menikah satu tahu. Sudah banyak kita lalui selama satu tahun ini. Berjanjilah tidak meninggalkanku dan hanya maut memisahkan kita."
"Aku berjanji sayang." Mereka berdua larut dalam tangis. Mereka berciuman dengan tangisan.